"Kau sudah tau perihal ini kan?".Mark melemparkan foto foto kebersamaan antara german dan blizzard beberapa minggu belakangan dimeja kerja sea.
Setelah menghela pelan, sea menganggukkan kepalanya mengakui bahwa dia tau selama bertahun tahun ini german sudah mengawasi dan turut serta menyingkirkan orang orang yang berpotensi membahayakan blizzard.
Sea tau apa alasan lain german selalu punya jadwal ke luar negri. Tujuan pertama berpergiannya memang berbeda beda, namun anehnya dia selalu menyempatkan dirinya ke amerika.
"Jika kau tau mengapa kau tak memberitau ayah?!". Mark marah besar pada sea.
"Kau lihat ini?!. Anak brengsek itu kini berhasil menjalin hubungan dengan blizzard!. Dia bahkan berhasil masuk ke rumah paman rathavit!!".
Mark terlihat sangat frustasi.
Dengan terjalinnya hubungan german dengan blizzard yang merupakan cucu kakek rathavit, maka keluarga siwat lainnya pasti mendukung posisi german.
"Ayah, tenanglah. Aku selalu berkomunikasi dengan gale. Gale menjamin dukungannya pada kita tidak akan berubah sedikitpun. Perihal hubungan german dan blizzard, itu adalah bagian kisah mereka. Aku yakin, german tak memiliki niatan lain".
"Sea!. Mengapa kau begitu naif?. Kau tak lihat apa yang anak brengsek itu bisa lakukan?. Dia bahkan membakar studio ayahnya dan mengancam keselamatan Air!. Kenapa kau tak paham bahwa jauh di dalam dirinya anak brengsek itu seorang iblis!".
"Ayah, sea mohon. Jangan memulai perpecahan ini semakin besar. Urusan german biar sea yang atur. Posisiku sebagai kepala dikeluarga siwat tidak akan digeser siapapun. Percaya pada sea". Sea memohon pada ayahnya yang dia tau tak segan segan mengambil tindakan ekstrim untuk menyingkirkan ancaman.
"Hmn!". Akhirnya mark mengalah.
Sea tersenyum melihat bagaimana ayahnya selalu mengalah dengan kelembutan.
Sea belajar cara mengambil hati ayahnya yang sekeras batu dan sedingin es itu dari papanya.
"Papa kapan pulang ke thailand yah?".
"Mungkin minggu depan". Jawab mark semakin melembut mengingat wajah suaminya gun.
"Jika nanti papa tiba, kabari sea dan sky na?. Air rindu kakek gun katanya".
Mark seketika tersenyum mengingat cucunya yang manis dan sangat menggemaskan itu.
"Apa air dirumah?".
"Hmn. Air bersama sky. Lihat yah, kemarin dia merajuk seharian karena sky membelikannya gitar mainan dan bukan gitar asli seperti milik ayahnya".
(Wajah air kurang lebih mirip begini. Pipinya chubby kayak bapaknya 😍 )
"Huahahahaha!!!. Lihat wajah itu!". Mark tertawa lepas melihat foto cucunya air saat merajuk.
YOU ARE READING
My Beautiful Fate. (End)
FanfictionAku akan membuktikan pada duniamu bahwa aku pantas. *lanjutan cerita dari 'the piravich triplet's diary'.