[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.Pria di depannya sama sekali tidak mimpi bagi Renjun. Pria itu tersenyum lebar ketika bertemu dengan Renjun.
Renjun langsung memeluk Winwin erat tanpa memperdulikan tatapan orang-orang. Bahkan menenggelamkan mukanya di tekuk leher Winwin.
Winwin mengelus punggung Renjun pelan. Ia kira dia sudah hilang arah karena tidak begitu mendengar arahan manager tentang rumah baru Renjun namun Tuhan berpihak kepadanya.
"Kenapa malam-malam di sini? Kenapa belum pulang dan kenapa masih memakai seragam sekolah?"
Renjun menulikan alat pendengarannya. Dia tidak memperdulikan pertanyaan yang di lontarkan Winwin kepada dirinya.
Yang penting dia sudah bisa melihat Winwin dari dekat membuatnya senang.
"Apa kau sebegitu rindu kepada hyung?"
"Hm!"
"Beneran? Atau ini hanya pencitraan segala~"
"Tidak hyung!"
Winwin terkekeh ketika mendengar jawaban Renjun. Entah kenapa mereka masih dalam posisi pelukan.
Jujur Winwin juga merindukan sosok Renjun. Bahkan dirinya mengosongkan jadwal demi datang mengunjungi Renjun.
Membayangkan dirinya memohon kepada managernya membuat Winwin malu. Perjuangannya cukup keras hanya ingin melihat Renjun yang sekarang tinggal di tepi kota.
Jika Renjun tinggal di Seoul maka Winwin tidak harus susah payah memohon kepada managernya.
"Jja! Mari kita pulang? Tidak mungkin kita membeku dengan posisi seperti ini"
Renjun tersenyum ketika melihat sosok Winwin di dekatnya. Dengan cepat,mengambil tas sekolahnya lalu mengambil sepedanya.
"Apa kau menggunakan sepeda selama di sini?"
"Iya,hyung. Sebenarnya bisa naik bus tapi uang jajanku di potong oleh eomma"
"Seperti dugaan hyung. Hyung yakin dirimu tidak tahan naik sepeda tiap harinya"
Winwin mengambil alih sepeda milik Renjun. Duduk lalu memberikan kode ke Renjun untuk duduk di depannya.
Mereka menghabiskan waktu membicarakan hal baru dan kehidupan Winwin ketika sudah debut menjadi idol.
Bahkan Renjun tidak sadar dengan kakinya yang bersentuhan dengan aspal. Yang penting melihat Winwin dari dekat sudah membuat hatinya senang.
Menghabiskan waktu 20 menit,akhirnya mereka sampai di rumah yang disewa ibu Huang.
"Kajja hyung"
Renjun membuka gerbang rumah mereka. Winwin menaruh sepeda Renjun ke dalam garasi kecil lalu mengikuti langkah pria Huang masuk ke dalam rumah sederhana mereka.
Di dalam tidak ada siapapun. Padahal Winwin sudah menyiapkan vitamin herbal untuk Ibu Huang namun dia datang di waktu yang tidak tepat.
"Bibi dimana?"
"Sepertinya kerja lembur"
"Owh~ bibi masih seperti dulu,hm?"
"Eomma selalu tidak sadar akan kesehatannya. Jika sudah sakit nanti di akhir selalu menyalahkan aku"
"Tidak renjunnie~. Renjunnie anak baik"
Memilih duduk di sofa ruang tamu yang cukup empuk. Sebenarnya Winwin hanya menginap satu malam dan besoknya sudah harus kembali ke Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMREN
Fanfic"Renjun-ah, akhir-akhir ini sikapmu aneh. Apa kau jatuh cinta kepada seseorang?" Hidup Huang Renjun berubah ketika senior yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya tiba-tiba menempelinya. Darisitu,orang beranggapan bahwa mereka 'dekat' padahal...