[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
."Pembelajaran hari ini se—
Guru wanita yang barusan selesai mengajar di kelas Yeri tidak melanjutkan pembicaraannya karena Yeri sudah keluar duluan dari kelasnya.
Ia tidak peduli dengan guru yang marah karena tindakannya tidak sopan. Sekarang dia harus membeli 2 air mineral untuk Renjun.
Selama Renjun dihukum di halaman sekolah,Yeri terus memperhatikannya dari jendela kelas mereka. Entah kenapa hatinya tergerak untuk membelikan Renjun air mineral.
Biasanya juga Yeri tidak peduli siapa yang dihukum di lapangan tapi karena orang tersebut itu adalah Huang Renjun.
Jadi Yeri setidaknya memperjuangkan segalanya. Ia mempercepat langkahnya menuju kantin sekolah mereka. Baru saja turun dari tangga,Yeri sudah dihadapkan dengan antrian panjang.
"Huhh... aku harus menyiapkan kedua telingaku dulu"
Yeri mencoba merilekskan telinganya. Ia tahu akibat dari perbuatannya setelah ini apalagi di bagian telinganya.
Tapi untuk kali ini,semua ia sampingkan demi Huang Renjun. Pria yang merupakan teman sebangku yang sudah merana diteriknya matahari.
"Permisi"
"Yak! Kau memotong antrian!"
"Maafkan aku hm ? Temanku sangat membutuhkan minuman" balas Yeri yang memotong antrian panjang. Inilah kenapa kedua telinganya harus siap siaga karena semua umpatan dan omelan siswa siswi masuk-keluar ke telinganya.
"Apa kau tidak diajarkan cara mengantri yang baik dan benar ?"
Dan dihadapan Yeri sekarang ada badan Lee Jeno yang menghalang langkahnya membeli air mineral.
"Bisa membiarkanku memotong hari ini ? Untuk kali ini saja"
"Aku sudah mengantri terlebih dahulu daripada kau"
"Sunbae! Hanya hari ini saja"
"Tidak. Cari jalan lain"
Berargumen dengan Jeno hanya menghabiskan waktu Yeri. Ide nakalnya tiba-tiba muncul ketika melihat nampan yang dipegang Jeno.
"Maafkan aku untuk kali ini saja" cicit Yeri yang melempar nampan Jeno keatas. Bunyi nampan itu membuat suasana yang tadinya ribut jadi memperhatikan Jeno yang berjongkok.
Dia sudah tahu siapa pelakunya.
Wanita yang mengikat rambutnya dengan pita berwarna hitam. Dia tidak tahu namanya tapi Jeno mengenal dengan jelas wajahnya.
Bahkan ketika menjatuhkan nampan Jeno ke lantai,dia malah melongos begitu saja kedepan. Membeli dua botol air mineral dan pergi keluar dari kantin dari pintu lain.
"Sialan!"
"Sunbae ? Apa kau tidak apa-apa ? Apa perlu nampan baru ?" Ujar sosok pria yang Jeno ingat teman satu tim basketnya menghampiri dirinya.
"Terimakasih" balas Jeno yang menerima nampan baru dari adik kelasnya itu. Senyumannya berubah menjadi wajah cemberut membayangkan betapa tidak kerennya dirinya tadi.
Berjongkok memungut nampan yang dilempar oleh sosok yang luar biasa tidak punya sopan santun. 'Lihat saja kau ! Sekali lagi kita berjumpa maka habis ditanganku' batin Jeno yang mencoba tenang di barisannya.
Namun indera penglihatannya melihat Jaemin yang berjalan dengan santainya memotong antrian.
Tidak ada suara omelan seperti Yeri memotong antrian tadi. Bahkan beberapa siswi rela dipotong oleh seorang Na Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMREN
Fiksi Penggemar"Renjun-ah, akhir-akhir ini sikapmu aneh. Apa kau jatuh cinta kepada seseorang?" Hidup Huang Renjun berubah ketika senior yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya tiba-tiba menempelinya. Darisitu,orang beranggapan bahwa mereka 'dekat' padahal...