Syeha berang, orang kaya sialan. Memang mencari yang kaya dan agak bodoh itu susah, cuma Aariz itu saja. Sayangnya dia sekarang malah ghosting, lelaki tidak berakhlak. Kenapa malah pergi ketika banyak hal beruntun terjadi, dan panggilan pemeriksaan dari kepolisian itu sangat menjengkelkan. Istri si Aariz itu benar-benar kurang ajar dan harus segera diberi pelajaran. Memangnya dia saja yang bisa begitu, apalagi anaknya itu, bisanya mengerahkan pasukan untuk membully dirinya. Bocah tidak mengenal akhlak.
Masih menggerutu dia menyetir, ditinggalkan oleh Aariz masih juga dicampakkan oleh pria bernama Sandy. Padahal harapan sudah membumbung tinggi, siapa tahu Sandy menginginkannya sebagai simpanan. Syeha tidak bermuluk ingin diperistri, istri orang itu sudah dua. Berjuang dengan pria satu istri saja rasanya terseok nyusruk apalagi dengan dua istri milik Sandy. Sayangnya orang itu tidak berakhlak juga, sudah melayaninya di ranjang seperti pelacur malah dicampakkan. Tangan ini juga kenapa selalu khilaf menggaplok orang, jadinya diusir dari kapal seperti gelandangan.
Belum lagi masih disodori uang seperti dia benar-benar pelacur yang membutuhkan bayaran. Memang ujungnya uang itu juga dia terima, lumayan ada beberapa puluh juta. Sudah dihina masa dia hanya pulang membawa badan, untung saja Roni juga Arul sudah pergi waktu itu. Seandainya belum pasti Syeha akan malu sekali, pria bernama Sandy itu awas saja nanti kalau bertemu lagi. Harusnya ditampol lebih keras lagi, mentang-mentang kaya, sombong.
Jadi terpikir mencari pesugihan saja, siapa tahu saking kayanya bisa dipakai untuk membeli sebuah bukit. Tapi mau menumbalkan siapa, mau ngepet tapi membayangkan diri menjadi babi sangatlah tidak elit. Mau memelihara tuyul membayangkan harus menyusuinya rasanya geli. Mau pergi ke gunung Kemukus saja mungkin, kan katanya cuma berzina saja dan melaksanakan ritual lain bisa dilakukan. Beberapa kali Syeha melihat socmed, banyak yang menawarkan suami atau istrinya untuk dijadikan pasangan zina di gunung Kemukus demi rupiah. Ini otak kenapa semakin tersesat.
Mobilnya berhenti di depan sebuah rumah bergaya klasik modern dengan pagar tinggi menjulang, jadi di sini tempat tinggal Aariz itu, lumayan besar juga. Dua orang satpam segera menghampirinya ketika langkah kakinya mendekati pagar, tentu saja akan ada satpam segala, kenapa bisa lupa. Sebagai rakyat jelita, satpam hanya ada di ujung kompleks perumahan saja, bukan di masing-masing rumah seperti ini. Dan Aariz sialan itu sama sekali tidak nampak batang hidungnya. Syeha semakin kesal.
"Buka pagarnya, tapi jangan biarkan dia masuk ke dalam rumah. Kalau itu terjadi segera panggil keamanan." Zakia memberikan perintah ketika seorang satpam menghubunginya.
"Ada apa Ma?" tanya Newa yang kebetulan sedang bersantai membaca manga.
"Ada ulat bulu, jangan dekat-dekat nanti gatal." Zakia menjawab dan menuju balkon.
Seorang bocah dilarang, ya sama dengan disuruh. Bukannya masuk tapi malah ikut mamanya menuju balkon masih dengan sebuah manga di tangan. Matanya segera menangkap ada seorang wanita yang beberapa waktu lalu melayangkan tangannya ke wajahnya, dia ada urusan apalagi kemari. Apalagi dengan dandanan yang seperti akan mengikuti sebuah fashion show, sepatu yang mirip kursi itu bukan main tingginya.
"Aariiiiiz ... !!" panggil Syeha kencang.
Zakia yang berdiri di balkon memandang ke bawah dan menggeleng, nekat sekali wanita ini datang kemari. Bukannya bertamu dan berbincang dengan sopan dia malah berteriak seperti tidak pernah belajar adab. Kalau dia datang dengan baik, bisa saja Zakia menyuguhkan minuman hangat untuk dinikmati. Dengan ditambah obat pencahar mungkin biar buang airnya menjadi sangat lancar dan dia tidak sempat kemana-mana dan hanya di rumah saja.
"Pelankan suaramu," sahut Zakia dari atas balkon.
"Di mana Aariz?!" tanya Syeha dengan mendongak ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Between
RomanceAda ribuan kisah tentang pengkhianatan cinta dalam rumah tangga. Tidak menyangka, kisah Zakia menjadi salah satunya. Bukan, di sini dia tidak akan mengemis cinta dari Aariz suaminya. Lelaki hanya diperjuangkan hanya ketika dia layak. Selebihnya, bi...