"Honye, kenapa liburan cuma sebentar?" Syeha merajuk manja kepada pria di sebelahnya.
"Satu minggu cukup Syeha, papa kan juga harus kembali bekerja." Aariz menyambut tangan ramping yang merangkul di atas bahunya.
Syeha mencebik seakan tidak suka meski kemudian dia tertawa, bulan madu ini begitu romantis menyenangkan. Tidak salah memang dia memilih pria ini untuk menjadi pendamping hidupnya, bukankah banyak berseliweran di dalam novel online itu kalau yang namanya CEO itu sudah pasti tajir melintir tidak karuan. Begitu kenal dengan Aariz dia tidak mau melepasnya begitu saja, meski pada akhirnya baru diketahui kalau dia itu pria beristri.
Tapi perduli apa, yang penting sekarang mereka menikah meski beberapa KUA sempat menolaknya. Mereka memang terlalu ikut campur urusan orang lain, bukankah menikah itu lebih baik daripada zina. Dan lagi dengan menikah, sama saja dengan mengikat Aariz kepadanya sehingga Syeha tidak akan kuatir kalau sewaktu-waktu orang ini meninggalkannya, atau istrinya melabraknya. Mereka sudah menikah.
"Kita selpi dulu Honye, nanti akan posting di ige. Pasti banyak yang like, sapa tau ada yang endorse villa trus kita bisa honeymoon lagi." Syeha mengeluarkan smartphone-nya.
"Jangan sampe wajahku kelihatan, nanti ketahuan istriku." Aariz segera memalingkan wajahnya.
"Kenapa takut dengan wanita itu sih?! Kenapa gak ceraikan saja dia...? Aku lebih muda mana cantik aku." Syeha segera melempar cemburu.
"Jangan gitu, Zakia itu gimana juga istriku. Dia yang temenin papa dari nol sampe sekarang ini, papa sayang juga sama dia." Aariz menjelaskan.
"Haizzzzz wanita itu lagi." Syeha bersungut kesal, apa hebatnya dia hingga mas Aariz tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Padahal dilihat dari sudut manapun tetap cantikan Syeha, glowing, shimmering, splendid, nano coating, whatever.
Memang begitu adanya, dahulu ketika Aariz masih baru lulus kuliah dan belum mendapatkan pekerjaan, Zakia bersedia membagi penghasilannya kepadanya meski waktu itu job-nya masih terjemah kecil-kecilan. Mereka masih berpacaran dan wanita itu selalu mendukungnya. Ketika dia mendapatkan pekerjaan dan harus presentasi tapi laptop juga tidak ada, Zakia merelakan laptop itu dibawa dan dia mengerjakan terjemahannya ketika malam menjelang bergantian dengan jam kerja Aariz.
Hingga ketika mereka menikah, dukungan itu masih saja terus dia dapatkan. Zakia itu istri yang baik dan dia memberi seorang putra yang manis, Newa yang sudah remaja itu begitu menyenangkan hati Aariz. Tapi entah kenapa, meski rumah tangganya sempurna tapi ada rasa tidak puas menyeru ke dalam hati. Penghasilannya tinggi, kebutuhan rumah tangganya lebih dari tercukupi. Zakia bukan wanita hedon yang kerap terbang ke luar negeri hanya untuk berbelanja. Penghasilan Aariz yang demikian besar itu terkumpul banyak dalam bentuk deposito.
Hingga akhirnya Aariz tidak sengaja bertemu dengan wanita manja bernama Syeha, dia yang sedang meratapi mobilnya yang mogok di antara rintik hujan. Melihat Syeha yang manis itu Aariz merasa tergoda, apalagi pada pertemuan berikutnya ternyata wanita ini tidak keberatan diajak untuk sering bertemu. Pertemuan itu beragam, mulai dari acara main golf, makan di restoran, menjadi asisten dadakan dalam perjalanan bisnis, sesekali menginap di hotel bersama. Dan akhirnya mereka menapakkan kaki di pelaminan bersama.
Zakia wanita yang baik dan tangguh, bersamanya Aariz hampir tidak dimintai bantuan. Semuanya bisa istrinya lakukan sendiri, dia bukan wanita yang merengek ketika melihat kecoa, juga bukan wanita yang segera melirik ngiler ketika ada sebuah mobil mewah lewat. Zakia bukan wanita yang menyusahkan, dia mandiri, bahkan terkadang terasa sangat mandiri sehingga Aariz kerap seperti tidak berguna. Wanita tangguh itu memang terlihat keren, tapi memiliki mereka juga harus siap dengan apapun, dia tidak mudah diintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Between
RomanceAda ribuan kisah tentang pengkhianatan cinta dalam rumah tangga. Tidak menyangka, kisah Zakia menjadi salah satunya. Bukan, di sini dia tidak akan mengemis cinta dari Aariz suaminya. Lelaki hanya diperjuangkan hanya ketika dia layak. Selebihnya, bi...