15 - nervous

1K 145 0
                                    

[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.

Jujur Renjun tidak tahu ditarik kemana. Yang ada dia hanya mengikuti ke arah Jaehyun berjalan. Lihat ke depan juga tidak bisa karena kerah kemeja belakangnya ditarik oleh seseorang yang masuk ke dalam daftar blacklistnya. 

Kedua matanya membulat ketika punggungnya berbentur dengan punggung seniornya. Baru saja ingin mengeluarkan suara, Renjun bisa mendengar Jaehyun membuka pintu kelas. Renjun tidak akan menerima perlakuan Jaehyun begitu saja, melirik sedikit kelas mana yang mereka masuki. 

Kelas 12-1

Kalau pria Huang itu ingat, Yeri pernah menceritakan tentang kelas ini tapi entah kenapa dia tidak menyimak omongan teman sebangkunya. "Permisi Ssaem" 

"Oh? Ada apa Jaehyun-ah?" 

"Ini tentang anggota baru untuk ekstrakurikuler kita" 

"OHO! Doy-

Melihat punggung siswa yang dibawa Jaehyun membuat Baekhyun diam-diam sudah menyakini pasti siswa itu pernah berjumpa dengannya. "Ssaem ambil waktunya sebentar untuk membicarakan ini, apa tidak apa-apa?" 

"Tidak apa-apa ssaem" sahut seisi kelas yang diajarkannya. Melihat siswa siswi di kelas yang diajarkannya mulai sibuk mencatat, Baekhyun meletakkan penggaris kayunya di atas buku ajarannya. "Jadi, siapa yang akan bergabung dengan ekstrakurikuler kita?" 

Jaehyun dengan mudah membalikkan tubuh Renjun agar bisa menghadap Baekhyun. "NEO!?" 

Sooyoung yang tadinya menyipitkan matanya untuk melihat apa yang dicatat di papan tulis terkejut melihat sosok yang berdiri di depan kelasnya. Mengucek kedua matanya berkali-kali, berharap apa yang dilihatnya hanya ilusi semata namun hasilnya tetap sama. 

"HEI!" 

Tangannya menggeser buku catatan milik Jaemin dari belakang sedangkan pemilik catatan hanya berdehem sebentar sambil mengerjakan beberapa soal. "Hei! Apa kau masih bisa sibuk di saat-saat sekarang?" 

Jaemin meremas pensil mekaniknya akibat gangguan Sooyoung. Wanita didepannya ini sengaja menggerakkan bukunya agar dia tidak menjadi menggoresnya pensilnya di atas bukunya. "Kau memakai kacamata bacamu bukan? Lihat ke depan" 

"Apa kau mengerjaiku sekarang?"

"AISH! Lihat ke depan dengan kedua matamu tuan muda Na" 

Dengan kesal, Jaemin menegakkan kepalanya yang sempat tertunduk untuk mengerjakan soal. Kedua manik matanya melebar melihat siapa yang berdiri di depan kelasnya. Sooyoung membalikkan badannya untuk memastikan bahwa Jaemin melihat ke depan. 

Dan satu yang Sooyoung ingat bahwa Jaemin bisa terkejut akibat sosok pria yang berdiri di depan kelas mereka. 

"Sepertinya kita pernah berjumpa bukan,Renjun-ssi?" 

Renjun memilin ujung kemejanya, seandainya bukan Byun Ssaem penanggung jawab ekstrakurikulernya dia tidak harus merasakan hal memalukan seperti ini. Jaehyun yang mendengar perkataan Byun Ssaem menaikkan alisnya. 

"Jaehyun-ah, apa kau yakin? Dia siswa nakal yang pernah kuhukum membersihkan halaman sekolah" 

"Hm? Benarkah? Doyoung sama sekali tidak mengatakan seperti itu ssaem" 

"Sepertinya Doyoung ditipu oleh rubah kecil ini,bukan?" 

Jaehyun jadi bingung sendiri. Melirik ke arah Renjun yang sudah menundukkan kepalanya. Melihat siswa di depannya menundukkan kepalanya membuat Baekhyun tidak enak hati. "Apa kau yakin ingin bergabung ekstrakurikuler musik?" 

"Iya ssaem" 

"Apa kau sudah menyiapkan satu lagu?" 

"Huh?" 

"Apa kau tidak tahu bahwa harus aku yang memberikan ujian baru bisa dinyatakan lolos untuk masuk ekstrakurikuler musik?"

"Tapi ssaem-

-kalau tidak ada yang kau persiapkan,sepertinya Jaehyun sudah bisa memberikan keputusan untuk siswa ini" 

Baru saja Baekhyun ingin membalikkan halaman bukunya terhenti ketika mendengar suara kecil milik Renjun yang masuk ke dalam telinganya. "Apa yang kau katakan?" 

"Aku ingat 1 lagu saja" 

"Baguslah~ . Apa disini ada yang membawa gitar acoustic?" 

"Ssaem-

Jaehyun sendiri tidak pernah mendapatkan ujian dari Baekhyun seperti ini tapi Renjun harus mendapatkannya. Jika tahu Byun Ssaem memberikan ujian seperti ini,Jaehyun menyesal memaksa Renjun keluar dari kelasnya. 

Salah satu siswa membawa gitar yang ditaruh di belakang. Membawakannya kedepan lalu memberikannya ke Baekhyun. "Nah, sekarang, nyanyikan satu lagu disini sambil bermain gitar" 

Renjun menerima gitar yang diberikan Baekhyun. Kedua manik matanya bergetar di tempat ketika dia melihat gitar di dalam pangkuannya. Melirik ke arah Jaehyun yang berdiri di sampingnya bermaksud untuk menolongnya tapi sepertinya pria itu tidak bisa membantunya. 

Bahkan Renjun tidak berani mengangkat kepalanya. Ujiannya terlalu tiba-tiba untuk dirinya. Mentalnya tidak bisa diajak kerja sama kalau menghadapi kondisi tiba-tiba seperti ini. 

"Jja~ Renjun-ssi akan menyembahkan satu lagu untuk kita. Apa kalian senang?" 

Seluruh siswa yang diajarnya mengalihkan perhatian mereka ke siswa bernama Renjun yang sudah duduk di bangku dengan memangku gitar milik teman sekelas mereka. Bahkan kedua telinga Renjun bisa mendengar bisikan kakak kelasnya tentang dirinya. 

"Apa kau tidak memperkenalkan dirimu Renjun-ssi? Jangan malu dengan kakak kelasmu, mereka tidak akan menggigitmu, benar bukan?" 

Seisi kelas hanya tertawa ketika mendengar candaan Baekhyun namun tidak dengan Renjun yang sudah keringatan di tempat. Bahkan Jaemin yang duduk di belakang sadar satu persatu butir keringat keluar dari dahinya. 

Pria di depannya sangat gugup. 

"Apa kau yakin dia akan bernyanyi disini? Dia terlihat sangat gugup" bisik Sooyoung yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Renjun di depan kelasnya. Manik matanya bergerak kanan kiri dengan kepala yang menunduk. 

Melihat ke arah Byun Ssaem yang diam-diam menyembunyikan senyuman puas dibalik telapak tangannya membuat Jaemin kesal di tempat. Melakukan hal kekanakan kepada siswa yang bahkan murid baru di sekolah mereka cukup keterlaluan. 

"Renjun-ssi? Apa kau tidak berani? Apa kau sudah memutuskan untuk tidak ingin bergabung ke ekstrakurikuler musik?" 

Renjun meneguk ludahnya susah payah. Menegakkan kepalanya lalu meluruskan punggungnya. Membuka kedua manik matanya berharap orang-orang di hadapannya memberikan ekspresi wajah yang tidak membuat semangatnya hilang. 

***

Dentingan handphone milik siswa yang dikenal kapten basket di sekolahnya membuat pemilik handphone menghentikan pergerakan tangannya. Guru yang mengajar di depan kelasnya terus menjelaskan topik pembelajaran mereka. 

Membuka kunci layar handphonenya lalu bergerak cepat ke aplikasi chat. Tanpa melihat siapa pengirim pesan, Jeno melihat foto dimana ada seorang siswa dengan gitar duduk di tengah kelas yang Jeno tahu itu kelas siapa. 

Unknown 
Apa ini yang bernama Huang Renjun? Dia dicobai oleh Byun Ssaem untuk menyanyi di kelas kami. Apa kau senang? 

Hanya sesingkat itu tapi berhasil membuat bibir Jeno tersenyum lebar. Jari-jari tangannya bergerak cepat di atas layar handphonenya. Mengetikkan beberapa kata yang membuat dirinya sendiri senang. 























Jeno Lee

Lumayan tapi bukannya akan lebih menyenangkan jika dia menyanyikan 2 lagu? 

























tbc

HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang