Selamat membaca 🌸
"Samira ? Samira Yazid ?!"Dengan tercengang, Samira menatap perempuan berpashmina Dusty pink di depannya.
"Mataharri ..Marisa ?"
Samira tersedak ludahnya sendiri, ketika tanpa aba-aba, Harri - Mataharri - menubruknya dan memeluknya seerat tubuh mungilnya bisa mendekap tubuh jangkung Samira.
Harri mengomel sambil mengusap sudut matanya. Lalu kembali mendekap Samira.
Ada keharuan yang diam-diam menyusup ke dalam hati Samira yang sudah lama dia bekukan pada setiap orang yang datang mengetuknya.
Bertahun-tahun Samira lenyap tanpa kabar berita. Menarik diri dari semua komunitas, termasuk pertemanan grup SMU yang berisi alumni rohis, Mataharri termasuk di dalamnya.
Walau jarang bertemu secara nyata, tapi sebelumnya via WAG , mereka rajin bertukar kabar.
Lalu sejak Harris dengan semua drama yang di bawanya , Samira leave Grup dan mengganti nomernya. Malu dan rendah diri sangat kuat menghantam kepercayaan diri Samira.Lebih baik baginya untuk meninggalkan semua di belakang, tanpa kecuali.
Tubuh mungil Harri menyeretnya, mendudukkannya di Sofa - anehnya sofa di ruang kerjanya sendiri - menangkup kedua tangannya , dan mengoceh , memintanya bercerita kenapa susah di temukan dalam waktu - berapa tahun ? - Harri memggumam , berhitung, lalu lanjut mengomelinya.
Anehnya, Samira merasa terhibur sekali .
Harusnya - catat - harusnya Samira merasa sebal dengan kelakuan Harri yang - astaga ! - sangat mirip dengan Mela , asprinya yang petakilan itu.
Walau terhibur , tapi Samira tetap mengeluh dalam hati. Satu Mela sudah menguras tenaganya. Sekarang Datang Harri.
Seperti namanya, Perempuan yang nampak jauh lebih muda dari usianya itu memang selalu bersinar : penuh energi dan lincah sekali, baik badan ataupun mulutnya.
Samira dari dulu menduga-duga apakah Harri akan bisa diam dalam 1 menit, bahkan dalam tidurnya pun Samira tidak yakin Harri bisa diam .
Dalam setiap acara, Harri bisa di pastikan akan menjadi MC. Suasana akan menjadi hidup, meriah dan konyol.
Samira sangat ingat waktu mereka kelas 2 SMU , dalam acara perpisahan sekolah, Harri menjadi MC . Dengan konyolnya Harri meminta Kakak kelas untuk joget dangdut. Dan kurang ajarnya - Samira tidak bisa menghentikan tawanya selama berhari-hari setiap ingat - Pak Sarwono, Bapak Kepala Sekolah yang mati-matian menjaga wibawanya itu, ketika menyerahkan hadiah kenang-kenangan kepada perwakilan kelas 3, Harri membuatnya bergoyang bersama dengan penerima hadiah !
Wajah merah padam Kak Rio - mantan ketua OSIS - yang selalu jaim dan Pak Sarwono, yang berjoget, meledakkan tawa hampir semua siswa yang datang.
Si konyol yang rajin mendapat peringkat paling bawah di kelas itu secara aneh bisa berteman dengan Samira dan Amira, dua juara umum sekolah yang pemalu dan tertutup.
"Miyaaaaaa" rengek Harri - tanpa tau malu - seolah waktu bertahun-tahun tanpa mereka bertukar kabar tidak pernah terjadi.Samira tersentak dari lamunan masa lalu nya.
Saat hidupnya masih berisi kegembiraan , tanpa beban dan kesedihan .
"Kamu tadi bilang apa ?"
Harri cemberut. Sangat tidak cocok untuk umurnya yang kepala empat, tapi mana dia peduli.
"Aku udah WA ke Amira, ngasi tau besok kita ketemuan !"
Samira mendesah.
Hidupnya dalam bahaya , demi Tuhan .
"Harusnya kamu nanya aku dulu, Ri. Besok jadwalku padat "
Mataharri mendelik galak ke Samira.
"Kamu mau nuker persahabatan kita dengan segepok duit ? Ha ?"
Dasar ratu drama.
"Enggak usah ngumpat . Di lisankan ataupun dalam hati, kalo ngumpat tempatmu di Neraka !"
Ya Tuhan.
Samira. Sedang. Berada. Dalam. Masalah. Besar.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Samira
RomanceHidup Samira luluh-lantak , tak dapat di selamatkan, dan berakhir dengan badai perceraian. Kemarahan orang tua yang dia terima, dan tidak ada kawan yang bisa mempertahankan sisi kewarasan. Nyaris membenci semua orang dan mengobarkan kemarahan dengan...