"Kakek apa kabar?". German masuk ke kediaman keluarga rathavit.Kakek rathavit yang sedang bermain catur dengan salah satu pelayannya segera melirik sosok tampan yang sering berkunjung ke rumahnya itu.
Dia mengangguk dengan ekspresi dinginnya mempersilahkan german untuk duduk.
"Kakek sendiri?. Dimana nenek?". German meletakkan hadiah hadiah mahal yang dia bawa untuk nenek rathavit dan nenek piravich di meja terdekat.
"Nyonya besar sedang ditaman". Jawab pelayan lawan main catur kakek rathavit sembari beranjak memberikan posisinya kepada german.
Kakek rathavit segera memulai ulang permainan caturnya.
"Kau tidak bekerja hari ini huh?".
"Tidak kek. Saya sengaja mengosongkan jadwal untuk menemui kakek. Ah bukan hanya kakek saja, kakek piravich juga". Ucap german yang sesekali melirik kepada kakek rathavit dengan gugup."Dan apa keperluanmu?".
*gulp*
"...............". German sejenak diam dan menelan ludahnya. Dia menyadari ada pedang samurai kakek rathavit disisi kanannya.
"My Twin baby.., wish daddy luck na...". Doa german.
Bulir keringat mengalir di dahinya.
"Ini mengenai p'blizzard kek".
Gerakan tangan kakek rathavit segera terhenti ketika dia akan memindahkan salah satu bidak caturnya.
Dia menatap german dengan tatapan dinginnya yang menakutkan.
Dia menggerakan tangannya memberi kode salah satu pelayannya untuk mendekat kepadanya.
"Ya tuan?".
"Panggil istriku masuk ke dalam dan undang besanku kesini".
Sejenak sang pelayan terdiam mendengar hal tersebut.
Tatapan mata sang pelayan yang biasanya selalu terkesan datar dan tak berekspresi kini terlihat tajam dan menakutkan.
Dia bahkan berani menatap german dengan tatapan seakan mengancamnya bahwa jika pertemuan ini untuk menyampaikan hal buruk, maka dia akan mati hari itu juga.
Tapi tentu saja german tak terintimidasi dengan tatapan itu.
Yang bisa mengintimidasinya hanya keluarga ayah dan papa dari sang kekasih.
"Baik tuan". Pelayan tersebut segera melaksanakan perintah sang tuan.
******
"Ada apa nak german?". Tanya kakek piravich pada german yang kini duduk dihadapan kedua pasang kakek nenek blizzard itu.
"Ekhem....". German berdehem terlebih dahulu sebelum akhirnya menyampaikan niatannya.
"Kakek, nenek... saya ingin menyampaikan niat saya. Saya Qenan albrecht tanapon ingin segera menikahi p'blizzard!!". Ucap german tegas.
YOU ARE READING
My Beautiful Fate. (End)
FanfictionAku akan membuktikan pada duniamu bahwa aku pantas. *lanjutan cerita dari 'the piravich triplet's diary'.