Chapter 22

688 32 1
                                    

btw aku lupa banget kasih warning di chapter sebelumnya karena draft yang langsung aku post tanpa edit😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw aku lupa banget kasih warning di chapter sebelumnya karena draft yang langsung aku post tanpa edit😭

Pagi itu sekitar pukul sepuluh, Allure Harmony bersandar di pelabuhan Le Havre kota Paris. Salah satu pelabuhan besar yang dikunjungi oleh ribuan kapal pesiar setiap tahunnya. Menjadi sangat strategis ketika para turis ingin berkunjung ke tempat-tempat wisata yang terkenal seperti gereja St. Joseph yang dirancang oleh Perret dengan kaca patri yang melapisi menara tinggi. Mereka juga bisa mengunjungi museum Malraux Le Harve merupakan rumah bagi koleksi lukisan impresionis terbesar. Jika bosan, berkendara melintasi Pont de Normandie untuk singgah ke Honfluer sebuah kota kuno bagi pelukis Impresionis Eugene Boudin dan komposer Erick Satie. Jangan lupa juga untuk mencicipi keju dan sari apel lokal, makanan khas daerah yang banyak ditemukan di pasar makanan Les Halles.

Orang tua Calysta mempunyai darah separuh Paris dan besar di kota ini. Tentu saja dia tidak asing dengan segala macam hiruk pikuk kota yang dijuluki sebagai kota cinta karena semuanya terlihat serba romantis. Tetapi jujur saja sebagai warga lokal yang tumbuh besar di sana, Paris tidak seperti apa yang orang-orang khayalkan. Paris sama seperti kota-kota lain yang mempunyai nilai plus dan minusnya. Kemacetan masih menjadi momok utama di kota-kota besar saat jam kerja. Pengemis yang menghiasi pinggir jalan dan tempat publik, juga para tunawisma yang terkantung-kantung di jalan menjadi bukti pemerintah gagal dalam menciptakan kesejahteraan masyarakatnya. Yang lebih menjijikan bagi Calysta adalah tikus-tikus yang sangat eksis keberadaannya tanpa kenal malu bersliweran bukan hanya di selokan tetapi tempat wisata dan juga tempat umum. Bukan hanya satu dua ekor saja, mereka ada terlihat dalam berkelompok. Pernah Calysta mabuk di usia enam belasan tahunnya dan tidak sengaja tidur setelah memuntahkan isi dalam perut di samping gang sebelah bar, saat dia sadar sudah ada dua ekor hewan pengerat itu yang sedang menggigit sepatunya. Untung saja saat itu dia belum menderita myshopobia. Jika hal itu terjadi sekarang, mungkin dia sudah pingsan.

Beberapa mini bus dan juga mobil sewaan pribadi berderet di pelabuhan siap untuk mengantar para penumpang ke tempat yang mereka inginkan. Sebagian memilih berdiam diri menikmati fasilitas megah kapal tersebut. Sementara tujuan akhir Calysta memanglah Paris. Sekarang dia sedang berada di sebuah pantai yang letaknya tidak terlalu jauh dari pelabuhan. Menemani Ben yang sejak semalam merengek meminta waktunya untuk bersama sebelum pria itu melanjutkan busniess tripnya ke Roma.

Sempat ada perdebatan antara Ben dan juga Cars. Keduanya memaksa Calysta untuk ikut mereka masing-masing dengan tujuan yang berbeda. Cars ingin langsung membawanya pulang ke mansion keluarga Arcene dengan alasan keamanan, sementara Ben masih ingin menghabiskan waktu bersamanya.

Calysta memilih Ben, alasannya sangat sederhana. Setelah ini geraknya akan terbatas apalagi tinggal di mansion keluarganya juga dengan segala aturan-aturan yang ada, dia memilih menikmati aroma laut terlebih dahulu. Untuk itu Cars memberinya waktu dua jam sebelum dia dijemput, juga memperingatkan Ben untuk menjaga keselamatannya. Sejujurnya ini juga cara Calysta untuk mengulur waktu agar dia tidak bersama Cars dalam satu tempat apalagj hanya ada mereka berdua. Sejak kejadian beberapa hari lalu, Calysta benar-benar menghindari pria itu.

Calysta FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang