42 (END)

1.1K 118 23
                                    

____________________
#Jinan pov ON

Langit sore menghiasi sebuah moment baik yang terulang dalam hidupku.

Oh Tuhan! Aku rasa awalnya ini hanya sebuah mimpi dan angan angan dalam satu tahun ini...ternyata..

Kau sengaja memisahkanku dengannya sementara waktu untuk merangkai dan merajut kembali hubungan kami.

Hingga pada saatnya ... aku bisa kembali lagi melihat senyum manisnya yang sejak dulu hanya diperlihatkan untukku.

Setelah acara akad yang penuh kesakralan tadi selesai, aku menyematkan Cincin sederhana pilihannya pada jari manisnya.

Cindy Hapsari Maharani, dia milikku....lagi.

Aku akan menjaganya, percayalah. Ayah mertuaku telah sepenuhnya memberikan sebuah amanah besar dan aku harus menjalaninya sebaik mungkin dan seberusaha keras agar putri bungsunya tak terluka karna ulahku.

Perlahan tapi pasti, aku mencium keningnya dengan lembut dan penuh ketulusan.

Ku tatap mata indahnya, ia juga membalas.

"Jika benar suatu saat aku melukainya lagi, sungguh aku rela ia jauh dariku...Cindy sangat Sempurna untuk aku yang biasa saja... aku hanya bisa bersyukur dan bisa menjagamu itu saja" batinku.

#Jinan pov END.

________________________

4 tahun berlalu...

#Cindy pov ON

"Mii, masa Altezza corat coret buku PR Eve sih!" kesal Eve yang kini menginjak kelas 5 SD.

"Blee" Altezza menjulurkan lidah kepada Kakaknya. Aku menggeleng melihat tingkah mereka di setiap weekend.

Di hari hari seperti ini, biasanya Eve mengerjakan tugas sekolah yang belum selesai dan Altezza selalu merecoki apa yang Eve kerjakan.

Aku menarik Altezza dengan pelan agar dia mau bicara dan mengakui salah.

"Maaf" cicit Altezza yang tak berani menatapku. Padahal aku sama sekali tak bermaksud untuk memarahinya..

"Shut, Mami ga marah sayang...tapi kenapa harus buku Kakak yang di coret coret? Kan Za punya buku gambar besar pemberian Dadda Arya" ucapku sambil merapihkan rambutnya.

"Sorry..." lirihnya. Aku tersenyum dan langsung menyuruh Altezza untuk meminta maaf kepada Eve.

"Kak, maaf ya.." tutur Altezza berhasil mrmbuat Eve menoleh dan memeluknya.

Hatiku menghangat melihat ini semua, setelah 3 bulan lalu keluarga kecil kami tertimpa musibah yang cukup membuat fikiran dan mentalku kacau.

Saat tengah bersama anak anak, tiba tiba suara bell pintu terdengar. Aku meninggalkan anak anak yang sedang di ruang belajar, aku memutuskan untuk menemui Jinan yang datang sambil menarik dua koper yang cukup besar.

Jinan baru pulang dari proyeknya di Surabaya.

"Sayang, aku berhasil!" Senangnya dan seketika memeluku erat sebelum anak anak menyerbunya.

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang