Selamat membaca 🌸
Samira tidak secara instan membuat Rumah Samira menjadi sebesar sekarang. Perlu kerja keras, ketegasan dan keuletan, dan tidak sedikit juga menguras tabungannya untuk terus membesarkan Rumah Samira.Berawal dari usaha konveksi Papa yang memproduksi T-Shirt kualitas Eksport yang memang di pesan dari Luar Negeri, usaha Papa terus berjalan stabil, hingga bisa mempekerjakan sebanyak 40 karyawan dan membeli sebidang tanah yang luas di Bali untuk usaha konveksinya.
Sebelumnya, Samira hanya membantu untuk management keuangannya saja.
Tapi ketika rumah tangganya mulai di terpa prahara, Samira perlu kegiatan untuk mengalihkan pikiran warasnya agar tetap di tempatnya.Hidup bertahun-tahun tanpa hadirnya seorang bayi, membuat Samira terobsesi dengan segala pernak-pernik bayi. Bermimpi bisa memiliki satu - berjenis kelamin perempuan - dan akan Samira dandani dengan baju-baju dengan warna kesukaan Samira.
Banyak sekali rancangan yang Samira buat, terinspirasi setiap mendatangi Baby shop dan mendapati kombinasi warna yang tidak memuaskannya dan harga baju bayi yang sangat tidak masuk akal. Membuat Samira iseng mendesign baju-baju lucu dan menggemaskan.
Papa memergoki rancangan-rancangannya. Dan menawarinya untuk di produksi di JAVVA- konveksi Papa - karena Papa yang lebih tau bahan-bahan dan jenis-jenis kain serta dimana bisa mendapatkannya.
Awalnya Samira ragu, tapi Papa terus mendesaknya. Hingga ketika rancangan pertama dalam Laptopnya terwujud dalam bentuk baju sesungguhnya, keharuan dan kepuasaan Samira tidak bisa di ukur dengan kata-kata.
Akhirnya, Samira berdiri dengan brand sendiri - atas anjuran Papa - dengan JAVVA yang memproduksi design dari Rumah Samira.Dengan menguras tabungannya - di bantu dengan uang Papa, walau Samira berusaha keras menolaknya - Samira mendirikan Baby Boutique dengan Brand Rumah Samira.
Design yang simpel dan lucu, warna-warna pastel yang sangat menawan dan harga yang terjangkau - di bandingkan dengan model dan bahan yang sama yang di jual brand ternama - membuat Rumah Samira cepat melambung namanya di Industri baby fashion .
Tidak ingin aji mumpung dengan ketenaran dan keramaian pengunjung baby shop nya, Samira tetap konsisten hanya menjual baju-baju rancangannya. Tidak ada penambahan pernak-pernik bayi - seperti pampers dan mainan bayi, misalnya - di Rumah Samira.
Akan sangat melelahkan harus menghandle suplier-suplier berbagai jenis barang. Walau bukan Samira yang menangani langsung, tapi mau tidak mau Samira juga harus mengeceknya secara berkala, untuk memastikan .
Saat ini, Rumah Samira mempekerjakan sebanyak 14 karyawan , terbagi menjadi 2 shift. Dan 4 tenaga kontrak untuk marketing . Serta 40 karyawan JAVVA yang terus memproduksi rancangan dari Rumah Samira.
Hidup memang terkadang pahit , tapi akan terus berjalan, segelap apapun jalan yang terlihat di depan kita.
Kadang pandangan iba dari orang-orang yang di kenalnya, membuat Samira diam-diam menyorok ke dalam kamarnya dan sejenak mengurai airmata untuk melepas sesak dalam dadanya.
Hal wajar bukan, jika terlihat aneh. Seorang wanita 40 tahun, tanpa anak, tapi terampil menciptakan baju-baju anak dengan model yang sangat bagus dan menjadi favorit ibu-ibu masa kini.
***
BRAK !
Pintu ruang kerjanya menjeblak terbuka. Membuatnya sedikit terlonjak.
Lalu mendengkus melihat siapa yang datang.
"Mbak Sammmm, model cilik yang kemaren aku rekomenin udah dateng, mau liat enggak ? Ihhh gemessssssin banget tau, pengen ngunyaaaah pipinyaaa "
Mela membuka -mendobrak lebih tepatnya - pintu ruang kerja Samira dan datang bagai angin puting beliung.
"Tok- tok " sindir Samira tanpa melepas pandangan dari Macbook nya.
Mela cengengesan.
Dan dengan konyol kembali ke depan pintu, mengetuknya , dan masuk lagi dengan berderap. Lalu duduk dengan berisik di depan meja Samira.
"Namanya Malika Puteri. Harusnya item kayak biji kedelai yang di asuh macam anak sendiri kan Mbak ? Tapi ini putihhhh " Mela terkikik dengan kalimatnya sendiri.
Samira meliriknya.
"Si Malika nya ada di ruang photoshoot , udah ada Garin lagi prepare wardrobe nya . Lucuuuuuuk"
"Kamu aja yang bantu ngawasin. Aku udah percayain sama Mika dan Garin. Mestinya udah cukup" Samira jelas tidak akan mau bergabung ke ruang Photoshoot, seperti sebelumnya.
"Malika si biji kedelai putih nya lucuuuu"
Mela mengedip-ngedipkan matanya sok imut."Pergilah, Mel. Sebelum aku umumkan lowker untuk cari aspri baru"
Mela ngacir dengan teriakan maaf menggema di belakangnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Samira
RomanceHidup Samira luluh-lantak , tak dapat di selamatkan, dan berakhir dengan badai perceraian. Kemarahan orang tua yang dia terima, dan tidak ada kawan yang bisa mempertahankan sisi kewarasan. Nyaris membenci semua orang dan mengobarkan kemarahan dengan...