Selamat membaca 🌸
Siang itu, Samira sangat kepengin Bakso Pak Min, membayangkannya saja sudah tercicir air liur di mulut Samira.
Samira mengirim pesan ke Harris, minta izin pergi keluar sebentar cari bakso, tapi sampai menunggu beberapa menit, Harris sama sekali belum membaca pesannya.Samira heran sekali, keinginannya untuk makan bakso semacam orang mengidam - sepertinya begini orang mengidam, terbayang-bayang kuat dan tidak bisa tidak harus dapat - begitu kira- kira , Samira bergumam.
Mengambil kunci mobil, Samira dengan cepat menuju kios Pak Min, sambil menunggu izin dari Harris, Samira berangkat saja dulu . Samira meringis sendiri dengan gaya izinnya pada Harris .
Dengan berderap Samira tergesa keluar dari mobilnya, kiah bakso Pak Min yang super lezat itu nyaris sudah terasa di lidahnya.
Hampir saja suaranya akan menyapa pak Min, tapi urung ketika melihat Harris - Harrisnya - sedang memangku seorang gadis kecil berjilbab ungu yang sangat lucu.
Seingat Samira wajah gadis kecil itu tidak pernah terlihat di keluarga Harris.
Kaki Samira nyaris melangkah menyapa Harris, ketika seorang wanita berjilbab - yang Samira tidak perhatikan sebelumnya - menyuapkan potongan Bakso ke anak gadis lucu itu.
Bukan, bukan itu yang membuat Samira kelu. Tapi suapan wanita itu pada Harris, membuat Samira masih sibuk mencerna, Wanita itu apakah pernah dia lihat di keluarga Harris ? Sepupu, mungkin ?
Samira tertawa konyol, seumur hidupnya, tidak pernah sedikitpun dia membayangkan di antara Samira dan Harris akan ada orang lain.
Jadi kemungkinan itu, sama sekali tidak masuk dalam pikirannya yang polos - dan bodoh , oh juga naif -
Tapi hatinya mencelos seakan jatuh ke telapak kaki, ketika dengan tenang, Wanita itu mengusap sudut bibir Harris ,
"Ya Ampun Ayah, makannya ga bisa rapihan dikit dari Alia apa ?"
Harris menatap wanita itu,
Dan seperti kisah-kisah novel , dimana bajingan laki-laki tertangkap basah berselingkuh dari istrinya , Samira mengalaminya .
"Makasih, Sayang "
Jawab Harris.
Samira sedang menggulung badai
***
Malam itu , Harris teramat sangat terkejut, ketika membuka pintu kamar, suasana di dalamnya porak -poranda . Dengan serakan kaca dari cermin yang pecah."Salima. Umur 32. Janda beranak 1. Pegawai baru di Toko Oleh-oleh mu. Sudah 3 bulan menikah "
Suara Samira bergetar menahan luapan emosi.
Harris terguncang.
Samira menatapnya . Dengan mata bengkak dan hidung memerah.
Harris diam.
"Aku hanya mau ngasi 2 pilihan. Aku atau dia. Dan aku tidak ingin membicarakan hal ini sampai kapanpun"
Samira memudahkannya memilih kan ?
"Aku tidak bisa menceraikannya !"
Jawaban Harris terlalu cepat, membuat airmata Samira meluncur dengan cepat juga.
"Jadi kau memilih menceraikan aku ?"
Decihnya . Kemana Samira yang pemalu dan lembut hati itu ?
Harris terpaku.
"Dia punya anak .."
"Bukan anakmu, aku tau "
"Kau tidak mengerti Samira !" Harris berteriak.
"Aku mengerti. Karena dia punya anak, jadi kau tidak akan pernah ragu untuk mempertahankannya . Dia terbukti PERNAH punya anak. Bukan perempuan bodoh mandul seperti aku"
"...."
"Betul rupanya. "
Samira menengadahkan matanya ke atas menahan laju airmata , usaha yang sia-sia sebab dia terlihat makin menyedihkan .
"Kalau begitu lepaskan aku. Aku tidak mau di duakan . Kita sudah pernah membahasnya"
"Tidak akan pernah !"
"Terserah kau . Kalau kau tidak mau, aku yang akan menggugatmu. Bukti-bukti perselingkuhanmu sudah aku dapatkan untuk bahan gugatan"
"Jangan harap, Samira !" Geram Harris, murka .
Samira tidak peduli, di abaikannya Harris dan membuka pintu lemarinya, menjejalkan baju-baju pada koper yang di ambilnya dari ruang storage.
Dengan nafas memburu terpantik amarah, Harris merampas koper dan melemparkannya ke dinding.
Samira tetap tenang, memungut kembali Koper dan memasukkan kembali baju-bajunya.
Harris bertambah murka dengan ketenangan Samira.
Malam itu, untuk pertama kalinya Samira babak -belur oleh laki-laki yang bergelar suami.
Dalam pikiran kosongnya, Samira bertanya-tanya, bukankan seharusnya dia yang marah ?
Sementara akalnya sibuk bertanya, fisiknya sudah terkapar.
Samira terlalu bingung dengan yang terjadi.
Samira...hampa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Samira
RomanceHidup Samira luluh-lantak , tak dapat di selamatkan, dan berakhir dengan badai perceraian. Kemarahan orang tua yang dia terima, dan tidak ada kawan yang bisa mempertahankan sisi kewarasan. Nyaris membenci semua orang dan mengobarkan kemarahan dengan...