Di keheningan malam itu, sang gadis musim semi nampak melamun sembari memegangi keningnya di sisi ranjang. Sudah beberapa alat testpack ia coba dan hasilnya sama, yakni ia positif tengah mengandung. Tes USG yang ia coba diam-diam di rumah sakit juga malah membuat kepalanya semakin pusing karena ia kini mengetahui kalau kandungannya sudah menginjak bulan ke-3.
Ia benar-benar bingung bagaimana harus mengatakannya pada Shisui dalam kondisi lingkungan mereka yang masih berstatus siaga 2. Di tambah Shisui akan di lantik menjadi seorang jendral yang otomatis membuatnya semakin tak bisa berbicara, karena ia tak ingin menambah bebannya atau merepotkannya.
Tok ... Tok ...
Gadis musim semi itu seketika tersentak kaget saat melihat Ino mengetuk pintu kaca balkoninya. Ia pun segera membereskan alat testpack juga hasil USG itu dan menyembunyikannya di laci meja rias, sebelum membukakan pintu kaca itu.
"Ada apa pig?"
"Jidat kau belum bersiap?"
"Bersiap?" Ulangnya sembari mengingat-ingat sesuatu hingga ia terbeliak saat melihat jam sudah menunjukan pukul 7 malam, "Pig aku lupa kalau Shisui akan tiba di desa sebentar lagi. Kau pergi duluan saja nanti aku menyusul,"
"Mau aku bantu jidat?"
"Tidak, terimakasih. Aku hanya perlu mengganti pakaianku," Ucapnya sembari dengan cepat berjalan ke arah lemari.
"Kalau begitu aku akan menunggu di gerbang desa nee? Mertua juga orang tuamu juga sudah menunggu di sana,"
"Ino tunggu ada yang ingin ku tanyakan," Hentinya sembari menarik tangan gadis pirang itu.
"Ehh menanyakan apa?"
"Uhmm, itu ... Apa pendapatmu tentang Shisui?"
Gadis pirang itu seketika mengernyit tak mengerti dengan pertanyaannya, "Maksudmu?"
"Uhmm anak-anak ... Ya, masalah anak-anak. Apa kau pernah melihatnya bermain dengan anak-anak?"
"Jidat kau benar-benar konyol, tentu saja aku pernah melihatnya bermain dengan anak-anak seperti Kenzou, Kenzi dan Kira. Aku bahkan sering melihatnya menggendong Shikadai atau Chou-Chou. Memangnya kenapa? Jangan bilang kau curiga kalau Shisui-san memiliki anak di luar sana," Celotehnya sembari menunjuk Sakura dengan tatapan curiga.
"Ti ... Tidak, aku hanya pernah mendengar kalau ia tak menyukai anak-anak. Jadi aku ragu kalau tiba-tiba mengandung, apa dia akan menerimanya atau tidak," Jelasnya dengan raut sedikit murung membuat Ino menyunggingkan senyumnya.
Lalu membawa masuk gadis musim semi itu karena udara di luar semakin dingin, "Jidat, dengarkan aku baik-baik. Semua orang di desa ini sudah tahu bagaimana sifat Shisui pada anak-anak. Untuk apa kau mengkhawatirkan sesuatu yang salah? Kalau kau memang tiba-tiba mengandung pasti dia akan sangat bahagia. Mungkin ia akan berlari keliling desa meneriakan kabar bahagia itu atau membagikan hadiah mahal pada setiap orang. Kau tahu kan bagaimana kelakuannya saat sedang bahagia?"
"Bagaimana jika anak yang ku kandung nanti perempuan Ino? Bukankah klan Uchiha sangat mementingkan gender? Apa Shisui akan tetap menerimanya?"
Gadis pirang itu seketika menghela kasar lalu menyentil keningnya hingga ia meringis, "Jidat, ku kira selama 7 bulan kalian menikah kau akan memahami Shisui-san. Tapi rupanya kau tidak memahaminya sama sekali,"
"Ishh apa maksudmu pig?"
"Haah ampun, Shisui-san itu pria penganut kebebasan juga modernisasi dan fikirannya tidak sekolot itu. Jika dia mengutamakan gender maka kau tidak akan di perbolehkan bekerja bahkan kau tidak di izinkan berpakaian seksi seperti ini," Jelasnya membuat gadis musim semi itu terdiam beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner Until Eternity
FanfictionDahulu cinta itu seperti matahari yang membuatku selalu bersemangat dan memiliki tujuan untuk hidup. Tapi kini cinta hanyalah seperti langit malam yang gelap juga dingin. Sebagai partner hidupku, tolong tetap tuntun aku agar tidak lagi terjatuh dala...