"Ruka, setelah semua yang terjadi kenapa kau masih saja bersikeras membela gadis itu? Aku sudah mengatakannya di awal kalau dia tidak memenuhi kualifikasi untuk menjadi istri Shisui dan tidak akan pernah pantas. Sekarang saja dia sudah mencelakai putra kita lalu bagaimana di masa depan?" Ucapan Toshi yang terdengar cukup keras di ruang tunggu itu membuat Sakura seketika menghentikan langkahnya yang akan menemui mereka. Ia pun segera merapatkan diri ke tembok dan mengintip mereka dari celah pintu.
"Sakura memiliki hati yang lembut dan tak pernah menyakiti siapapun dengan sengaja Toshi. Aku yakin ini bukan kesalahan dia sepenuhnya,"
"Lantas siapa yang harus ku salahkan? Selama Shisui mengikuti pelatihan, dia yang memegang seluruh tanggung jawab juga peran Shisui di Konoha," Jelasnya membuat Ruka seketika berdiri dengan tatapan yang begitu kesal.
"Kalau begitu salahkan Shisui," Ucapnya membuat Toshi terbelalak, "Apa maksudmu Ruka? Setelah semua yang terjadi kau kini berfikir semua ini salah Shisui?"
"Ya, dia yang memberi tanggung jawab besar pada seseorang yang tidak mampu, maka dia juga yang harus di salahkan atau kau salahkan saja para petinggi militer yang menyuruhnya," Jelasnya membuat pria paruh baya itu mendecih kesal lalu berbalik memunggunginya.
Kesedihan kini terpancar jelas dari raut wajah Ruka, dengan begitu hati-hati ia menyentuh pundaknya dan bersandar pada punggung pria paruh baya itu, "Aku mengerti apa yang kau rasakan Toshi karena aku juga merasakannya. Tapi tolong jangan kehilangan kendali atas dirimu sendiri karena perasaan itu, sekarang kita butuh akal yang sehat untuk meredam semua kegelisahan juga masalah ini. Kita juga harus membantu Sakura agar tetap tegar. Dalam keadaannya sekarang dia sangat membutuhkan kita Toshi,"
"Keadaannya saat ini bukan tanggung jawab kita, Ruka. Dia yang membuat masalah maka dia juga yang harus memikul tanggung jawabnya,"
"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu?" Tanya wanita paruh baya itu yang seketika melepas pelukannya dengan tatapan berkaca-kaca, "Sakura adalah putri kita sekarang, dia tanggung jawab kita. Apa yang sebenarnya ada di fikiranmu itu hingga kau begitu tidak menyukainya hah?"
"Hanya karena dia telah menikah dengan Shisui dan sedang mengandung anaknya, bukan berarti dia bisa langsung menjadi menantu atau putri kita Ruka! Dia harus membuktikan kalau dia layak mendapatkan posisi itu dengan usahanya sendiri. Jika saja dia memiliki sesuatu yang bisa di banggakan aku pasti akan menganggapnya sebagai putriku tanpa harus berdebat denganmu seperti ini," Jelasnya membuat Sakura segera menutup mulutnya karena ia merasa semakin sulit menahan tangisnya.
"Toshi kau ..."
Ruka seketika menghentikan ucapannya saat Toshi berbalik dengan tatapan yang begitu tajam, "Selama bertahun-tahun kau selalu diam dan menurutiku, tapi gara-gara gadis itu sekarang kau berani mendebatku. Esok pasti Shisui yang akan mendebatku karena aduan gadis itu. Aku benar-benar semakin tidak menyukainya, akan lebih baik jika Shisui menikah lagi dengan gadis yang lebih berkompeten di bidang yang sama dengannya,"
Plak!
Sakura seketika menjengit kaget begitu mendengar tamparan yang begitu keras di dalam ruangan itu. Begitu ia mengintip lagi manik emeraldnya seketika terbelalak begitu melihat sorot amarah Ruka yang begitu kuat, Toshi juha terlihat memegang pipinya dengan tatapan tak percayanya.
"Beraninya ..."
"Tidak satu kata lagi Toshi!" Teriaknya sembari mengangkat sebelah tangan membuat pria itu semakin menatap kesal padanya, "Hanya karena kesalahan satu dokter di masa lalu bukan berarti kau bisa seenaknya membenci semua dokter, apalagi dia menantu kita! Aku tahu kau masih terluka dan kecewa dengan sikap dokter itu, karena aku juga merasakannya bahkan aku lebih terluka daripada dirimu. Tapi sekarang cobalah kau buka matamu, tidak semua dokter merendahkan dan menyepelekan orang tidak punya seperti kita,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner Until Eternity
FanficDahulu cinta itu seperti matahari yang membuatku selalu bersemangat dan memiliki tujuan untuk hidup. Tapi kini cinta hanyalah seperti langit malam yang gelap juga dingin. Sebagai partner hidupku, tolong tetap tuntun aku agar tidak lagi terjatuh dala...