Blizzard yang terburu buru pulang lupa mengabari keluarganya hingga dia terpaksa harus menggunakan taxi untuk pulang ke rumahnya.
Ketika itu jam 10 malam dan dia baru tiba dirumahnya.
"Terima kasih p". Ucap blizzard memberi uang kepada supir taxi itu.
*ding dong*
Dia memencet bell rumah yang sudah dia tinggalkan selama kurang lebih lima tahun lamanya.
"Hmn?". Ketika blizzard masih menunggu seseorang membukakannya pintu, dia menyadari ada mobil yang berhenti tak jauh dari posisinya.
"Kenapa ada mobil yang parkir jam segini?". Pikir blizzard merasa sedikit curiga.
Wajar saja, selama dia hidup di amerika, diikuti dan dipantau oleh orang orang suruan dari mereka yang ingin sesuatu darinya sudah menjadi makananya sehari harinya.
"Maaf, ada keperluan apa ?". Tanya penjaga gerbang yang awalnya tak ada diposisinya.
"Hi paman". Blizzard menyapa sopan penjaga gerbang rumahnya yang sudah mengabdi dirumah itu begitu lama.
"Oh?!. Tuan muda blizzard kan?". Penjaga gerbang itu tak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Hmn. Siapa lagi paman?".
"Oh tuhan!. Tuan muda blizzard pulang!!". Pria itu berteriak senang sembari membukakan gerbang rumah megah itu.
Teriakan itu menarik perhatian semua orang hingga beberapa pelayan keluar begitu pula dengan mean.
"Ada apa?". Tanyanya dengan ekspresi khawatir.
"Tuan besar!!!. Ini, tuan muda blizz pulang!!".
Ucap penjaga gerbang itu.
"Hah?". Mata mean seketika melebar dan memastikan apa dia salah mendengar informasi atau tidak.
"Ayah.....". Blizzard tersenyum sembari berjalah menuju ayahnya yang sudah mematung diposisinya.
"Oh tuhan..... anakku pulang!!". Mean seketika berlari dan memeluk blizzard.
Tak lupa juga dia menciumi wajah dan dahinya.
"Kenapa tak memberi tau ayah?!. Ayah akan menjemputmu!".
"Hehe.... kejutan!!". Blizzard tersenyum, dia merasa bersalah karena telah begitu lama tak pulang.
"Ah ayo masuk, kau pasti lelah".
Mereka segera masuk membawa anak kesayangan itu kembali ke rumah mereka.
Sebelum blizzard benar benar masuk, sejenak dia menoleh ke belakang berniat menanyakan kepada ayahnya sejak kapan ada mobil yang boleh parkir sembarangan diperumahan mereka.
"Eh?. Sudah pergi?".
Tapi ketika mulutnya akan berucap, mobil itu sudah tidak ada.
"Ada apa blizz?".
"Tidak ada yah. Ayo kita masuk".
***********
"Kenapa tiba tiba kembali?". Tanya plan pada blizzard yang walau sudah larut tetap dipaksa makan oleh mean.
Dia tau, pasti anaknya itu tak makan apapun selama beberapa jam dipesawat.
"Plan!. Pertanyaan macam apa itu?". Mean protes.
"Ada yang salah dengan pertanyaanku?. Memangnya kau tak curiga apa yang membuat si keras kepala ini tiba tiba pulang tanpa pemberitahuan?".
Mean segera melirik ke anak bungsunya itu.
YOU ARE READING
My Beautiful Fate. (End)
FanfictieAku akan membuktikan pada duniamu bahwa aku pantas. *lanjutan cerita dari 'the piravich triplet's diary'.