Semburat bahagia terpancar dari wajah Newa, setelah menunggu beberapa lama akhirnya mobil itu datang juga. Sebuah mobil sports berwarna metallic yellow itu kini sudah mendarat di rumahnya, rencananya mau mengambil yang glossy black tapi atas berbagai pertimbangan akhirnya warna ngejreng lah yang dipakai. Mau apapun itu Newa menurut saja karena pastinya saran mamanya adalah yang terbaik.
Tentu saja, mobil sports bentuknya memang mungil. Dengan warna gelap seperti glossy black akan terlihat gagah kalau siang, tapi bagaimana kalau malam. Zakia hanya mengkhawatirkan keselamatan putranya, meski sebenarnya memberikan sebuah benda seperti itu masih terlalu dini. Tapi bagaimana lagi, setidaknya biarkan saja dia menikmati penghasilan papanya mumpung masih ada waktu.
Segera setelah Aariz menandatangani semuanya, gugatan cerai itu akan segera Zakia layangkan. Vere sudah mencarikannya seorang notaris dan pengacara untuk mengurus semuanya. Zakia tahu diri, dia wanita terhormat dan cerdas, yang tidak akan berbuat brutal merendahkan diri melabrak wanita gatal itu. Bagaimana pun yang salah di sini bukan hanya si pelakor, Aariz juga bersalah telah tergoda dan membuka hati, dirinya juga bersalah karena tidak mampu menjaga suami.
Zakia tidak akan mengotori tangannya, apalagi hingga gelud bermain fisik. Dia paham betul resikonya, bukankah hal kecil saja bisa masuk dalam kategori penganiayaan. Rasanya memang ingin menjambaknya, menamparnya, menyiramnya dengan apa saja yang bisa dipakai. Tapi tidak, Zakia menahan diri. Dia tidak akan ikut merendahkan diri melayani wanita itu, jalani saja sesuai dengan prosedur dan mengambil kesempatan yang ada. Rencana ini harus mulus, sekali lagi wanita harus pintar.
"Test drive yok," ajak Aariz dengan senyum mengembang.
"Skuy lah Pa," jawab Newa bahagia.
"Ati-ati, mobil begini beda sama mobil biasa." Zakia berpesan kepada dua lelaki yang menjadi cintanya.
"Tuh Papa dengerin," sahut Newa yang masih menatap takjub mobilnya.
"Siap Ibu Negara," jawab Aariz dengan tangan menghormat.
Zakia tersenyum menatap kepergian dua orang yang salah satunya sempat menjadi orang yang paling penting dalam hidupnya. Atmosfer ini begitu menyenangkan, seandainya tidak ada kisah cinta segitiga itu pastinya akan menyenangkan. Harusnya rumah tangga ini sempurna, tapi rupanya Zakia hanya terlalu percaya sehingga cintanya kepada Aariz demikian buta. Zakia terlalu naif, menganggap semua orang itu baik. Tanpa bisa dia mengingat, bahwa kebaikan dan keburukan itu selalu ada.
Newa dan papanya sudah melesat mencoba mobil barunya, dengan polos bocah itu tertawa riang tanpa tahu kemelut yang terjadi di dalam keluarganya. Kedua orang tuanya memainkan peran masing-masing dengan sangat indah. Sehingga putranya menganggap semuanya masih baik-baik saja. Bagi Newa sekarang keluarganya benar sempurna, tanpa dia sadari bahwa ini adalah yang diinginkan oleh mamanya. Menikmati waktu yang hanya tinggal sedikit.
"Papa makasih," kata Newa di antara suara mesin yang terdengar menderu kencang.
"Buat apa?" tanya Aariz sambil fokus menatap depan.
"Udah dibeliin mobil begini, gak nyangka aja kan katanya kudu nunggu umur 17 baru boleh beli." Newa berucap syukur.
"Kan kamu udah denger apa kata mama, ini hadiah Nak. Ini hadiah karena kamu sudah bersikap baik, dah jadi anak baik." Aariz menjawab.
Tentu saja Aariz tidak akan mengakui semuanya, dia mengizinkan hanya karena tertohok oleh ucapan istrinya. Waktu itu Zakia berkata kalau bukan dia dan Newa yang membantu membelanjakan uangnya lalu siapa yang akan menghabiskannya, daripada dihabiskan oleh pelakor. Pada situasi biasa pasti Aariz tidak akan mengijinkan, Newa masih terlalu muda mendapatkan mobil ini. Tapi di sisi lain, Aariz hanya ingin segera menyelamatkan diri dari serangan kalimat istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Between
RomanceAda ribuan kisah tentang pengkhianatan cinta dalam rumah tangga. Tidak menyangka, kisah Zakia menjadi salah satunya. Bukan, di sini dia tidak akan mengemis cinta dari Aariz suaminya. Lelaki hanya diperjuangkan hanya ketika dia layak. Selebihnya, bi...