Chapter 15

552 24 3
                                    

Washington DC Police Department,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Washington DC Police Department,

Calysta pandangi seisi ruangan yang tengah terlihat kacau. Dari semua orang yang berada di ruangan itu, mungkin hanya dia saja yang tengah duduk menunggu. Meski terlihat santai, sejujurnya dalam hati terjadi pergolakan yang cukup besar. Ini bukan merupakan kasus pembunuhan biasa. Kematian perdanan mentri Spanyol di wilayah Amerika akan memicu ketegangan antar dua negara. Meski ditetapkan sebagai saksi, tidak menutup kemungkinan dia akan dituntut sebagai pembunuh karena tidak adanya saksi lain. Tempat kejadian terlihat begitu bersih. Dari apa yang Calysta dengar, pasangan suami istri di dalam rumah tersebut tewas. Juga dengan pembantu mereka. Sementara penjaga gerbang lolos dari tuduhan karena mereka terlihat di cctv dalam pos selama kejadian berlangsung. Dari kesaksian penjaga gerbanglah posisi Calysta tersudut, karena mereka bilang setelah mobil Taylor keluar, tidak ada lagi orang yang masuk ke dalam.

Mendadak tubuh Calysta menggigil mengingat serentetan kejadian yang baru saja terjadi. Dia masih belum percaya bisa selamat dari semua ini. Calysta semakin mengeratkan jas milik Cars yang melingkar di tubuhnya. Aroma khas dari pria itu yang menguar dari jasnya seolah berusaha menenangkan.

Kini tatapan Calysta tertuju pada Cars yang sejak tadi tengah berdebat dengan kepala kepolisian dari dalam ruangan yang tersekat oleh dinding kaca. Cars melarang Calysta membuka mulut sebelum pengacara datang. Entah apa yang terjadi di dalam sana sehingga Cars yang sedari tadi duduk kini berdiri dan berkacak pinggang sembari menatap nyalang kepala kepolisian lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Apa yang terjadi?" tanya Calysta begitu Cars datang mendekat. Tapi belum sempat pria itu menjawab, Taylor datang dengan Jake dan Brian, pria berusia empat puluh lima tahun yang merupakan pengacara pribadinya.

"Ya Tuhan, Callie kau baik-baik saja?"

"Aku harap kau lebih dari mampu menjalankan peranmu sebagai managernya," tiba-tiba kata Cars. "Bagaimana bisa kau tidak dapat dihubungi di saat-saat darurat."

Calysta dan Taylor sama-sama terkejut akan kata-kata Cars. Tapi pria itu tampak acuh dan malah lebih memilih untuk bicara dengan Brian.

"Maafkan aku, Callie. Aku menyempatkan untuk treatment wajah sembari menunggu waktu menjemputmu dan tanpa sadar baterai ponselku habis."

"Tidak apa Taylor. Tapi aku tidak bisa menoleransi lagi jika ponselmu kembali tidak aktiv di saat kuperlukan." Kata Calysta, lalu dia melirik Jake, "kenapa dia ada di sini? Bukankah ini hari liburnya?"

"Aku yang menghubunginya dan membawa dia kemari," jelas Taylor.

Calysta memperhatikan Jake dalam diam. Pria itu memakai stelan jas rapi seperti biasa namun aroma yang menguar dari tubuhnya sangat berbeda. "Apa kau habis berkencan?"

"Iya...?" Jake tampak terkejut. Dia tidak siap akan pertanyaan itu.

"Tidak heran bagi pria-pria sibuk seperti kalian memanfaatkan waktu libur yang hanya sebentar itu untuk berkencan. Apakah kau meninggalkan teman kencanmu untuk kemari Jake?"

Calysta FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang