Chapter 18

426 35 2
                                    

Jake malang yang saat itu berumur enam belas tahun harus kehilangan kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake malang yang saat itu berumur enam belas tahun harus kehilangan kedua orang tuanya. Mereka meninggal karena kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik dari rumah tetangga sebelah. Saat itu Jake dan keluarga tinggal di sebuah rumah susun yang terhitung kumuh berada di pinggiran kota Madrid. Puluhan rumah hangus juga menewaskan banyak korban. Butuh waktu dua hari untuk memadamkan api, meninggalkan puing-puing tak bersisa dari bekas bangunan. Bau gosong dari tubuh-tubuh terbakar tercium beberapa meter dari tempat kejadian karena saat itu musim panas dan angin menerbangkan hembusan tragedi memilukan itu.

Entah sebuah keberuntungan atau kesialan bagi mereka, Jake dan sang kakak tidak ada di tempat saat kejadian. Dia sedang bermain sementara kakak perempuannya sedang bekerja di sebuah rumah makan. Tragedi tersebut begitu mengguncang jiwa sang kakak hingga dia terpaksa mengirimkannya ke sebuah rumah sakit jiwa untuk berobat.

Jake yang saat itu masih remaja dipaksa untuk dewasa. Bekerja sebagai kuli panggul di pasar tradisional untuk menghidupi diri sendiri juga membeli obat-obatan untuk kakaknya. Bukan tidak ada pekerjaan yang lebih baik, tetapi siapa juga yang mau menerima anak remaja yang putus sekolah tanpa ijazah? Dia harus merelakan banyak mimpinya kala itu.

Hari itu seperti biasa, Jake mengangkut beberapa barang dengan punggungnya. Panas dari terik matahari membakar kulit, menghasilkan keringat yang mengucur dari pelipis. Bajunya pun sudah basah sehingga otot perutnya dapat tercetak padahal masih beberapa jam lagi dia baru selesai. Jake menerima upah setelah memasukan beberapa karung ke atas mobil bak. Dia mengelap sisa keringat dengan handuk yang melingkar di leher. Sambil berjalan, Jake menerima telepon dari nomor yang tidak dia kenal. Begitulah kabar buruk kembali dia dapatkan, kakaknya mengalami kecelakaan lalu lintas. Bagaimana bisa? Pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa kakak Jake kabur dari rumah sakit jiwa dan tertabrak sebuah mobil sekarang kondisinya kritis.

Dokter bilang tidak ada harapan bagi sang kakak untuk hidup dengan luka kepala yang cukup serius dan menolak untuk bangun. Jake masih tetap keras kepala mempertahankan kakaknya yang sedang koma. Masih percaya bahwa suatu saat nanti akan terbangun meski kecil kemungkinan. Meski sebagian ingatannya akan menghilang, Jake masih terus melambungkan harapannya. Hanya itulah yang membuat dia bertahan pada dunia, banting tulang siang dan malam untuk membiayai rumah sakit tempat di mana kakaknya dirawat.

Sadar bahwa pekerjaannya tidak cukup dapat menghasilkan banyak uang, dia mencari jalan pintas lainnya. Mula-mula dia mencopet, menjadi kurir pengiriman narkoba hingga entah bagaimana berakhir sebagai ketua geng dari para preman jalanan. Mendapatkan uang sekarang bukanlah hal sulit, dia cukup memerintahkan anak buahnya untuk meminta uang keamanan kepada para pemilik rumah makan. Atau menyediakan jasa pukul bagi yang membutuhkan. Biasanya orang-orang yang memberi hutang kepada orang lain akan memerlukan bantuan untuk menagih. Tidak jarang dari para pengutang yang babak belur dan memberikan aset mereka untuk melunasi.

Jake ingat hari itu dia datang ke sebuah rumah makan setelah menerima pesan dari anak buahnya bahwa si pemilik tidak sanggup lagi memberikan uang keamanan karena bisnis mereka yang sedang sepi. Sama seperti yang sudah-sudah, terjadi perkelahian atau lebih tepatnya pihak Jakelah yang menghajar si pemilik. Mereka semua merusak seluruh properti dalam rumah makan itu hingga semuanya terlihat begitu kacau. Meja dan kursi terbalik, juga sisa-sisa bahan makanan yang tercecer di lantai. Pecahan kaca berhamburan dengan bercak darah dari tubuh si pemilik yang tertimpa. Setelah puas memberikan pelajaran, anak buahnya mengambil beberapa benda dan sisa uang dari laci. Mereka berniat untuk pergi dari sana tetapi seorang pria dengan jas rapi baru saja memasuki ruangan.

Calysta FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang