12 - The Blood #2 (part 1)

3.7K 275 21
                                    

note : menyambung dari The Blood (bisa dibaca di bab-bab sebelumnya). btw, terima kasih banyak yang udah baca, vote, dan comment dari bab awal sampai bisa baca note di bab ini sekarang, haii!!! sorry kalau ada typo-typo dan kekurangan lainnya :)

— Pim POV —

"apa maksudmu? langsung ke intinya saja, jangan bertele-tele!"

"seperti efek domino, kau hancurnya anaknya... maka Pete akan hancur, jika Pete hancur maka Vegas akan hancur tanpa bersisa, dan kau menang!" kataku menjawab pria di depanku ini.

Ram Suwannarat, ketua keluarga mafia Suwannarat, yang aku tau dia punya masalah dengan keluarga Theerapanyakul terutama Kun. untung saja aku bisa menghubungi pria ini, ketika aku bilang bahwa aku bisa memberitau rahasia keluarga Kun Theerapanyakul dia langsung bersedia membantuku keluar dari apartemen tanpa diikuti bodyguard Vegas dan Pete, dan tentu saja setelah ini aku tidak akan kembali lagi kesana.

"katakan dengan jelas!" benar-benar orang yang tidak sabar

"putra Vegas dan Pete, mereka mengadopsi bayi yang dikira mereka adalah anakku dan Kun Theerapanyakul, tapi anak itu bukan anak Kun Theerapanyakul, itu anakku dengan pria lain"

"kau benar-benar wanita sialan"

aku hanya tertawa mendengarnya "aku tidak peduli apa pendapatmu tentang ku! aku beritau, anak itu sepertinya belum tau kalau dia bukan darah Theerapanyakul, dan aku bisa bilang Pete sangat sayang dengan putranya dan Vegas tidak akan bisa apa-apa jika Pete tidak ada!"

pria yang duduk dengan santai di depanku sepertinya mulai berpikir kalau hal yang kuberitau menarik

"kau cukup ganggu putra nya saja, setelahnya akan hancur dengan sendirinya" kataku dengan yakin, diikuti anggukan dari Ram Suwannarat

— Venice POV —

"Venice! cepat turun!" suara papa memanggil dari luar kamarku terdengar

"oke phi, aku harus turun sekarang sebelum papa menarikku turun" kataku dengan ponsel ditelingaku

"oke, aku juga harus melakukan hal lain, jaga kesehatanmu" kata phi Clay

"oke! bye bye phi" lalu memutus panggilan telepon itu

aku langsung keluar dari kamar dan turun ke lantai satu menuju meja makan, disana sudah ada papa dan daddy

"paman Macau?" aku bertanya setelah duduk di kursiku

"pergi dengan Che'" papa menjawab saat membantuku menuangkan beberapa makanan di piring

"aku bisa sendiri pa" aku rasa papa tidak perlu lagi melakukan segala hal untukku tapi tetap saja dia melakukannya

"Macau selalu mengajak Che' keluar, Kim pasti akan protes" kata daddy

"carikan saja pacar untuk paman Macau" kataku memberi saran, memang paman Kim sering kesal karena paman Che' sering pergi dengan paman Macau, mereka teman minum bersama

"aku juga ingin melakukannya tapi pamanmu itu astaga.. seleranya benar-benar luar biasa! sangat pemilih!" kata papaku menanggapi saranku

"kau juga pemilih Pete" kata daddy tetap fokus ke ponsel di tangannya

"aku bukan pemilih Vegas, aku bahkan tidak punya kesempatan untuk memilih!" benar kata papa, yang aku tau papa tidak punya banyak mantan kekasih sedangkan daddy ku? astaga jangan ditanya, paman Macau bahkan tidak bisa menghitungnya.

daddy hanya tersenyum bangga mendengar perkataan papa ku.

"Venice, jadwal ke rumah sakit mu lusa kan?" daddy bertanya

Story of Vegas PeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang