Strategi 1

142 20 19
                                    

*force pov*

Aku melangkahkan kakiku keluar dari kendaraan yang ku gunakan untuk menjemput tuan muda Qenan.

Hari ini beliau punya banyak agenda penting yang harus dia hadiri.

Mengapa aku memanggil tuan muda dengan nama Qenan?.

Aku tau, beliau memiliki nama panggilan lain.

German.

Aku tau itu.

Itu adalah nama panggilan masa kecilnya dan nama panggungnya ketika beliau masih aktif berkarir sebagai musisi.

Tapi tuan muda kini tak ingin dipanggil dengan nama itu.

Dari beberapa orang, hanya segelintir orang yang masih memanggil beliau dengan nama panggilan kecilnya.

Tuan besar mark, nyonya sea, dan ayah dari tuan muda.

Benar, tuan perth yang sampai detik ini tak tertarik menjadi bagian dari keluarga siwat.

Sejauh ini, setauku hanya mereka yang cukup berani memanggil beliau dengan nama itu.

Mengapa cukup berani?.

Karena tuan muda akan marah besar jika nama itu disebutkan oleh sembarang orang.

Oke baiklah, lupakan perihal nama. Aku harus fokus pada pekerjaanku.

Sekarang tepat jam 8 pagi dan aku harus sudah berdiri di depan unit apartemen beliau.

Seharusnya sebentar lagi beliau akan keluar dari unit apartemennya.

*klik*

"Selamat pagi Tuan muda". Sapaku dengan sopan.

Beliau sangatlah tepat waktu.

"Hmn". Tuan muda hanya menggangguk dengan ekspresi datarnya.

Sesungguhnya tuan muda qenan memiliki senyum yang mempesona. Namun nampaknya, dia telah melalui sesuatu yang menyakitkan hingga membuatnya jarang membagikan senyumannya.

Well.... rata rata mereka yang berada di posisi atas memang jarang tersenyum. Yah, biar bagaimanapun, mereka harus menjaga wibawa mereka.

Terlihat terlalu ramah terkadang akan mengurangi wibawa mereka.

"Force, malam ini aku ada sedikit urusan pribadi. Aku akan menggunakan mobilmu". Ucap tuan muda ketika masuk ke dalam mobil.

"Baik tuan muda". Jawabku.

Apa aku sudah bilang bahwa beliau punya banyak agenda rahasia?.

Kurasa sudah.....

Apa yang beliau lakukan setiap kali beliau ke amerika?.

Mengapa beliau selalu menghilang tiba tiba?.

Mengapa beliau butuh menggunakan mobilku?.

Jawabannya, aku juga tidak tau dan aku tak berani menanyakan hal itu.

"Tuan muda, kelihatannya ada masalah dijalan. Mungkin kita akan terlambat 30 menit". Ucapku ketika melihat kemacetan lalu lintas.

Tuan muda tidak menjawabku dan terlihat menatap ke sisi lain di jalan.

Aku melirikkan mataku ke posisi dimana beliau menatap.

Dipinggir jalan, aku bisa melihat seorang perempuan bertubuh pendek sedang berjalan bersama pria bertubuh jauh lebih tinggi darinya sembari bergandengan tangan.

Mereka terlihat seperti kakak adik yang usianya terpaut sangat jauh.

Gadis pendek itu terlihat sangat menggemaskan dengan pakaian santainya. sedangkan prianya mengenakan jas lengkap mirip dengan yang tuan muda qenan kenakan.

My Beautiful Fate. (End)Where stories live. Discover now