Chapter 16

268 23 2
                                    

Sebuah gelas melayang dari tangannya dan hampir mengenai seseorang jika saja orang itu tidak berkelit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah gelas melayang dari tangannya dan hampir mengenai seseorang jika saja orang itu tidak berkelit.

"Bagaimana bisa kau meninggalkan jejak seperti itu? Dia bahkan secara jelas menggambarkan wajahmu! Kau memang tidak berguna!"

"Aku akan membereskannya secepat mungkin."

"Tentu saja kau harus membereskannya, Hunter! Aku tidak ingin gara-gara kau rencana yang sudah kubangun bertahun-tahun rusak begitu saja. Pergilah! Kau tahu harus kau apakan wajah sialanmu itu!"

Setelah orang yang bernama Hunter itu keluar, dia berdiri merapikan jas yang melekat di tubuhnya. Sedikit memperhatikan penampilan pada kaca meja yang memantulkan bayangannya ketika berdiri. Rambut dengan gaya buzz cut serta satu telinga yang bertindik sedikit menonjolkan sisi maskulinnya dimana orang lain lebih memilih tato untuk menunjukan kesan garang.

Berjalan dengan diikuti tiga orang bodyguard menuju basemen di mana mobilnya terparkir. Dia masuk ke dalam mobil begitu supir membuka pintu kursi penumpang belakang. Seseorang masuk ke dalam mobil begitu dia baru saja membuka laman berita tentang kematian perdana menteri Spanyol.

"Sir, dengan sangat menyesal Saya harus bilang jika kita gagal mendapatkan Anaphalis."

Dia merasa muak karena berita buruk yang tak henti-hentinya dia dapatkan. Anaphalis sendiri adalah bentuk guci yang terbuat dari keramik berukiran bunga edelweiss. Keramik tersebut hanya dibuat tiga buah oleh pemahat terkenal asal Estonia. Meski sekarang beliau sudah wafat lebih dari lima belas tahun, karya peninggalan beliau masih tetap diburu para kolektor.

"Sudah kubilang, aku harus membeli keramik itu apapun yang terjadi. Kenapa lagi-lagi kau mengecewakanku?!" Dia berbicara sambil berteriak. Entah kenapa sejak tadi orang-orang selalu membuatnya merasa kesal.

"M-mafkan Saya, Sir. Pihak kita dengan cepat bernegoisasi sebelum pelelangan tersebut tapi sayang sekali kita kalah start. Ada yang lebih dahulu menawar benda tersebut dengan nilai tinggi dan mereka melepaskannya."

"Siapa yang berhasil mendapatkannya?"

"Saya tahu ini terdengar konyol tapi lagi-lagi orang bernama Aphrodite-lah yang membelinya."

"Bukankah dia juga yang merebut lukisan yang sedang kuincar dalam pelelangan dua bulan yang lalu?"

"Benar Sir dia orang yang sama. Ketika Saya bertanya seperti apa ciri-cirinya mereka mengatakan satu hal yang sama persis. Wanita cantik yang bertopeng. Dia enggan membeli dengan nama aslinya. Semua transaksi yang digunakan benar-benar bersih tanpa celah sehingga Saya kesulitan untuk mencari tahu siapa sosok asli di balik Aphrodite itu."

"Aphrodite sialan! Siapa sebenarnya dia?! Kalau dia terus menggangguku seperti ini, tidak ada pilihan lain untuk menganggapnya sebagai masalah serius."

"Lalu apa yang harus Saya lakukan, Sir?!"

Calysta FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang