Selamat membaca 🌸
Sebetulnya Samira ingin tertawa.Mela Ariani, Aspri nya itu bukan hanya pemberani dan bermulut besar, tapi juga terlewat kreatif.
Entah apa yang ada dalam pikirannya hari ini, sehingga pagi-pagi ketika Samira baru saja menduduki kursi kerjanya, Mela datang dengan energi meluap-luap, menenteng keranjang rotan tempat piknik , sebuket bunga krisan palsu dan ..teh ?
"Assalamualaikuuum , Selamat pagi duniaaa, semangat pagi Mbak Sam-kuuuu"
Samira mengeluh dalam hati.
Sebal bukan main dengan asisten berisiknya ini, tapi enggan menunjukkan emosi.
Jadi biarkan saja.
"Kamu bawa apa ?"
Seolah keranjang piknik dan secangkir teh adalah hal wajar terjadi setiap pagi di dunia yang fana ini.
"Teh dong, Mbak Saaam"
Mela menjawab dengan nada menegur, seolah pertanyaan Samira adalah pertanyaan yang sangat tidak berguna karena harusnya sudah tau jawabannya."Teh kayak biasanya kesukaan Mbak Sam dong. Rebus air 1,5 gelas sampai mendidih. Rebus sebentar tehnya sampai warna keluar , terus di kasi gula batu cair 1 sendok makan"
Mela nyengir lebar sekali.
"Kalau kamu sering pura-pura bodoh, nanti kamu jadi bego beneran"
Ini Samira sedang menghina atau mendoakan Mela jadi bodoh sih ?
Bukannya tersinggung, Mela malah terkikik.
"Biar pagi kita tambah ceria , Mbak Saaam. Ngeteh nya biar berasa piknik . Eh, ini bukan kode biar kita piknik lohhh. Cuma kemarin Mela baca-baca lagi koleksi buku Lima Sekawan. Duh, bagian piknik , makan roti bikinan sendiri dan minum Limun jahe itu bikin Mela kepengin piknik betulan. Lagian kan jaman sekarang emangnya ada Limun jahe. Limun !"
"Terimakasih teh-nya, Mela. Kamu keluar kelarin kerjaanmu. Jam 8 Mika mau ngasi template promosi "
Mela melongo lalu mencebik.
Susah sekali bikin senang Boss nya ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Samira
RomanceHidup Samira luluh-lantak , tak dapat di selamatkan, dan berakhir dengan badai perceraian. Kemarahan orang tua yang dia terima, dan tidak ada kawan yang bisa mempertahankan sisi kewarasan. Nyaris membenci semua orang dan mengobarkan kemarahan dengan...