Hidup Samira luluh-lantak , tak dapat di selamatkan, dan berakhir dengan badai perceraian. Kemarahan orang tua yang dia terima, dan tidak ada kawan yang bisa mempertahankan sisi kewarasan. Nyaris membenci semua orang dan mengobarkan kemarahan dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Mama berurai air mata, meratap pilu , menggumamkan penyesalan-penyesalan satu persatu.
Samira sudah berhenti menangis. Hatinya sudah kebas.
"Umurmu sudah 38, ndak punya momongan, sekarang malah di tinggal kawin sama janda. Owalah, nduk.."
Tapi Samira tetap pada pendiriannya untuk berpisah dengan Harris.
Bukan hal mudah bagi Samira untuk sampai di titik ini. Samira tidak takut dengan kekurangan uang, karena Samira sudah terbiasa mandiri.
Tapi Samira ketakutan setengah mati, membayangkan hidup tanpa Harris , sesudah nyaris 24 tahun hidup bersama . Ketakutan akan kehilangan Harris, kasih sayang dan perhatiannya .
Bayangan cibiran orang lain juga membuatnya tangguh menerima sakit hati dan fisik yang terus di layangkan oleh Harris.
Sudah terlalu jauh Harris meninggalkan Samira , baik fisik ataupun hatinya. Hal yang Samira sangkal dan berpaling dari kenyataan itu.
Lalu saat Samira melihat Papa - yang selalu memeluknya dengan sayang dalam diam - malam itu bersimpuh di atas sajadah dengan bahu berguncang oleh tangis, Samira tahu harus mengakhiri setahun kebodohannya menunggu Harris kembali.
Hati Samira hancur berkeping melihat Papa yang semakin menua dengan menyembunyikan kesedihannya di depan anak satu-satunya yang sudah kehilangan tujuan hidupnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Papa .." Bisiknya , malam itu.
"Samira takut .." Samira menangis keras sekali di bahu Papa. Mengadukan lara dan ketakutannya.
Papa mengecup kepalanya lama .
"Serah semua pada Allah. Ada Papa dan Mama " Suara Papa mengandung tangis , gemetar .
"Mama marah .."bisik Samira , lagi.
"Sayang nya Mama lebih besar daripada Marahnya Mama , Nak "
"Papa enggak malu punya anak janda ..d-dan m-mandul ?" Sesenggukan Samira menyampaikan hal yang mencengkram dadanya hingga nyaris meledak.
"Papa enggak pernah malu punya Samira "
Papa menengadahkan kepalanya. Hatinya pedih bukan main.
"Samira kesayangan Papa, apapun keadaannya. Sini, pulang dengan Papa dan Mama kalau Samira sudah ndak kuat "
Samira terisak keras .
"Papa akan lebih sedih kalau Samira kosong seperti ini.."
Samira tau tidak bisa lagi membuat semua seperti kemauannya.
Malam itu Samira bersujud panjang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan hati hancur, juga kemarahan yang merambati seluruh hatinya, Samira menyerah dengan Harris Maherdianta.
***
Ketika Harris merasa bahwa dunianya baik-baik saja , merasakan ketundukan Samira dengan keputusannya menduakannya, jatuh cinta lagi dengan istri mudanya dan seorang anak gadis lucu yang sudah lama di idamkannya, Harris tidak pernah menyangka akan datang hari Samira menggugatnya, berniat mengakhiri pernikahan 25 tahun mereka.
Samira tidak sudi melihat wajahnya.
Hanya wajah tua mertuanya yang menatapnya dengan wajah bijaknya, menyampaikan dengan baik maksudnya untuk meminta kembali putri kesayangannya, karena Harris terbukti gagal menjaga janjinya berpuluh tahun silam .
Jadi sudah saatnya Irham Yazid mengambil kembali putri nya yang telah di sia-siakan oleh menantu kesayangannya itu.
Mata tuanya tidak dapat menyembunyikan kesedihan dan kekecewaan.
Harris terpukul sekali. Mengiba maaf dan janji - omong kosong - untuk membaiki semuanya.
Entah kenapa hari itu, melihat sosok tua mertuanya, kenangan akan Samira remaja membanjiri ingatan Harris. Juga hari-hari yang di habiskan Samira dengan kecewa dan air mata padanya .
Harris sesak sekali.
Tidak pernah terlintas dalam pikiran Harris bahwa Samira akan mampu meninggalkannya.
Harris adalah dunia Samira.
Bukankah 1 tahun berlalu dan Samira sudah berdamai dengan takdir yang mengikat ketiganya ?
Harris sungguh tak mengerti kenapa Samira bisa melepaskannya ?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.