[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.Angin di pagi hari hari ini cukup dingin. Renjun keluar dari rumahnya tanpa berdebat dengan ibunya karena ibunya tidak tahu apa yang direncanakannya.
Mengeratkan mantelnya karena udara dingin membuat kulitnya alergi. Mengambil sepeda yang biasa ia gunakan untuk ke sekolah.
Mengayuh sepedanya lebih kencang dari biasanya karena tubuhnya tidak tahan dengan udara dingin.
Ketika lampu berubah menjadi warna hijau barulah Renjun mulai kembali mengayuh sepedanya. Tanpa melirik ke kanan ataupun kiri padahal ada seseorang yang mengikutinya dari belakang dengan mantel berwarna putihnya.
Mereka mengayuh sepeda menuju jalan ke sekolah,sebenarnya lebih tepatnya Jaemin menyelaraskan kayuhannya dengan Renjun.
Jaemin sebenarnya mencoba pergi ke sekolah dengan sepeda karena sudah cukup dirinya datang ke sekolah dengan supir pribadi keluarganya.
Jika dia datang dengan itu lagi maka semakin banyak yang akan menggali kehidupannya.
Sudah satu bulan terlewatkan, dan Jaemin memiliki hal yang dia lakukan seperti semula. Mengikuti Renjun dari belakang.
Mereka selalu bertemu di lampu penyebrangan untuk ke sekolahnya.
Lengan Jaemin sudah sedikit pulih tapi setidaknya dia sudah konsultasi kepada dokter keluarganya jika ingin bersepeda ke sekolah.
Awalnya dokternya menolak tapi melihat tatapan Jaemin mau tidak mau harus mengabulkannya. Kedua manik mata Jaemin sangat menunjukkan bahwa dirinya harus mengijinkan putra bungsu dari keluarga Na.
Ketika mereka mendekati lingkungan sekolah,Jaemin harus memelankan langkahnya agar tidak keliahatan mengikuti Renjun dari belakang.
Ketika memarkirkan sepedanya,Jaemin langsung masuk ke dalam gedung sekolah tanpa menyahuti sapaan dari siswa lainnya.
Kedua langkahnya berhenti ketika melihat Renjun memasuki kelasnya. Baru saja memastikan Renjun sudah masuk ke kelasnya,pundak Jaemin ditepuk dari belakang.
"Apa kau menjadi stalker anak manis itu?"
Melihat sosok Sooyoung di belakangnya,Jaemin menghembuskan nafasnya lega. Jika siapapun sadar gerak-geriknya maka Jaemin tidak tahu harus menaruh mukanya kemana.
"Baru saja 1 bulan tidak bertemu, kau sudah mengikutinya. Apa ini rasa 'suka' atau 'suka' ?"
Setelah itu Sooyoung meninggalkan Jaemin yang masih bertahan di posisinya. Jarak mereka belum jauh,Jaemin langsung menarik kerah belakang kemeja Sooyoung.
"Apa ?"
"Apa kau mau melakukan sesuatu untukku?"
Sooyoung bisa melihat ekspresi Jaemin. Seandainya dirinya suka kepada Jaemin,dia pasti banyak-banyak bersyukur karena bisa melihat muka tampannya setiap hari.
***
Renjun melepaskan earphonenya ketika masuk ke dalam ruang guru. Ketika ingin menghampiri Baekhyun,dia bisa melihat sosok siswa yang lebih tinggi darinya berbicara dengan Baekhyun.
Memelankan langkahnya agar tidak mengganggu pembicaraan mereka. Renjun berdiri di belakang sosok siswa yang lebih tinggi darinya.
"Kalau begitu,aku akan membicarakannya dengan Hwang ssaem"
Mereka terus berbicara tanpa sadar ada sosok Renjun yang menunggu. "Tenang saja Jaemin-ah, serahkan semua kepada ssaem"
Ketika mendengar nama Jaemin,Renjun langsung memundurkan langkahnya ke belakang.
Namun tidak beruntungnya,Renjun menabrak kursi di belakangnya yang menimbulkan suara cukup keras.
"Ada apa? Apa kau baik-baik saja?"
Renjun tidak menjawab sama sekali. Dia hanya tersenyum lalu membungkukkan badannya.
Dia sangat malu karena dirinya dilihat oleh semua orang di dalam ruang guru. Mau siswa atau guru meliriknya.
Dalam hati,Renjun hanya mengumpat di tempat.
"Apa kau sudah menunggu cukup lama Renjun-ah?"
Baekhyun sadar ada sosok Renjun di belakang tubuh Jaemin tapi dia sedikit menjahili siswa itu dengan memperlama sedikit pembicaraannya dengan Jaemin.
Jaemin langsung membalikkan badannya dan bisa melihat Renjun dari dekat. Cuaca dingin membuat hidungnya sedikit memerah bersamaan dengan pipinya.
Mana karena akibat keributan kecil itu,wajahnya sedikit memerah.
"Tidak ssaem. Jika ada yang ingin dibicarakan,silahkan"
Baekhyun tertawa melihat gerak-gerik Renjun. Menarik kursi agar Renjun bisa duduk di dekatnya.
Jaemin bergerak ke samping agar Renjun bisa berbicara dengan Baekhyun.
Jangan kira dia akan keluar dari ruang guru ketika urusannya dengan Baekhyun selesai.
Ketika mengeluarkan selembar kertas dan pulpen untuk pembahasannya dengan Renjun,Baekhyun sadar bahwa masih ada sosok Jaemin di dekat mereka.
"Apa masih ada yang ingin didiskusikan Jaemin-ah?"
"Tidak ada,ssaem"
Baekhyun hanya mengangukkan kepalanya. Melirik ke arah siswa marga Na yang mengambil kursi lalu meletakannya di dekat mereka.
Melihat kembali ke arah Renjun yang membuka satu persatu lagu di playlistnya.
Kembali lagi ke Jaemin yang masih memandangi Renjun dari samping. Bibir Baekhyun tertarik ke atas ketika sadar bahwa alasan Jaemin masih ingin di ruang guru karena sosok di depannya.
Huang Renjun.
Renjun sangkin sibuk dan bingung,dia tidak begitu memperdulikan orang-orang di sampingnya.
Jaemin merasa ada yang melihatnya. Langsung melihat kearah pelakunya, ternyata Baekhyun. Memalingkan perhatiannya ke lain arah karena sepertinya dia sudah kepergok memandangi Renjun dari samping.
Baekhyun memalingkan wajahnya karena sudah melihat wajah panik dan malu Jaemin. Siswa itu terlalu memperlihatkan bahwa dia tertarik dengan Renjun.
Lagipula Baekhyun bukan orang yang begitu menolak percintaan sesama jenis tapi setidaknya jika dengan begitu mereka bahagia,kenapa tidak?.
Dia tipe orang yang terima saja.
"Jadi sudah ada rencana untuk lagunya?"
Renjun sontak menegakkan badannya. Menuliskan beberapa lagu yang ia kira-kira sudah menguasai beberapa teknik bernyanyinya.
Baekhyun membaca beberapa list lagu yang dituliskan Renjun. Dari atas sampai bawah, tidak ada lagu yang sesuai ekspetasinya.
Padahal dirinya membayangkan Renjun membawakan lagu yang romantis saat berada di kelas Jaemin seperti waktu lalu.
"Kau yakin ini semua Renjun-ah?"
"Iya,ssaem"
Memegang dagunya.
Melirik kembali ke Renjun yang menantikan keputusannya.
Baekhyun meletakkan selembar kertas di atas mejanya. "Bagaimana kalau lagu romantis lagi?"
Salah satu alis Renjun naik ketika mendengar perkataan Baekhyun. Ketika ingin mengeluarkan suara untuk ngomong, Baekhyun sudah beranjak dari tempatnya.
Melempar kunci cadangan yang di dalam celananya ke arah Jaemin.
"Temani Renjun di aula,apa kau bisa,Jaemin-ah?"
Jaemin melirik ke kunci pintu aula sekolahnya lalu memandang Renjun yang memandangi kertas di meja Baekhyun.
"Iya ssaem"
Baekhyun hanya tersenyum tipis lalu menepuk punggung Jaemin.
"Masih ada kesempatan jadi jangan terlalu lama"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMREN
Fiksi Penggemar"Renjun-ah, akhir-akhir ini sikapmu aneh. Apa kau jatuh cinta kepada seseorang?" Hidup Huang Renjun berubah ketika senior yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya tiba-tiba menempelinya. Darisitu,orang beranggapan bahwa mereka 'dekat' padahal...