Bab 42 { Between Duties and Responsibilities }

371 55 43
                                    

"Ahaha kau tidak akan bisa mengejarku shannaro!" Teriakan ledekan sang gadis musim semi terdengar mewarnai ramainya suasana taman itu.

Shisui yang sudah cukup kelelahan karena ia baru tiba di desa dan langsung mengejarnya pun beberapakali nampak terhenti untuk mengatur napas. Ia yang sudah merasa cukup bermain-main pun segera berteleportasi dan langsung merangkul pinggangnya, hingga gadis musim semi itu terkejut bukan main, "Woaah! Kau benar-benar tidak pernah berubah shannaro!"

"Aku sudah sangat lelah Sakura,"

"Haissh segitu saja kau sudah lelah, apa kau sudah tidak pernah berolahraga lagi atau tubuhmu yang menua dini?" Ledeknya membuat Shisui langsung tersenyum simpul lalu menjawil hidungnya hingga memerah, "Aku tadi berlari dari tenggara ke Konoha, lalu mencari Kakashi ke seluruh penjuru desa. Belum lagi aku harus mengejarmu, bagaimana aku tidak lelah gadis konyol?"

"Ittteee! Lepaskan shannaro," Teriaknya sembari menepis tangan pria itu, "Kenapa kau harus berlari hah? Kita kan sudah punya kereta api sendiri. Tidak mungkin kalau kau tidak punya uang, karena selama 3 tahun ini Naruto bilang kau bekerja tanpa henti,"

Shisui seketika kembali tersenyum bahagia, karena bisa kembali mendengar celotehannya. Perlahan ia membuka kancing rompinya lalu sedikit mengangkat kaosnya hingga manik emerald itu terbelalak, "Karena ini," Ucapnya sembari menepuk-nepuk perutnya sendiri yang terlihat lebih atletis dan berotot, "Sebagai seorang jendral aku harus terus menjaga proporsi tubuhku agar terlihat lebih gagah dan berwibawa. Jadi aku tidak bisa menjalani hari dengan cara yang sederhana,"

"Woah, otot perutmu lebih bagus daripada Kakashi-sensei. Apa aku boleh menyentuhnya?" Tanyanya membuat Shisui langsung menurunkan kaosnya dan mengancingkan kembali rompinya lalu bersedekap dengan tatapan penuh curiga, "Jadi kau pernah melihat milik Kakashi?"

"Anata jangan mulai lagi," Ucapnya yang juga ikut-ikutan bersedekap dengan sorot sebal, "Apa kau lupa kalau aku ini seorang dokter? Wajar saja aku melihatnya karena setiap dia terluka aku atau perawat lain melihat tubuhnya,"

"Hmm menarik, aku tidak menyangka dia memiliki otot,"

"Haaaa? Apa kau tidak pernah melihat tubuhnya? Perasaan para shinobi seperti kalian sering berendam bersama di onsen,"

"Tidak, aku tidak pernah bermain kemana-mana. Terakhir ku lihat itu saat tubuhnya kembali menjadi manusia dan tidak ada otot di tubuhnya, bahkan tulang pun sepertinya tidak ada," Jelasnya membuat Sakura seketika tepuk jidat.

"Mattaku, cungkring-cungkring begitu sensei memiliki otot terbagus di Konoha. Kalau Shizune-san tahu kau memiliki otot yang lebih bagus darinya, ia pasti akan langsung menobatkanmu shannaro. Hihi ..."

"Aku tidak tertarik dengan gelar konyol seperti itu," Ucapnya sembari melangkah pergi dari sana yang langsung membuat Sakura juga mengikutinya dan merangkul tangannya, "Lalu gelar apa yang membuatmu tertarik?"

"Uhmm rahasia,"

Sakura seketika merengut kesal mendengar jawaban itu, "Ohh jadi kau mau mulai main rahasia-rahasiaan denganku?"

"Hmmm aku masih belum ingin mengatakannya jadi akan ku rahasiakan dulu,"

"Souka, asal kau berjanji tidak akan berniat buruk aku tidak akan mengorek isi kepalamu atau mendesakmu,"

"Nee, pastinya. Oh ya, ada satu hal yang masih ingin ku tanyakan karena ini benar-benar terasa mengganjal di hatiku," Ucapnya sembari terduduk di salah satu bangku.

"Apa?"

"Kenapa kau masih bersikap hangat padaku seolah tidak terjadi apa-apa kemarin?"

Sakura seketika menghela napasnya lalu bertopang dagu pada sandaran bangku itu, "Karena begitulah cara seorang istri menyambut suaminya. Tidak perduli sedalam apa sakit hatinya, tidak perduli semarah atau sebenci apa dirinya, ia harus tetap menjaga sikap dan menahan perasaannya agar rumah tangganya tidak karam,"

My Life Partner Until EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang