Masih di hari dan rentang waktu yang sama, Kim Mingyu pun melajukan mobilnya dengan tertib, lalu memarkirkan mobilnya di tempat dimana kemarin dia letakkan.
Mereka berdua keluar, Jeon Jungkook lebih dulu merapikan kemeja dan jas nya lalu menatap Mingyu yang dengan tegas memberikannya dua acungan jempol.
Jungkook:???
Kim Mingyu tersenyum cerah, seolah olah dia telah menebak sebelumnya tentang apa yang akan terjadi, jadi dia dengan percaya diri melangkah maju lebih dulu daripada Jungkook dan menyapa sosok yang menyambutnya kemarin di depan pintu ini.
" Hai, kita bertemu lagi!? "
" Halo, tuan? "
Mingyu mengangguk, sebelum sosok di depannya ini bertanya ini dan itu, maka dia lebih baik menjelaskan nya terlebih dahulu.
" Begini, rapat kami kemarin di undur dan akan di lanjutkan sekarang. Jadi, bisakah kami masuk? Apakah tuan Vins ada? "
Sosok itu terdiam, tapi kemudian dia bertanya kepada rekannya seperti yang dilakukan nya kemarin.
Jungkook tetap diam, namun dia diam diam memperhatikan sekitarnya dengan teliti, tempat ini sangatlah bagus, dirancang dengan begitu sempurna, sangat pas untuk status Bos mereka yang tak kalah pentingnya itu.
" Tuan, silahkan ikut saya."
Mingyu mengangguk, kali ini dia berjalan beriringan dengan Jungkook dan sedikit berbisik,
" Bos, setelah ini Bos akan di antar oleh orang lain dari balik pintu itu, tapi Bos terlebih dahulu harus menyerahkan semua seperti apa yang ku katakan di mobil tadi..."Jungkook diam, sedikit mengangguk seolah paham kemudian benar saja, di balik pintu kaca besar berlapis tiga lengkap dengan anti peluru itu, mereka di sambut oleh dua sosok yang telah Mingyu kenal, Jungkook mengangkat wajahnya, menerima setiap aturan yang di ucapkan oleh sosok di depannya.
Jungkook bahkan dengan patuh meletakkan ponselnya, dompet, kunci kamarnya bahkan sampai dengan sebuah jarum kecil yang mana membuat Mingyu serta dua pria lainnya menatapnya aneh.
Setelah melakukan itu, diapun di giring ke dalam sebuah lift lalu naik hingga lantai tertentu, setibanya disana, sosok yang mengantarkannya pun berkata sopan,
" Tuan, kita sampai. Harap tunggu sebentar, tuan Kami akan segera muncul."" Ya."
Dia pun pergi menyingkir ke tepi kemudian hilang begitu saja entah lewat mana, Jungkook curiga ruangan ini memiliki beberapa pintu rahasia di setiap dindingnya.
Cukup lama rasanya Jungkook menunggu, bahkan itu mungkin melebihi sepuluh menit lamanya, tapi Jungkook adalah tipe penyabar, jadi dia bertahan, selain itu ini sangatlah penting baginya dan perusahaan nya.
Matanya jatuh menatap pantulan dirinya sendiri di lantai yang tengah ia pijaki, betapa bersihnya ruangan ini sampai-sampai bisa memantulkan wajah Jungkook yang terlihat agak kusam.
Disaat tengah meratapi nasibnya, tiba tiba suara ketukan halus dari gesekan antara sol sepatu dengan lantai pun terdengar, lambat namun pasti, perlahan mendekat dan berhenti tepat lima meter darinya, yang jelas memisahkan mereka di antara sebuah meja panjang bundar.
" Seingat ku, aku tidak memiliki janji hari ini dengan siapapun."
Ketika suara dalam dan rendah dengan rada serak ini jatuh, tatapan Jungkook seketika menegang, tubuhnya bergetar dengan perasaan antara panas dan dingin, jemarinya bergemeluk di setiap sisi tubuhnya, dia secara perlahan mengangkat kepalanya dan bertemu dengan sepasang mata hazel, wajahnya jelas di sembunyikan dari balik topeng emas bergaya Eropa kuno.
Hati dan jantung Jungkook berasa tak selaras lagi, pikiran nya campur aduk hingga tidak tahu apa yang harus dia ungkapkan di depan sosok ini bahkan untuk menyapa sopan pun dia lupakan.
Melihat keterdiaman Jungkook, sosok di depannya mendengus dingin lalu berkata acuh.
" Aku tidak menerima sosok asing, silahkan pergi sebelum keamanan menjemput mu."
" Tunggu! "
Sosok itu tidak bergerak, masih dalam posisi yang sama menatapnya dengan acuh tak acuh, sedangkan Jungkook jelas memiliki pandangan lebih dari itu, karena sekarang dia merasa egois dengan berharap lebih akan sesuatu.
" Tuan, tolong tunggu sebentar. Kita bisa bicara baik baik, saya mohon, tolong berikan saya satu kesempatan"
Sosok di depannya tetap tak bergeming, oleh karena itu Jungkook pun berinisiatif untuk berbicara lagi.
" Tuan mungkin sudah tahu siapa saya, dan untuk soal yang kemarin pun saya juga sangat minta maaf, dia adalah salah satu bawahan kami, dan saya sendiri jugalah yang mengirimnya, jadi mohon jangan salahkan dia."
" Oh, kau sudah sadar rupanya. Baik, sekarang pergilah."
" Tidak! Tuan, tolong beri saya satu kesempatan lagi untuk melihat ini kepada anda."
" Tidak perlu. Yang kemarin sudah cukup, kau ku tolak, sekarang pergilah, aku sibuk."
Entah hasutan darimana, Jungkook dengan berani maju lalu menjatuhkan dirinya dua meter dari sosok itu, dia berlutut dan menatap sosok bertopeng itu dengan penuh permohonan.
Sedangkan sosok itupun mundur dua langkah, awalnya dia mengira Jungkook akan menerjangnya....
" Tuan, saya mohon.... "
Sosok itu menipiskan bibir nya dan berkata sadis. " Aku benci ini, aku benci seseorang yang terlihat lemah seperti kau. Sekarang bangunlah atau tidak sama sekali!? "
Itu adalah isyarat lain sebagai persetujuan, oleh karena itu Jungkook tanpa pikir panjang segera bangkit lalu menatap sosok di depannya dengan senyum cerah dia kembali mundur ke posisi semula lalu berdiri dengan patuh. Ini adalah kali pertama nya setelah sekian lama tunduk kepada orang lain dan bertindak layaknya anjing penurut.....
Sosok itu lebih dulu duduk baru diikuti oleh Jungkook, untuk sesaat mereka sama sama diam, tapi kemudian sosok itu pula yang memecahkan keheningan, dia berkata dengan acuh tak acuh.
" Walaupun aku sudah membaca biodata perusahaan mu, tapi aku ingin kau menjelaskan nya kembali dengan sendirinya."
Jungkook mengangguk, dia kembali berdiri di tempat dan sedikit membungkuk, " Nama saya Jeon Jungkook, saya disini.........., "
Jungkook mulai menjelaskan semuanya secara rinci dan padat namun jelas. Sosok di depannya pun dengan tenang mendengarkan, itu tidak lama bagi Jungkook untuk menjelaskan semuanya, sekarang setelah dia selesai, dia pun dengan tenang pula menunggu tanggapan dari sosok di depannya ini.
Di ruangan itu hanya ada mereka berdua sejauh yang Jungkook lihat, jadi dia terasa sedikit lebih baik daripada harus di tatap banyak pasang mata, namun entah mengapa sepasang mata hazel ini benar benar menggetarkan hatinya yang beku.
Sosok itu perlahan menggerakkan sedikit pundaknya lalu bersuara pelan, " Aku mengerti, namun sebelum itu aku juga akan memperkenalkan diriku kepada mu, karena kita akan menjadi calon partner kerja dimasa depan."
Kata Calon jelas di tekankan pada kalimat ini, tapi Jungkook sama sekali tidak tersinggung, karena dia juga sadar diri akan posisinya.
"..... Aku Vins Kim, pemilik dari perusahaan ini, Vinsensius."
Ujarnya dengan penuh makna, tepat pada saat itu juga tangan dengan jemari lentik mulai terangkat menuju wajahnya, sedikit demi sedikit menggeser topeng yang selama ini menyembunyikan wajah aslinya.Jungkook menatapnya dengan tenang namun di dalam hatinya ada deburan ombak yang menerjang karang membentuk badai besar.
Tepat ketika topeng itu terlepas, memperlihatkan wajah aslinya, Jeon Jungkook jelas membeku di tempat.
Sosok di depannya tidaklah cacat atau pun buruk, tapi sangat cantik nyaris sempurna, bahkan dia sendiri seakan lupa dengan bernafas saat melihatnya.
Hatinya terasa sangat pedih, pelupuk matanya pun mulai mengembun dengan nafas terengah-engah menahan sesak di dada, tanpa sadar kakinya melangkah maju dengan kedua tangan terangkat,
" Kim Taehyung!!!? "
#BL.............
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL LIAR
Non-Fiction(☞゚∀゚)☞Tittle : Beautiful Liar (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞Written By @DiazOktaFiqi ('◔‿ゝ◔')━☞Request By @greciadevi WARNING!!!! (ノಠ益ಠ)ノBAGI KALIAN HOMOPHOBIC PEOPLE, PLEASE DON'T READ MY STORY!!! Harap saling hargai, baik?? Saya tidak mengusik anda, dan anda to...