Hari itu sekitar jam 11 disiang hari, tepatnya dua minggu setelah blizzard melahirkan anak kembarnya.
Seseorang yang tak terduga tiba dirumahnya bersama seorang pria yang blizzard yakini adalah satu satu dari tangan kanan paman german, mark siwat.
Tangan kanan mark siwat dengan beraninya muncul dikediamannya membawa seorang yang cukup berpengaruh di dunia bisnis thailand.
Pria itu berusia sekitar 40 tahun dan dia adalah keponakan dari raja thailand.
Apakah itu artinya pria itu adalah seorang pangeran?.
Tidak.
Ibu pria itu adalah sepupu jauh raja thailand yang menikah dengan rakyat biasa.
Itu artinya dia bukan lagi keluarga kerajaan.
Tapi tentu saja sebagai bagian dari keluarga kerajaan, pria itu memanfaatkan koneksinya untuk memonopoli beberapa bidang bisnis.
Well, siapa yang berani mengusik keluarga kerajaan?. Tidak ada bukan?.
Ada!!.
Dia sedang duduk santai disofa diruang tamu sembari menikmati cemilannya.
Blizzard piravich namanya.
Blizzard bahkan menaikan satu kakinya disofa dan duduk menyender seakan dia duduk disinggahsana tak perduli ada seseorang yang harusnya dia hormati didepannya.
Bahkan ketika beberapa orang memberi salam hormat dan menunduk layaknya hamba kepada pria itu, blizzard nampak masa bodoh dengan tatapan tak bersemangat dimata sayupnya.
Tunggu!. Apa blizzard sungguh tak tau adab dithailand?.
Atau mungkin.......blizzard memang sengaja mengingat pria itu memang bukan lagi bagian dari keluarga kerajaan?.
"Tidakkah anda tau adab?. Seharusnya anda saat ini memberi salam sopan kepada tuan parayut atau bahkan mencium kaki beliau". Tanya tangan kanan mark siwat mencoba mempermalukan blizzard.
*deg!*
Hal itu segera memancing kemarahan force dan beberapa penjaga kediaman albrecht tanapon yang ikut masuk mengawal pertemuan tak terduga itu.
Dengan tatapan yang sangat menakutkan force menatap tak putus kepada tangan kanan mark itu.
"Dasar pengecut!. Kalian memanfaatkan situasi ketika tuan german tak dirumah berharap kalian bisa menekan tuan blizzard!". Pikir force yang paham bahwa keluarga tuannya pasti telah mereka pantau setiap gerak geriknya.
Terlebih mendadak kondisi kakek buyut dari german sedang mengalami penurunan kesehatan drastis hingga memaksa sang kepala keluarga tanapon itu untuk pergi sementara meninggalkan suami dan bayi kembarnya.
Force bersumpah hal ini tak akan berakhir baik jika mark siwat memanfaatkan situasi ini untuk menyakiti blizzard.
"Pft.....".
Tapi hey!. Blizzard malah tertawa santai.
Semua mata instan menatap ke arah pria misterius itu.
"Maaf tuan parayut. Seperti berita yang pasti sudah anda dengar sebelum kesini, saya baru saja melahirkan. Tak memungkinkan untuk menunduk....". Ucap blizzard dengan senyuman diwajahnya menatap kepada tuan parayut.
"Itu bukan alasan. Rakyat jelata tetap wajib bersujud kepada keluarga kerajaan". Sekali lagi tangan kanan mark siwat mencoba memanaskan situasi.
"Well... begitu kah?". Ucap blizzard dia menyeruput teh aneh berwarna hitam di cangkir keramik bergaya oriental tanpa menurunkan kakinya dari atas sofa empuknya.
YOU ARE READING
My Beautiful Fate. (End)
FanfictionAku akan membuktikan pada duniamu bahwa aku pantas. *lanjutan cerita dari 'the piravich triplet's diary'.