50

341 64 9
                                    

....

"Kalau Papi sibuk dan gak bisa datang juga gak papa kok" ucap Eve.

"Papi akan datang, Eve sudah bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik sore nanti...jadi bagaimanapun Papi harus datang" ujar Jinan.

"Oke deh, terserah Papi aja.." ucap Eve.

Setelah menghantarkan anak anaknya bersekolah, Jinan langsung mengendarai mobilnya menuju kantor.

Sesampainya disana, Jinan langsung disuguhi oleh puluhan berkas.

"Agenda meeting hari ini lumayan padat Pak" ucap Mirza.

Jinan hanya mengangguk angguk sambil membaca beberapa berkas.

"Berapa banyak?" Tanya Jinan.

"Enam kali pertemuan Pak" jawab Mirza.

Jinan langsung terdiam.

Apakah ia sempat menepati janjinya pada sang putri?.

"Kira kira meeting terakhir pukul berapa?"

"Kemungkinan pukul delapan malam adalah waktu paling awal untuk selesai" jawab Mirza.

"Pukul delapan?" kaget Jinan.

"Iya Pak, kenapa? Bapak gak bisa? Atau mau saya dan Oniel saja yang handle?" Tanya Mirza memastikan.

Jinan memijat keningnya, kemudian ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Tidak perlu, biar saya saja yang tangani" yakin Jinan.

Disisi lain terdapat Cindy yang sedang di rumah. Tentunya Cindy tidak sendiri, melainkan ada Anin, Gaby dan juga Sisca.

"Lu lagi libur atau gimana Geb?" Tanya Sisca sambil memindah mindahkan channel di ruang TV rumah Jinan Cindy.

"Heem, bosen juga kalau dirumah mulu kan...mangkanya gue ikut main kesini" balas Gaby.

"Pada laper gak ni? Bi Sur udah masak" ucap Cindy dari dapur.

"Belum kok Kak, sans aja" balas Anin.

"Eh Cin lu hari ini datangkan ke lomba pianonya Eve?" Tanya Sisca.

"Datang, cuman kalau Mas Jinan gak tau deh"

"Sesibuk itu ya si Jinan?" ucap Gaby.

"Mas Ji kalau kerja emang bener bener over" Anin menjawab, Cindy mengangguk setuju.

"Eh tumben kok Kak Feni sama Ci Shani gak ikut kesini?" Anin bertanya sambil mengupas jeruk.

Gaby dan Sisca saling menatap.

"Feni harus nemenin mertuanya yang lagi sakit, dan Shani..." ucapan Gaby terpotong oleh Sisca.

"Shani sulit dihubungi, lebih tepatnya setelah renggangnya rumahtangga antara Shani dan Gracio" ucap Sisca.

"Renggang? Maksudnya?" Cindy bertanya, ia cukup kaget mendengar berita ini.

"Sudah dua bulan Shani pergi ke Jogja, sedangkan Gracio dan anak anaknya masih ada di Jakarta" ungkap Gaby.

"Yang pasti kita gak tau masalah renggangnya hubungan mereka, kebetulan gue juga tau karna ada satu waktu Azizi main ke rumah buat lanjutin project tugasnya sama Kenzie...dan gue denger Azizi telponan sama Shani sambil nangis, pas gue tanya Azizi cerita Mamanya pergi dari rumah" tutur Sisca.

Cindy masih diam sambil mengingat beberapa hari kemarin mungkin saja Eve merasakan apa yang dirasakan Azizi, Cindy tidak salah mengambil keputusan ini demi anak anaknya.

"Dan katanya Gracio juga sekarang udah jarang di rumah, di rumah mereka cuman ada Azizi dan adik adiknya ditemenin Orangtua Gracio" tambah Sisca.

"Jujur kaget banget denger kabar itu, karna gue fikir rumahtangga mereka bener bener harmonis" ucap Anin.

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang