14

693 79 3
                                    

-pukul 07:00

Pagi hari pun datang, keluarga kecil yang ada di Block K nomor 48 ini baru saja selesai sarapan bersama. Jinan yang ternyata jadwal terbangnya maju dari perkiraan yaitu pukul 08:30, kini ia sudah rapih dan bersiap sebelum Mirza menjemputnya.

"Eve, Papi minta maaf ya sayang..." ucap Jinan sambil menggenggam tangan Eve. Eve menatap Jinan dengan tatapan bingung.

"Hari ini Papi gabisa liat Eve tampil, karna Papi ada kerjaan di Singapore...tapi Papi janji nanti setelah pulang dari Singapore Papi bakal beliin sesuatu yang Eve mau" ungkap Jinan, tatapan Eve yang semula Bingung kini berubah menjadi tatapan sedih penuh kekecewaan.

"Tapi Eve cuman mau Papi bisa liat Eve tampil" lirih Eve, Cindy yang baru selesai membersihkan ruang makan pun menghampiri mereka...dan Cindy tersadar bahwa Eve akan menangis.

"Pekerjaan Papi gabisa Papi tinggal sayang, maaf ya nak.." ucap Jinan lembut diakhiri mencium kening anaknya dengan tulus. mata Eve sudah berair dan langsung memeluk Cindy.

Cindy berjongkok untuk menerima pelukan dari Eve, Eve menangis dalam peluknya...Cindy mengusap punggung Eve sambil berkata..

"pas Eve tampil diatas panggung Mami bakal vidioin Eve...Nanti Vidionya Mami kirim ke Papi, supaya di Singapore Papi masih bisa lihat Eve tampil" bujuk Cindy.

Jinan membuang nafasnya, sejujurnya ia juga tak tega membiarkan anaknya menangis, dalam hati Jinan ia ingin sekali melihat secara langsung putri kecilnya ini menampilkan bakatnya diatas panggung...namun karna kemajuan dan keutuhan Satya Company sekarang ada di tangan berlangsungnya kerjasama kali ini.

Terdengar suara Klakson Mobil yang Jinan kenali.

"Sayang, Mirza udah jemput aku...aku harus berangkat sekarang" ungkap Jinan pada Cindy yang masih memeluk Eve. Cindy bangun dari posisi semulanya, dengan Eve yang kini digendongnya.

Jinan mengecup kening Cindy dengan tulus diakhiri dengan kecupan hangat di bibir Cindy.

"Eve, itu Papinya mau pergi loh...Eve gamau di kiss?" Bujuk Cindy. Eve kini menoleh kearah Jinan, Jinan tersenyum kearahnya walaupun raut wajah Eve masih terlihat sedih.

Jinan mengecup kedua pipi Eve, begitupun dengan Eve yang kini mau mencium pipi Jinan.

"Maaf ya sayang.." lirih Jinan tak tega melihat mata putrinya ini masih penuh dengan air mata.

"Cindy, jaga kesehatan kamu ya..jangan terlalu capek, inget loh disini ada malaikat kecil...love you" peringat Jinan sambil mengusap dan mencium perut Cindy yang masih terlihat rata.

"Iya Mas.." jawab Cindy.

"Eve, jagain Mami sama adik bayi yang di perut ya sayang...dan semangat untuk tampilnya!! Ok love you" ungkap Jinan pada Eve yang kini sudah mau turun dari gendongan Cindy. Eve mengangguk sebagai jawaban untuk Jinan.

"Dah love all" ucap Jinan kemudian masuk ke dalam mobil yang Mirza bawa, Jinan melambaikan tangannya ke arah Cindy dan Eve. Cindy membalas lambaiannya namun Eve menangis kencang.

Sesegera mungkin Cindy membawa Eve ke kamarnya untuk bersiap ke sekolah.

Cindy menenangkan Eve dengan ucapan ucapan hangat supaya Eve menghentikan tangisnya.

"Udah ya sayang, ok?...sekarang Eve harus semangat supaya tampil dipanggungnya maksimal" saran Cindy yang kini berhasil membuat Eve tersenyum. Cindy juga tersenyum karna senyum Eve menular.

-skip sampai sekolah Eve.

Cindy dan Eve diantar oleh Pak Tio, karna Cindy sedang tak ada mood untuk mengendarai mobil.

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang