Janji?

129 98 47
                                    

" aku sudah berusaha untuk tetap kuat dengan semua ini tapi kenapa keadaan menyuruhku seolah-olah aku tidak berhak di dunia?"Zievanna

H

ari dan bulan sudah berlalu  hubungan persahabatan yang di jalin oleh kedua gadis itu kian semakin dekat. Mereka berdua semakin sering mengobrol bersama di sekolah.

" Zie gak terasa persahabatan kita sudah hampir 1 bulan yah " ucap Lya yang masih berdiri memakan es krim Cornetto rasa strowberry di tangannya.

" Iya yah Lya, sejauh ini aku sangat nyaman sama kamu.kamu tidak akan tinggalin aku kan?" Tanya Zie kepada Lya yang sedang memakan ice cream ya itu.

UHUK UHUK!

gadis itu tersedak saat mendengar ucapan Sahabat tersayangnya itu. Lya sangat menyayangi Zie seperti adeknya sendiri walaupun umur mereka sebaya.

" Gue gak bakal tinggalkan kamu kok aku selalu berada di samping kamu " ucap Lya tersenyum hangat menatap mata indah sahabatnya itu.

" Zie kamu tau gak apa bedanya kamu sama air? " Tanya Lya kepada Zie  yang sedang mencatat materi pelajaran di kantin.gadis itu mendongak menatap heran dan penuh tanya kepada sahabatnya itu yang memang sangat suka menggombalin dirinya.

" Nah kan kamu mau gombal lagi pasti" ucap Zie yang sudah tau perilaku dari sahabatnya itu.

" Hehehe ya gue kan gabut Zeyengg , lagian kamu di tanyain itu di jawab bukan balik nanya untung sayang aku sama kamu" ucap Lya menggaruk kepala yang tidak terasa gatal.gadis itu mendengus menatap Lya dengan  pandangan serius.

" Ih kagak usah begitu juga kali liatnya " kesal Lya kepada Zie yang sudah tertawa terbahak-bahak karena raut wajah Lya yang terlihat sangat lucu baginya.

" Lo gak cape untuk tertawa sama senyum terus ?" Tanya Lya secara tiba-tiba yang membuat suara ketawa gadis itu mereda secara perlahan-lahan.

" Terkadang tertawa itu ibarat pelampiasan dari masalah dan aku senyum agar orang-orang sekitar aku merasa nyaman saat bersama aku" jelas Zie panjang lebar kepada Lya.

Lya sangat tau arah pembicaraan mereka ini mengarah kemana, Lya berusaha untuk menghalau air mata yang hampir saja jatuh dirinya tidak boleh terlihat lemah di depan sahabatnya itu.

" Zie " panggil Lya kepada Zie yang sedang melamun.

" Zie ? " Panggilnya sekali lagi tetap sama tidak ada sautan dari orang yang ia panggil.

" ZIEVANNA CHLOE PEONY " ucap Lya yang menyebutkan nama panjang dari gadis itu tapi tetap gadis itu masih melamun bahkan gadis itu sudah menitikkan air mata yang bisa di bilang sangat deras.

" Zie " panggil Lya sekali lagi berharap gadis itu segera sadar dari lamunannya.hingga tak sadar Lya melihat sesuatu yang menetes mengenai rok sekolah yang di kenakan oleh Zie.

" Zie?" Panggil Lya sekali lagi ia menepuk pelan pundak gadis itu.

"B-BUKAN ZIE PENYEBABNYA!"
" BUKAN ZIE! "
" ITU BUKAN ZIE YANG MELAKUKANNYA" teriak gadis itu karena ia terkejut akan tepukan pelan dari pundak gadis itu. Hingga semua mata tertuju pada dirinya. Gadis itu berlari menuju arah keluar kantin itu.

Tentu saja Lya yang melihat hal itu bergegas menyusul Zie yang berlari kencang entah kemana tujuan dia.

" Haduh Zie kemana sih?! Larinya cepet banget deh!" Ucap Lya yang masih celingak celinguk ke berbagai arah. Tiba-tiba saja gadis itu teringat akan satu tempat.

" Lo ga mungkin kan berada di sana , gak Lo gak bakal ngelakuin itu kan Zie " ucap Lya yang mulai berlari menuju salah satu ruangan luas yang berada di Sekolah itu.sesampai di ruangan itu ia terkejut dengan bau anyir yang menyeruak Indra penciumannya.

" ZIE!! LO GILA YA! ENGGAK GINI NYELESAIKAN INI SEMUA ZIE! " ucap Lya yang sangat marah kepada seorang gadis yang sedang memegang sebuah gunting gadis itu juga memegang jari tangannya. Gadis itu sudah terlanjur mengupas kuku jempol jarinya itu dengan menggunakan gunting yang berada di tangannya.

" Jadi saya harus bagaimana? Saya harus apa? Saya juga manusia saya bisa ngerasain capek , bahkan rasa cape di saya itu tidak bisa untuk di definisikan lagi " ucap Zie dengan suara paraunya ia menatap Lya dengan mata yang bengkak karena ia menghabiskan waktu menangis di dalam gudang sekolah itu yang sangat luas.

" Saya harus apa? Saya kalau boleh milih saya saja yang mati dari pada bunda dan Kayla hahaha tapi saya lah yang di pilih untuk hidup di dunia yang sangat asing bagi saya" ucap Zie dengan mata sembabnya yang terus saja mengeluarkan cairan bening tanpa di suruh.

" Hahaha mungkin jalan hidup saya seperti semen yang  retak Dan hancur di pijak oleh makluk hidup atau memang sengaja di buat retak oleh pembuatnya " ucap Zie  tersenyum kepada Lya. Gadis itu sudah tidak sanggup untuk menahan bulir-bulir air matanya lagi.

" Hiks gue tau Lo itu kuat hiks semua yang datang akan pergi. Semua yang pergi akan kembali " ucap Lya yang berusaha menahan tangisannya.kini kedua gadis itu saling menguatkan satu sama lain.

" Aaaa udah dong ah jangan mewek-mewek ih " ucap Lya dengan suara orang yang khas habis menangis seharian.

" Nih lihat Zie udah tidak nangis!" Ucap Zie kepada Lya dengan tersenyum ia langsung memeluk erat Lya seakan waktu tidak ada lagi.

" Lya " panggil Zie di dalam pelukan.

" Iya kenapa Zie?" Tanya Lya dengan lembut ia mengelus-ngelus Surai panjang milik Zie.

" Kamu mau janji gak sama aku? " Pinta Zie kepada Lya yang sudah menegang di tempatnya.ia takut tidak bisa memenuhi janji tersebut.

" Mau kok " Jawab Lya dengan tersenyum dan sesekali ia meringis karena rasa sakit yang teramat sakit di dalam tubuhnya.

" Aku mau kita selalu bersama-sama sampai tua sampai ajal menjemput kita " ucap Zie dengan tersenyum menatap manik mata milik Lya.

Deg!

Gadis itu menegang di tempatnya lagi sejujurnya ia juga tidak pingin berpisah dengan Zie. Tapi apa boleh buat Tuhan sudah meletakkan takdir itu di dalam tubuh Lya yang harus ia terima dengan ikhlas.

" O-oh tentu, kita akan bersama-sama sampai ajal menjemput kita" ucap Lya dengan sedikit tersenyum. Mereka berdua pergi meninggalkan gudang itu.mereka segera bergegas untuk masuk kedalam kelas mereka.

Saat pulang sekolah Lya mengajak Zie untuk pergi jalan-jalan bersamanya katanya sih sebagai perayaan 1 bulan hubungan persahabatan mereka. Semua murid  bergegas keluar dari kelas mereka, berlari-larian seperti seorang bocah yang mengejar layangan putus saat bermain.

Zievanna Chloe Peony / Zie

Lyanna Arcane Maylea / Lya

Zievanna (On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang