Bab 38 { When The Heart And Mind Are The Same Heat }

360 60 12
                                    

Riuh ramai dan panasnya suasana ruang rapat itu membuat waktu terasa berjalan begitu alot. Perang argumen hingga pendapat pribadi sang daimyo Konoha, hokage, kepala klan hingga beberapa petinggi militer yang di landasi oleh ego dan keinginan untuk meraup keuntungan besar membuat masalah sederhana itu malah jadi rumit dan keruh.

Shisui yang tidak pernah tertarik dalam rapat seperti ini sejak dahulu, nampak hanya diam memperhatikan mereka mengadu urat dan suara. Sesekali saat rasa bosan mulai menghinggapinya, Shisui lebih memilih mencatat atau membaca kertas dengan isian yang tak begitu menarik di mejanya. Jika bukan untuk mewakili kehadiran Itachi, ia tidak akan pernah mau datang ke ruangan seperti neraka ini.

"Uchiha ..." Panggil seorang daimyo, membuatnya langsung mengangkat matanya dan menatap pria paruh baya itu dengan datar.

"Hai' daimyo Konoha yang terhormat,"

"Klan Hyuga, klan Nara dan klan Yamanaka sudah semakin terpuruk sekarang karena kau menahan seluruh aset wilayah juga properti mereka. Bahkan tidak ada donatur atau usahawan yang berani bekerjasama pada mereka karena takut padamu. Sampai kapan kau akan menyiksa mereka seperti ini Uchiha?"

"Kesalahan dan kecelakaan yang terjadi pada istrimu itu hanya karena satu orang. Kenapa kau malah menghukum seluruh anggota klan? Jika kau terus keras kepala seperti ini maka seluruh klan akan musnah," Timpal Hiyashi, namun pria itu nampak seperti tak mendengarkan ucapannya.

"Uchiha kami juga merasakan apa yang kau rasa saat kehilangan calon putramu. Kami juga merasa kesal sekaligus marah saat tahu kalau putri kami terlibat dalam kecelakaan itu. Jika kau masih tidak puas dengan hukuman mereka kau bisa menambahkannya tapi jangan libatkan anggota klan kami yang tidak bersalah,"

Shisui pun menghela pelan sembari mengetuk-ngetuk jemarinya pada meja, "Menghukum seseorang yang bukan anggota klan atau bukan bagian dari bidakku itu merupakan sebuah bentuk kejahatan. Apa kalian sengaja ingin mendorongku masuk ke penjara?" Tanyanya membuat mereka terbelalak lebar.

"Tentu tidak, putri mereka adalah tersangka utama kasus kematian calon putramu dan menjadi sebab kecelakaan istrimu. Jadi kau punya hak untuk menghukum mereka dengan cara apapun,"

Braaak!

"Daimyo, putri kami tidak sepenuhnya salah di sini. Putriku Ino yang mengatakan, Sakura sendirilah yang setuju untuk ikut dengan mereka!" Teriak Inoichi membuat suasana kembali menjadi panas.

Draak!

Dengan begitu keras Shikamaru menendang meja itu hingga hampir terpental jika Ibiki tak menahannya, "Sakura bukanlah seorang wanita yang suka membangkang seperti putrimu Inoichi-sama! Istriku sendiri yang berkata kalau Ino lah yang membujuk hingga merengek pada teman-temannya untuk menemaninya saat itu,"

"Putriku tidak mungkin berbohong Nara!"

"Putrimu itu pembohong besar Inoichi! Ia bahkan tega merebut tunangan sahabatnya sendiri dengan alasan terpaksa untuk membayar sesuatu!" Teriak Shisui yang sudah tak bisa lagi membendung kekesalannya hingga membuat suasana seketika menjadi hening, "Sakura memiliki hati yang begitu lembut, hingga ia selalu kesulitan dan tak tega menolak permintaan seseorang apalagi orang itu sampai memohon juga merengek padanya. Apa kau masih berfikir kalau putrimu tidak bersalah sepenuhnya?"

"Tetap saja Sakura juga bersalah, dia telah melewati perbatasan tanpa izin. Apa kau juga lupa kalau kejadian di tempat pelatihan hari itu juga kesalahannya!" Teriak sang daimyo paruh baya membuat sorot amarah Shisui semakin membara, gemeretak kepalan tangannya juga terdengar nyaring hingga saat ia akan berbicara, Naruto tiba-tiba menahan pundaknya lalu berbisik, "Jangan sampai terpancing dattebayo,"

Helaan napas kasar darinya seketika membuat mereka mengernyit dengan ekspresi sedikit takut, kalau-kalau pria itu akan mengamuk. Namun, ternyata dugaan mereka salah, Shisui malah terlihat menyandarkan diri sembari bersedekap, "Jadi kalian ingin aku melakukan apa? Sakura sudah mendapat hukumannya secara instan dan setimpal, akan tidak adil jika aku menghukumnya lagi,"

My Life Partner Until EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang