Bab 24 { Hesitancy }

492 66 17
                                    

Tok ... Tok ...

"Sakura ... Kau sudah bangun nak? Ini sudah pukul 9, apa kau tidak bekerja?" Panggilan sang ayah yang terdengar kencang, membuat gadis musim semi itu mengangkat kelopak matanya yang masih terasa begitu berat karena baru tertidur dua jam yang lalu.

"Hari ini aku shift malam tousan. Aku akan bangun sendiri nanti," Jawabnya dengan setengah bergumam karena rasa kantuk yang tak tertahan dan langsung membuatnya kembali terlelap.

Sebuah sentuhan lembut dari sebuah tangan yang tengah menyematkan helaian rambutnya yang menutupi wajah ke belakang telinga membuat gadis musim semi itu tersentak bangun. Begitu ia membuka matanya, Sakura seketika di buat kebingungan karena tidak ada siapa-siapa di sana. Shisui juga sepertinya telah kembali ke tempat pelatihan.

Saat ia akan kembali tidur, sang gadis musim semi hampir berteriak kaget begitu melihat Shisui ternyata ada di bawahnya, jika pria itu tak buru-buru membungkam mulutnya dan menariknya kembali ke dalam pelukannya, "Shisui kenapa kau masih ada di sini? Ku kira kau sudah kembali tadi," Ucapnya dengan setengah berbisik.

"Aku masih merefresh kepalaku, jika aku buru-buru kembali mungkin saja kepalaku tak bisa di gunakan lagi,".

"Hish alasanmu itu tidak akan bisa mengelabuiku. Aku tahu kau pasti ingin bersamaku nee," Ucapnya sembari mendorong dada pria itu lalu duduk di sisinya.

Ia yang baru menyadari tak memakai sehelang benangpun buru-buru menarik selimut itu dan melipatnya untuk menutupi tubuhnya hingga Shisui yang masih terpejam seketika terkejut dengan gerakan cepatnya itu,"Apa yang kau lakukan? Udara masih dingin berikan selimut itu," Ucapnya sembari menarik ujung selimut itu.

"Dame!"

"Sakura jangan serakah, berikan selimut itu,"

"Ku bilang tidak ya tidak," Ucapnya dengan nada ngotot, sembari menarik balik selimut itu dan memeluknya erat-erat hingga Shisui mengernyit bingung.

Pria itu pun segera terduduk, memperhatikan sang gadis musim yang semakin memalingkan wajahnya yang merona merah. Saat ia menyentuh helaian rambutnya gadis itu langsung menjengit dan mengeratkan pelukannya pada selimut itu, "Pfft aku tak menyangka walau sudah sering kita melakukan itu kau masih saja malu-malu kucing,"

"Ma ... Mana ada! Aku hanya tidak nyaman saja jika setiap pagi bangun seperti ini,"

"Benarkah?" Bisiknya dengan nada lembut nan menggoda hingga membuat bulu kuduknya berdiri sembari memeluknya dari belakang, "Ku fikir kau akan senang karena katanya udara pagi sangat bagus untuk mengencangkan kulit tubuh. Apalagi untuk bagian yang sering tertutupi," Ucapnya sembari mengecup punggung gadis itu hingga menjengit dan mendorong mundur bahunya dengan perlahan.

"Shisui kita sudah melakukannya semalam dan itu lebih dari cukup. Aku harus bekerja sebentar lagi jadi tolong biarkan aku beristirahat sebentar,"

Tatapan pria itu kini menjadi datar mendengar permintaannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun Shisui kembali berbaring, tapi kali ini ia malah memunggunggingnya. Sakura yang merasa tak enak pun perlahan bergeser mendekat lalu memegang bahunya dan mengusap-usap kepalanya, "Shisui kau marah?"

"Tidak aku hanya kesal, memangnya kenapa?"

"Pfft kau benar-benar seperti anak kecil," Ledeknya sembari terkekeh membuat Shisui langsung menarik sebuah bantal dan menutupi kepalanya.

Sakura nampak semakin terkekeh melihat tingkahnya itu. Ia pun membaringkan kepalanya pada bantal yang menutupi kepala Shisui sembari mengelus-ngelus bahunya, "Memangnya kau kesal kenapa hmm?"

"Kesal karena kau selalu membuatku luluh dengan wajah manismu," Ucapnya sembari berbalik dengan cepat, menggulingkan gadis itu hingga ia berteriak kaget saat Shisui langsung menahan tangannya di atas kepala.

My Life Partner Until EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang