Zakia tetap mengeras, segala permohonan pencabutan gugatan cerai itu tidak pernah dipedulikan. Padahal kali ini Aariz menyatakan kalau dia akan tobat nasuha, rasanya sudah jera setelah anak istrinya memperlakukannya seperti orang asing. Terlambat dia menyadari bahwa cinta sejatinya ada di sini, di rumah ini. Entah kenapa waktu itu dia bisa tergoda oleh wanita itu, pertemuan pertama kalinya waktu itu, wanita bernama Syeha sudah menggoda dan menjeratnya dengan indah.
Aariz kembali melangkah di atas ubin yang juga dingin menyapa kakinya. Zakia tadi baru pulang entah dari mana, dia sudah tidak pernah berpamitan lagi kemana pun dia ingin pergi. Sekali lagi harga dirinya berantakan tidak karuan, dia ada namun seperti tidak ada. Rasanya diabaikan juga sakit sekali, meski paham atas dosanya tapi Aariz juga tidak ingin diperlakukan seperti ini. Berada di kamar yang sama tapi mereka seperti jauh, dan Zakia yang dengan tidak perduli atas kehadirannya dengan tenang menuju kamar mandi.
"Ya Tuhan," keluh Aariz,
harus dengan apa dia harus menebus semuanya dan mereka memaafkannya, gontai dia menuju sebuah meja di mana ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Bungkusan berisi butiran pil seperti vitamin atau obat entahlah Aariz tidak paham, apakah Zakia sakit. Belakangan dia memang sedikit terlihat pucat dan kalau sakit kenapa harus dipendam sendiri, setidak berguna itu kah dirinya sekarang.
Di balik bungkusan itu ada amplop yang menarik perhatiannya sekali lagi, tertulis dengan jelas dari salah satu dokter obgyn di kota itu. Penasaran ini semakin menyeruak, dan dengan cepat tangannya membuka benda itu hingga muncul selembar kertas yang bergambarkan janin yang tangan kecilnya mengepal erat. Hidungnya mancung seperti punya Newa. Kertas hasil USG kenapa ada di sini, dan bayi ini milik siapa, sekali lagi Aariz melihat sampul amplop dan membaca, Ny. Zakia Aariz Ghaffran.
"Zakia, hamil?" gumamnya dengan hati bergemuruh.
Aariz lemas antara panik terkejut dan bahagia, tentu saja. Masih teringat setelah pembatalan pernikahan itu mereka sempat memadu kasih dan menyatukan lagi tubuh juga hati. Masih lekat dalam ingatan Zakia melepas kontrasepsinya dan mengharapkan kehadiran adik bagi Newa. Aariz semakin lemas, jadi selama dia bermain dengan wanita lain, istrinya di rumah sedang mengandung anaknya dan dia harus mengalami ini tanpa diketahui olehnya. Dosa demi dosa yang telah dia lakukan semakin membuatnya menyesal.
Zakia yang baru keluar dari kamar mandi memandangi saja raut wajah yang terlihat berubah itu. Aariz terlihat tegang antara bahagia juga bingung. Harusnya ini menjadi momen yang indah seperti ketika kehamilan Newa yang dahulu, tapi kali ini entahlah. Bukannya Zakia tidak menginginkan bayi ini, bagaimana pun dia adalah rejeki dari Tuhan. Bayi itu akan tetap dirawat dengan baik seperti dia membesarkan Newa, darah daging yang muncul pada masa sulit seperti ini. Tuhan mungkin punya maksud lain.
"Oh, Mama lupa menyimpannya. Maaf, jadi ketahuan." Zakia berkata dengan ringan sambil mengelap wajahnya lembut dengan handuk kecil. Dia tidak terpengaruh dengan situasi yang segera berubah itu.
"Kenapa Mama gak bilang kalo hamil?" tanya Aariz lembut.
"Mama kira Papa gak menginginkannya, bukannya Papa lebih seneng ngabisin waktu sama wanita itu ya daripada sama kami?" tanya Zakia.
"Ma, jangan begitu. Gimana juga dia anak Papa," ucap Aariz lemah.
"Ya emang anak Papa, trus mau apa?" tanya Zakia lunak tapi tetap tidak peduli.
"Berapa bulan?" tanya Aariz yang memandang istrinya pedih.
"Hitung saja," jawab Zakia lirih.
"Dia?" tanya Aariz memandang perut yang agak membuncit itu.
"It's a girl," jawab Zakia perlahan.
Ada bahagia yang muncul seketika, bayi itu ternyata perempuan. Kurang apalagi hidupnya sekarang, sudah ada putra manis seperti Newa dan akan hadir bayi perempuan yang mungkin sangat menggemaskan. Seperti baby Rachel putri pak preskom mungkin. Tawa juga tangis seketika hadir, bahagianya sama seperti pertama kali Zakia mengatakan dia sedang berbadan dia belasan tahun yang lalu. Bayi perempuan adalah yang sangat dia inginkan sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Between
RomanceAda ribuan kisah tentang pengkhianatan cinta dalam rumah tangga. Tidak menyangka, kisah Zakia menjadi salah satunya. Bukan, di sini dia tidak akan mengemis cinta dari Aariz suaminya. Lelaki hanya diperjuangkan hanya ketika dia layak. Selebihnya, bi...