Suara degup jantung yang begitu keras dari sebuah alat yang tengah di gunakan Tsunade saat memeriksa kandungan Sakura, membuat Shisui tak bisa lagi menahan sunggingan senyuman bahagianya. Binar bahagianya semakin terpancar jelas saat wanita paruh baya itu menunjukan bagaimana gambaran calon bayinya pada sebuah layar monitor.
Genggaman hangat dari tangan Sakura seketika menyentaknya hingga reflek menoleh pada wanita itu, "Bagaimana?"
"Ini benar-benar luar biasa dan sangat ... indah. Walau dia terlihat hanya sebesar kepalan tanganku tapi dia begitu lincah,"
"Jadi sekarang kau yakin itu anakmu bukan benih semangka?" Tanya Tsunade membuatnya seketika terkekeh sembari mengusap tengkuknya.
"Hehe, anda masih menganggapnya serius, padahal aku hanya bercanda,"
"Hmm, pemeriksaannya sudah selesai. Kemarilah,"
Perlahan Shisui kembali menggendong wanita itu hingga ia bersemu merah dan duduk di hadapan Tsunade,"Ini resep obat yang harus di minum Sakura. Jangan lupa untuk meminum susu beserta makanan sehat lain dan perbanyak istirahat. Besok atau lusa kau tidak perlu bekerja, aku sudah membuat surat izin sampai kau melahirkan,"
"Selama itu shisou?"
"Nee, kau harus benar-benar menjaga diri. Karena anak yang kau kandung adalah anak emas," Ucapnya membuat Shisui menyunggingkan senyum jahilnya lalu kembali memasang ekspresi datar sembari mengusap dagunya dengan telunjuk.
"Jadi ... Anak itu anak emas nee? Hmm menarik,"
Sakura dan Tsunade yang selalu saja percaya dan selalu termakan dengan apapun yang di katakannya nampak saling melempar tatap terkejutnya, seolah baru menyadari sesuatu.
"Shi ... Shisui, ku harap apa yang ada di fikiranku tidak terlintas di benakmu shannaro,"
"Hmm? Memangnya apa yang kau fikirkan? Di benakku hanya ada satu pemikiran yaitu jika anakku adalah anak emas maka aku tidak perlu ngider keliling desa setiap malam lagi," Jelasnya membuat kedua wanita itu tepuk jidat karena apa yang mereka fikirkan malah menjadi kenyataan.
"Haa aku akan menyaring lagi ucapanku saat berbicara dengan pria modelan kau Shisui,"
"Pfft memangnya kenapa? Apa yang ku katakan benarkan? Jika anakku adalah anak emas maka aku tidak perlu mengambil shift malam untuk berpatroli keliling desa karena aku harus mengawasinya agar tak di gondol maling,"
"Mattaku, ku kira kau akan memanfaatkan anakmu sendiri shannaroo!"
Shisui seketika kembali tersenyum lalu meletakan tangannya pada pucuk kepala Sakura, "Walau anakku bukan seorang Uchiha yang murni. Aku akan selalu menjaga, memberinya kehormatan, kasih sayang hingga cinta yang utuh jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Apalagi masyarakat kita sudah modern mereka tidak akan perduli lagi akan hal seperti ini,"
"Souka,"
"Jadi apa ada nasihat lain lagi Tsunade-sama?"
"Oh ya aku hampir lupa, dia tidak boleh minum kopi, soda ataupun minuman keras lainnya. Kau harus mengawasinya selama 24 jam nee," Ucapnya sembari menatap dengan begitu dalam pada Sakura yang langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, karena ia merasa shisou nya itu tahu kalau ia habis meminum secangkir kopi.
"Shisou, apa tidak ada keringanan soal kopi?"
"Kopi hanya boleh di minum 2 atau 3 minggu sekali takarannya setengah gelas kecil saja,"
"Haa! Apa pantangannya seketat itu shisou? Bagaimana aku melewati hari tanpa kopi shannaro,"
"Haaa sepertinya kopi telah menggeser posisiku," Celetuk Shisui membuat wanita itu mengernyit, "Tapi tidak apa, sekarang kopi itu sudah tersingkirkan dan aku bisa kembali menjadi satu-satunya penguasa hatimu," Sambungnya sembari menyunggingkan senyum menyebalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner Until Eternity
FanficDahulu cinta itu seperti matahari yang membuatku selalu bersemangat dan memiliki tujuan untuk hidup. Tapi kini cinta hanyalah seperti langit malam yang gelap juga dingin. Sebagai partner hidupku, tolong tetap tuntun aku agar tidak lagi terjatuh dala...