"Jangan memotong akar pohon untuk hidup sendirian" — Zienvanna.
5 tahun tahun kemudian...
Seorang anak kecil sedang bermain boneka lumba-lumba di rumah mewah itu dengan sangat bahagia walaupun hidupnya tidak sebahagia yang ia impikan.
" Suatu saat aku pengen jadi laut!" Seru anak yang rambut kuncir dua itu dengan senyum merekah.wanita paru Bayah itu tersenyum penuh tanya.
" Kenapa non ingin jadi laut ? " Tanya wanita paru sembari mengelus Surai hitam panjang milik anak perempuan itu.
" Iya bi , zie mau jadi laut juga mau jadi kapal pesiar bi! " Seru anak kecil itu yang membuat seorang wanita menahan tangisnya ia tau arti dari ucapan anak itu. Ia memeluk anak itu dan kembali mengelus Surai hitam milik anak itu
" ANAK SIALAN! DI MANA KAMU! HEH ANAK SIALAN!" teriak seorang pria yang bertubuh kekar pria itu sudah membawa rotan di tangannya. Anak yang di panggilnya itupun langsung berlari kebawah menemui orang yang memanggil dirinya.
" Papa!" Panggil zie dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya itu.
" JANGAN PANGGIL SAYA PAPA DENGAN MULUT SIALAN KAMU ITU! SEKARANG SAYA TANYA KENAPA KAMU MENGACAK-ACAK KAMAR YONA HAH?! " Bentak Philip kepada anak kecil yang menatapnya takut.
" KALAU SAYA TANYA ITU DI JAWAB!" Bentak Philip yang terlihat sangat marah kepada Zie.
" Pa-"
PLAKK!
Tamparan keras mendarat di pipi milik Zie, anak itu berusaha menahan rasa sesek yang sedari tadi menjalar di lubuk hatinya.
"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG!! JANGAN SEBUT SAYA DENGAN KATA PAPA DI MULUT SIALAN MU!!" bentak Philip di depan wajah Zie.
" Z-zie t-ti-tidak a-ac-acak kamar k-kak Y-yona hiks " ucap Zie yang menangis tersedu-sedu ia mengelap air matanya dengan punggung tangannya itu.
" HALAH!! KALAU KAMU TIDAK SAYANG SAMA YONA SILAHKAN KAMU ANGKAT KAKI DARI RUMAH INI! " bentak Philip yang menatap tajam ke arah anak itu yang sudah di banjirin air mata
" Z-zie sa-sayang sama Ka-kak , tapi bu-bukan Zie ya-yang ng-ngacak ka-kamar Ka-kak Yona" ucap Zie yang berusaha menjelaskan bahwa bukan dia pelakunya.
" Dia bohong pa! Jangan percaya sama dia! Jelas-jelas Yona lihat sendiri dia yang MENGACAK-ACAK KAMAR YONA! " ucap gadis itu yang menunjuk Zie dengan telunjuknya remaja itu mendekat ke arah Zie lalu membisikkan sesuatu.
" Emang bukan kamu yang ngacak-acak tapi aku yang ngacak-acak! Aku memang sengaja membuat mu di marahi papa , karena aku sangat senang melihat kamu di pukul dan di bentak oleh papa " ucap Yona tersenyum miring ke arahnya , Zie menatap kakaknya itu mengapa bisa sejahat itu sama dirinya.
" KAK YONA YANG MENGACAK-ACAK KAMARNYA SENDIRI! BUKAN ZIE!" teriak zie ia berusaha membela dirinya ia tidak salah.
PLAKK!
Lagi-lagi tamparan keras mengenai pipi Zie, ia tersentak kaget padahal ia hanya membela dirinya. Jika pun ia salah ia akan menerima hukuman apa pun itu.
" BERANI SEKALI KAMU MEMBENTAK SAYA! MANA TANGAN KAMU! ucap Philip kepada Zie yang sudah menangis , karena tidak ada pergerakan dari Zie , Philip menggapai tangan Zie dengan sangat kasar. Zie sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
PLAK!
PLAK!
PLAK!telapak tangan Zie di pukul secara kuat oleh Philip menggunakan rotan yang sudah ia siapkan. Zie hanya bisa diam ia mau menangis rasanya tidak berguna. Seorang remaja yang melihat itu terseyum sinis ia sangat bahagia melihat pertujukan itu.
" Philip Philip kau tidak suka dengan anak itu mending kau buang saja dia! Dari pada tenaga mu habis hanya untuk urusan dia!" Ucap seorang wanita dari belakang yang menuju ke arah mereka bertiga.
" TANTE! " seru Yona berlari memeluk wanita itu. Wanita itu membalas pelukan Yona bahkan gadis yang melihat itu ia juga mau di peluk.
" Yes baby how are you dear ?" Ucap wanita itu selaku Tante dari Yona dan Zie.
" I'm fine Auntie! , Tapi ... " Ucapan Yona memang sengaja ia jeda ia mau melihat rasa penasaran Tantenya itu.
" Tapi?" Tanya wanita itu kepada Yona wanita itu juga sering memanjakan Yona dengan membelikan semua barang-barang yang sedang trend.
" Tapi Zie menggangguku Auntie! Dia mengacak-acak kamarku Auntie kan aku sebel!" Ucap Yona yang memang sengaja menampakkan wajah cemberut.tentu saja wanita itu marah ia tidak suka keponakan tersayangnya cemberut. Ia mendatangi anak kecil yang sedari tadi melihat ke arah mereka.ia mengambil gelas yang berisi air dingin.
BYUR
Wanita itu menyiramkan air dingin itu di kepala anak kecil itu dengan sangat kasar.
Tentu anak kecil itu sangat kedinginan, semua orang yang berada di rumah itu sudah bener-bener kehabisan hati nurani.
" Sudah lah terlahir sebagai anak pembawa sialan! Bisa-bisanya kamu membuat keponakan saya menjadi badmood seperti itu!" Ucap wanita itu menatap sinis anak di depannya itu sebut saja dia Yara Yudistira Tante Yona dan Zie
Yara pergi meninggalkan anak yang lagi kedinginan itu sendirian dan membawa Yona untuk shopping bersamanya.
" Kenapa ya bi Zie selalu di perlakukan tidak adil sama mereka?" Tanya Zie kepada bibi Diven yang berada tepat di sampingnya. Kenapa saat Zie di perlakukan seperti itu dia tidak menolongnya? Ia masih sangat butuh pekerjaan ini sebab anaknya yang berada di kampung sedang sakit keras.
" Non Zie , papa sama Tante kamu itu sayang kok sama kamu , tapi rasa sayangnya mereka itu berbeda-beda " bohong bibi Diven kepada Zie, anak itu mengangguk-angguk mengerti akan perjelasan bibi Diven itu.
Zie selalu di perlakukan layaknya seorang pekerja yang tidak beres saat melakukan pekerjaan dan berakhir harus kena hukuman padahal bukan dirinya yang berbuat.
Tapi Zie selalu berfikir bahwa papa ya sangat sayang sama dia dan papanya hanya memberi ia hukuman yang mau tidak mau ia harus terima.
Bertahun-tahun Zie hidup di lingkungannya yang toxic, semua keluarga dari papa dan bundanya membenci dia , hanya bibi Diven yang menyanyangi dia seperti anaknya sendiri.
▆ ▇ █ ▆ ▇ █
Hai gimana sama partnya?
Jangan lupa follow , vote , Comment.
Dan dukung selalu cerita Zievanna yak😊
okay see you in the next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zievanna (On Going )
Teen FictionMESSAGE!! ✓ Di harapkan membaca cerita awalnya terlebih dahulu,agar tau bagaimana isi dari ceritanya 'Sometimes humans add sugar if a drink tastes bitter to him. But why did I add bitter powder to the drink?Because I'm used to a scratch from every...