40

745 115 19
                                    

-pukul 21:27

Sudah malam tetapi Seorang duda kaya raya masih sibuk dengan laptop dan berkas berkas yang menumpuk.

"Kok udah mau ke setengah sepuluh aja?" gumam Jinan ketika melihat jam dinding yang tertempel di pipinya...eem maksudnya di dinding ruangannya.

Para karyawan dan Asistennya sudah pulang, Jinan masih saja duduk di atas kursi kerja yang sepertinya sudah lelah di duduki Jinan sedari tadi.

Dan pada akhirnya Jinan memutuskan pulang, sebelum pulang ia menelpon seorang wanita terlebih dahulu.

'....................'

'Oke oke segera kesana, tunggu'

Panggilannya di putuskan Jinan, ia bergegas pergi dari kantornya.

-skip setelah sampai tempat yang Jinan tuju.

Ah yang benar saja, tempat itu malah terkunci rapat dan tidak ada selah terbuka sedikitpun. Mungkin Jinan terlalu malam untuk sampai sini.

Saat Jinan sedang menelpon wanita yang tadi ia telpon di kantor tiba tiba ada yang memanggilnya.

"Woy, Pak Jinan! Eh Jinan! Sini lo!" seru seseorang, Jinan seketika menoleh ke sumber suara.

"Hai Jess, gimana kabar? Baik?" Tanya Jinan pada Jesslyn. Jesslyn adalah salah satu ex karyawan wanita yang bergerak di bidang ke uangan Satya Company, Jessly juga pernah menjadi adik kelas saat Jinan SMA jadi tak dipungkiri lagi kalau mereka berdua sangat dekat.

"Ya baik lah, kalau buruk itu sikap Lu" celetuk Jesslyn sambil membukakan pintu dan mempersilahkan Jinan masuk.

"Loh yang tadi itu bukan toko Lu?" Tanya Jinan.

"Ya elah Ji, ya kali Ibu mertua gue buka toko klontong...kan lu tau sendiri dia punya toko perhiasan" jawab Jesslyn.

"Laki lu ada di sini kan?" Tanya Jinan lagi.

"Ada tuh lagi ngobrol sama ikan" tunjuk Jesslyn ke arah Edward (Suaminya).

Edward yang merasa hadirnya Jinanpun kini menyapanya.

"Malam Pak" sapa Edward sopan.

Berbeda dengan Jesslyn, Edward masih berkerja menjadi karyawan terpercaya Mirza dan Jinan di Satya Company. Alasan Jesslyn berhenti dari Satya Company alasan utamanya adalah karena kedua anak anak mereka.

"Malam, udah malam kok ngobrol sama ikan?" Tanya Jinan.

"Kalau ngobrol sama Jesslyn pasti ga jauh dari duit, jadi saya lebih baik menghindar" jawab Edward bercanda.

"Dih laki siapa si lu? Berani banget ngomong begitu" celetuk Jesslyn.

Jinan duduk di sebuah kursi panjang bersama Edward sambil membicarakan proyek yang tadi menjadi topik saat rapat siang.

Tak lama dari itu Jessly beserta Ibunya Edward datang membawa 7 kotak berisikan kalung dengan masing masing harga yang fantastis.

"Malam Bu.." sapa Jinan pada Ibunya Edward yang membalas dengan senyuman.

"Nah Ji lu bisa pilih mau yang modelan kek mana, tapi menurut gue semua juga cocok buat di pakai Bu Cindy sih" ucap Jesslyn. Jinan hanya tersenyum.

Jujur Jinan sangat bingung sebab ia tak mengerti mengenai perhiasan.

"Bu, saya serahkan sama Ibu aja...saya kurang mengerti kalau soal begini" ujar Jinan pada Ibunya Edward.

Jinan menunjukan ponselnya yang terdapat foto cantik Cindy, jari jemari Ibunya Edward setelah melihat foto Cindy tertuju pada salah satu kalung yang sangat simple tapi benar benar elegan.

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang