[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.Renjun turun dari sepedanya. Berjalan sambil memegang pegangan sepedanya untuk memarkirkannya khusus parkiran sepeda. Murid-murid yang lain melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Renjun.
Setelah sudah mengunci sepedanya agar tidak bisa dicuri,Renjun memakai kedua headset ke telinganya. Bukannya kenapa tapi Renjun tidak ingin diganggu oleh siapapun untuk hari ini saja.
Berjalan melewati banyak lorong agar bisa sampai ke kelasnya. Beberapa siswa yang tadinya ingin menyapa Renjun tidak jadi di sapa karena tatapan Renjun hanya mengarah ke depan.
Bahkan tatapan yang biasanya cerah merubah menjadi datar.
Masuk ke ruang kelas lewat pintu belakang dimana biasa digunakan teman sekelasnya yang posisi bangkunya di belakang.
"Ren—
Ketua kelas yang tadinya sudah mengangkat tangannya untuk melakukan 'tos' dilewatkan begitu saja oleh Renjun.
Menuju ke bangkunya dimana Yeri belum menampakan dirinya. Renjun merasa tenang jika tidak ada keributan yang disebabkan oleh Yeri.
Menggantung tas sekolahnya di samping meja lalu menenggelamkan kepalanya di antara kedua lengannya.
Sikap Renjun yang berbeda dari biasanya langsung tersebar luas di forum sekolah. Bahkan beberapa siswi mengeluh Renjun yang murah senyum berubah menjadi datar.
Tidak lama bel sekolah berbunyi dan Yeri masuk dengan senyuman lebar. "Selamat pagi Renjunnie"
Renjun melirik Yeri, membuka headsetnya. Meletakannya di lehernya. "Hm. Pagi miss kim"
Melihat sikap Renjun yang berubah membuat Yeri buru-buru duduk di bangkunya. Memperhatikan Renjun dengan saksama. "Renjun-ah, apa kau mempunyai masalah?"
Karena Renjun menjawab singkat, Yeri menarik lengan Renjun namun sudah di tahan duluan oleh pemilik lengan. Mengeluarkan paper bag kecil dari tasnya.
"Ini handphonenya. Semoga bisa digunakan"
Hanya sesingkat itu lalu Renjun fokus ke depan karena guru yang mengajar di kelas sudah masuk. Melihat sikap acuh dari Renjun membuat Yeri melengkukkan bibirnya ke bawah.
Dia tidak suka dengan perubahan sikap Renjun.
Dia ingin melihat senyuman manis dan lengkungan bulan di kedua mata Renjun ketika tersenyum dan tertawa.
***
Bel istirahat sudah berbunyi namun tidak ada senyuman yang terlukis di wajah Yeri. Selama pembelajaran,Renjun mengabaikannya atau hanya menjawab dengan singkat.
"Kalau begitu,jangan lupa untuk mengerjakan tugasnya"
"Baik ssaem"
Guru yang mengajar meninggalkan ruangan dan Renjun langsung beranjak dari bangkunya. Namun lengannya di tahan dari belakang.
"Mau ke kantin bareng?"
"Sorry Yeri-ah, aku ada keperluan dengan Baekhyun ssaem" jawab Renjun dengan senyuman tipis. Memasang headsetnya kembali lalu meninggalkan ruang kelas.
Yeri dalam posisi berdiri melihat punggung Renjun menjauh membuatnya sedih. Ia kira hari ini dia masih bisa tertawa lepas dengan Renjun namun itu semua hanyalah imaginasi.
Ketua kelas yang memperhatikan Yeri dari bangkunya merasa kasihan dengan Yeri sebagai teman sebangku yang harus menghadapi sikap Renjun yang seperti angin.
"Yeri? Makan bareng,yuk. Lain kali kita bisa mengajak Renjun ke kantin"
Di lain sisi,Renjun terus berjalan sambil mengumamkan lagu yang dimintakan oleh Baekhyun. Ruang guru berdekatan dengan ruang kakak kelasnya jadi beberapa diam-diam meliriknya.
"Itu yang namanya Renjun bukan? Dia sangat tampan dengan headsetnya"
"Hm! Seandainya kita bisa mendekatinya"
Bisikan-bisikan seperti itu sama sekali tidak terdengar Renjun. Dia hanya berjalan ke depan tanpa memperdulikan siapapun di sekitarnya.
Ketika melihat ruang guru sudah mendekat membuat Renjun mempercepat langkahnya. Namun terhalang oleh siswi yang berambut pendek.
Bahkan telapak tangannya menempel di dada Renjun. Melepaskan headset yang dari tadi menutupi kedua telinganya.
"Kenapa pakai headset?"
"Hah?"
"Aku bilang kenapa pakai headset? Kau tidak menghormati kami sebagai kakak kelasmu?"
Renjun melirik ruang kelas dimana siswi itu keluar. Kelas 12-1.
"Bukan begitu sunbae"
"Lalu? Kenapa hanya main jalan tanpa membungkuk begitu?"
"Aku tidak mood melakukannya"
"MWO?"
Sooyoung meninggikan nada suaranya ketika mendengar jawaban Renjun. Kedua matanya membulat seketika melihat sikap Renjun yang berubah.
Padahal dia yakin bahwa pria bernama Huang Renjun merupakan pria yang lembut dan baik hati namun harapannya pupus.
"Apa kau berani melawan sunbaemu?"
"Tolong sunbae, aku ada urusan mendesak"
"Dalam mendesak pun aku tidak peduli. Dimana rasa hormatmu?"
Beberapa kakak kelasnya yang di lorong menonton kejadian antara Renjun dan Sooyoung. Bahkan yang tadinya di dalam kelas menjadi ke luar karena omongan teman sekelasnya.
"Maafkan aku sunbae" ujar Renjun sambil membungkukkan 90 derajat lalu pergi berlalu begitu saja. Jaemin yang tadinya melihat di ambang pintu kelasnya menarik alisnya ke atas.
Apa kedua matanya tidak salah melihat sikap Renjun tadi?.
"Jaemin? Apa yang kau lakukan disini?"
"Tidak. Aku hanya kebetulan mau keluar tapi sudah ramai"
"Oh~ itu tadi karena adik kelas bernama Renjun lewat dari sini dan dihadang oleh Sooyoung"
"Sooyoung? Kenapa dia melakukan itu?"
"Aku juga kurang tahu kenapa wanita itu melakukan itu? Apa dia sengaja membuat Renjun malu?"
***
Di kantor guru,Baekhyun duduk sambil memeriksa beberapa tugas siswanya. Menyadari ada kehadiran seseorang membuat gerak pulpennya berhenti.
"Ada perlu apa?"
"Ssaem, rekaman suaranya sudah aku kirim via email"
Baekhyun mengangukkan kepalanya pelan. Memeriksa email yang masuk di PCnya. Ketika melihat Renjun sudah mau pergi, dia langsung menarik kemeja belakang siswa Huang itu.
"Mau pergi kemana?"
"Ke kelas ssaem"
"Dengarkan di sini"
Renjun mengambil kursi yang tidak dipakai lalu duduk di samping Baekhyun. Kebetulan karena ruang guru tidak terlalu ramai, Baekhyun memutar rekaman suara yang dikirimkan oleh Renjun.
Suara milik Renjun memenuhi satu ruangan. Ekspresi wajah Baekhyun langsung berubah saat mendengar suara Renjun.
Mengambil selembar kertasnya lalu mencatat sesuatu yang Renjun tidak pahami. Beberapa siswa yang datang ke ruang guru diam-diam mendengar suara Renjun di dalam ruangan.
Bahkan beberapa memelankan langkah mereka agar bisa mendengarkan suara Renjun. Menghabiskan waktu 4 menit untuk mendengarkan hasil rekaman dari Renjun.
Baekhyun meregangkan kedua otot lengannya. Melirik ke arah Renjun yang duduk di sampingnya.
"Apa ada yang membuatmu putus asa?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMREN
Fanfiction"Renjun-ah, akhir-akhir ini sikapmu aneh. Apa kau jatuh cinta kepada seseorang?" Hidup Huang Renjun berubah ketika senior yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya tiba-tiba menempelinya. Darisitu,orang beranggapan bahwa mereka 'dekat' padahal...