10. Parfum Siapa

1.3K 199 39
                                    

"Za," sapa Grace ketika tidak sengaja bertemu di supermarket. 

Zakia yang sedang memilih daging untuk rendang menoleh ke arah sumber suara. Beberapa meter dari tempatnya berdiri tampak sepasang manusia yang juga sama belanja, Grace dan Sandy. Grace itu adalah istri kedua dari Sandy, dan herannya mereka sepertinya tidak ada konflik seperti yang dia alami dengan suaminya. Ava sepertinya menerima saja ketika Sandy meminta ijin menikahi anak dari sahabatnya itu, urusan rumah tangga memang terkadang pelik. Tapi mereka sekarang bersama bagai pasangan yang serasi. 

"Belanja apa?" tanya Grace setelah peluk cium dengan Zakia. 

"Milih daging, mas Aariz katanya pengen rendang." Zakia menjawab. 

"Tapi kok pake Saikoro beef? Bukannya sebaiknya pake topside ya?" tanya Grace keheranan melihat benda di tangan Zakia. 

"Saikoronya buat besok Mbak, dibikin saikoro butter garlic. Mas Aariz suka daging sapi." Zakia menjawab. 

"Katanya Aariz lagi di Bali kan?" tanya Grace yang sempat mendengar suaminya bicara dengannya di telepon. 

"Nanti malam pulang Mbak, pastinya seneng kalo sampe rumah ada makanan kesukaan." Zakia menjawab. 

"Manisnya, Aariz beruntung banget ya," puji Grace sedikit iri. 

"Ehmm ... ehmm ... !" tenggorokan Sandy seketika terasa gatal. 

"Pak Sandy, kenapa?" tanya Zakia sopan. 

"Tenggorokan kering, cuaca." Sandy beralasan. 

Sandy ingin berdehem sekali lagi, betapa badjingannya orang itu, di sini istrinya belanja berusaha menyajikan yang terbaik untuk menyenangkannya. Sedangkan dia malah bersenang-senang dengan wanita lain. Tidak menampik, dirinya juga tidak suci, tapi setidaknya Sandy tidak pernah membohongi istri-istrinya. Segala kebutuhan mereka selalu terpenuhi entah apa saja itu. Bibir ini gatal ingin memberi tahu, tapi bukannya rumah tangga itu urusan masing-masing. 

Permainan golf saja waktu itu tidak dia ikuti hingga akhir hanya karena telpon wanita gatal itu. Aariz begitu tergila dengannya sehingga akal sehatnya kerap terbang tersapu angin. Apa bagusnya selebgram bernama Syeha itu, dikira Aariz itu tobat setelah pembatalan nikah, ternyata sama saja. Rasanya tidak tega melihat Zakia yang dibodohi sekali lagi, dia di sini menjalankan perannya sebagai seorang ibu juga istri yang baik, tapi suaminya malah melupakan janjinya dan kembali kepada wanita itu. 

Dua wanita itu berpamitan setelah bicara panjang lebar entah beberapa lama, hal itu biasa. Sandy di sebelahnya hanya menyimak saja tanpa ingin mencampuri urusan para wanita. Wanita tidak akan suka apabila pembicaraan mereka disela meski oleh suaminya sendiri. Dan lagi, hanya menunggu beberapa menit saja tidak akan membuat Sandy mati, jadi kenapa tidak bersabar sebentar hingga mereka menyelesaikan urusannya. 

"Pa, Mama iri sama mbak Zakia," ucap Grace setelah menuju kasir. 

"Kenapa?" tanya Sandy kemudian. 

"Mbak Zakia bisa tiap hari masakin suaminya, mama masak kalo Papa telpon mau nyamper aja." Grace mengemukakan alasan. 

"Maaf ya," jawab Sandy singkat sembari melempar senyum. 

"Iya deh, suruh sapa mau dinikahi sama lelaki beristri. Kan jadinya kudu sabar nunggu giliran." Grace tertawa menimpali. 

"Ya iya, udah terlanjur juga ya Ma kalo mau nyesel. Ikhlasin aja." Sandy menjawab menggoda istrinya. 

"Ikhlas kok, terpaksa," jawab Grace. 

"Dulu iya aja, sekarang terpaksa. Telat Ma," sahut Sandy yang hanya dijawab dengan tawa oleh istrinya. 

Sandy menatap kearah Zakia yang masih memilih buah Apel, memang rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Aariz sekarang berada di Bali, melihat perkembangan project sekaligus menggarap project sampingan berupa wanita. Sandy sempat bertemu dengan mereka di airport, wanita itu bergelayut manja di pundak Aariz tanpa merasa dosa. Memang akhlak adalah urusan masing-masing, tapi ketika melihat istrinya sedemikian rupa, terkadang ada rasa tidak tega. 

Love In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang