[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.Renjun bisa melihat beberapa orang mengelilingi Jaemin. Terdapat 4 siswa dan Jaemin sepertinya terpojok oleh siswa-siswa yang mungkin saja kakak kelasnya sendiri.
"Hah! Kenapa nggak ngomong Jaemin-ah ? Apa jangan-jangan kau belum pernah merasakan kebahagiaan makanya kau membuat orang senasib denganmu?"
Bahkan kondisi Jaemin terlihat baik-baik saja. Hanya satu siswa yang sepertinya ketua geng dari kelompok kecil itu mengambil posisi berdiri menghadap Jaemin.
Bisa dibilang tinggi badannya hampir mirip dengan Renjun walaupun mukanya lebih garang dari Renjun. Rambutnya di sisir rapi bahkan pucuk kepalanya yang bisa membuat siapapun gemas.
"Apa mulutmu—
—apa tidak ada pembicaraan yang lain ?"
Siswa yang daritadi menahan emosinya melihat Jaemin kesal. Menarik kerahnya yang membuat Renjun yang bersembunyi dari balik semak terkejut.
"Kalau mukamu kupukul,apa masih ada yang menyukaimu ?"
"Pukul saja. Dan kau masih menyukaiku bukan ?"
Jaemin mengucapkan hal itu sambil menyeringai. Kadang-kadang Renjun tidak habis fikir dengan nyali yang dipunya Jaemin.
"K-Kau!"
"Kenapa ? Kedua pipiku sudah siap sedari tadi"
Siswa yang menarik kerah kemeja olahraga Jaemin mengepalkan tangannya. Sebenarnya dia tidak mau memukul Jaemin tapi kalau sudah ditantang,dia tidak mungkin tidak melakukannya.
Nalurinya sebagai pria harus membogem Jaemin tapi seseorang didepannya ini memiliki posisi istimewa di hatinya.
"Palli!" Teriak Jaemin yang sudah kesal dengan siswa didepannya. Kedua matanya sama sekali tidak menutup saat bogeman itu sudah melayang.
Namun kedua mata Jaemin membulat ketika siswa yang tadinya ingin menghantamnya jatuh ke tanah.
Melihat siapa pelakunya membuat dirinya terkejut.
"Yak! Kenapa hanya berani main di belakang gedung hah!?" Teriak Renjun yang sengaja melempar jaket olarhraganya ke siswa yang tadinya ingin membogem Jaemin.
Jaketnya sengaja ia basahi dengan air dan langsung melemparnya tepat di wajah pria itu. Beratnya jaket Renjun membuat siapapun yang kena bakalan terjatuh.
Contohnya siswa yang Renjun tidak kenali menjadi korban lemparan jaketnya.
"Kau!"
"Mwo!? Apa kau kira aku takut hah ?" Balas Renjun yang sebenarnya memberanikan dirinya. Padahal dalam batinnya dia tidak berani.
"Kau! Apa kau tidak tahu aku siapa ?"
"Siapa yang mau tahu kau itu siapa sunbaenim ? Lagipula kita sama-sama manusia"
"Kau! Siapa namamu hah!? Berani sekali mu—
Siswa yang merupakan kakak kelasnya tidak melanjutkan perkataannya karena mulutnya di cubit Renjun.
"Ngomong terus. Emang sunbae kira ini lagi presentasi,eoh ? Lagipula sunbae sudah se-bahagia apa makanya bisa meremehkan kebahagiaan orang di dunia ini?"
Ketiga siswa dibelakang siswa bernama Kim Heojoong menatap Renjun ragu-ragu.
"Sekali lagi aku mendengar kau membicarakan kebahagiaan disini,maka sunbaenim harus berhadapan denganku. Mari kita bandingkan kebahagiaanku dan kebahagiaanmu,sunbaenim"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMREN
Fanfiction"Renjun-ah, akhir-akhir ini sikapmu aneh. Apa kau jatuh cinta kepada seseorang?" Hidup Huang Renjun berubah ketika senior yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya tiba-tiba menempelinya. Darisitu,orang beranggapan bahwa mereka 'dekat' padahal...