Waktu bergulir dan hari terus berganti, tak ada kata lelah untuk bisa menjabarkan semuanya. Ini terlalu rumit namun dia selalu menganggap nya masih terlalu sederhana.
Sejak Vins mengakui kedaulatan nya yang baru atas pijakan lama Jeon, semuanya telah berubah.
Dia dengan cepat mengganti semua aturan internal maupun eksternal, tertulis maupun tak tertulis, sekarang semuanya telah berada di bawah kuasanya.
Setiap hari, dia akan selalu berdiri dan duduk di singgasana nya, berjalan dengan anggun bersama tatapan matanya yang angkuh.
Tak hanya perusahaan, bahkan kondisi rumah Jeon yang kini telah berganti tangan pun juga telah banyak berubah, termasuk penghuni di dalamnya.
Ada beberapa pelayanan yang sengaja Vins berhentikan dan ia ganti dengan pelayanan pilihannya, hal ini tentu saja telah memicu banyak kontra selama dua Minggu terakhir.
Song Hema dan Eunbi salah satunya.
Hema, kembali jatuh pingsan setelah kalah dalam perdebatan sengitnya dengan Vins belum lama ini. Dia sendiri juga tidak tahu lagi entah sudah beberapa kalinya dia jatuh pingsan dalam dua Minggu terakhir, yang pasti, hari ini saja dia sudah pingsan dua kali.
Ini sudah sore ketika Hema terbangun dalam keadaan linglung, hatinya begitu tercabik-cabik setiap kali terjaga ke alam nyata. Meremat selimut tipis yang jelas bukan miliknya sebelumnya.
Ruangan yang dia tempati sekarang juga bukanlah kamar besar, megah dan mewah sebelumnya, sejak Vins ikut tinggal disana, dia telah mendepaknya keluar, bahkan dengan miris menempatkan nya ke salah satu kamar bekas pelayan yang telah Vins usir waktu itu.
Tidak ada lagi kasur empuk dan tidak ada lagi selimut tebal, bahkan AC pun juga tak ada, hanya kipas angin kecil yang terus menyala di dekat kepala ranjang miliknya.
Dia bangkit dengan badan sakit sakitan, duduk di tepian kasur kecil mini size yang cukup keras karena jarang perawatan oleh pemilik sebelumnya.
" Aku akan membunuhmu Kim! Aku akan membunuhmu!! "
Mengutuk seribu kali nama Taehyung dalam setiap nafasnya!!
Berbeda dengan Hema, maka Eunbi sedikit lebih baik, tapi itu tidak jika di pertanyakan padanya.
Ayah Kwon menarik kembali putrinya ke rumah besar Kwon, dia tidak bisa mendengar bahkan melihat putri yang begitu dia cintai di jadikan budak oleh orang lain, selain itu dia juga tidak ingin berurusan dengan sosok Vins yang sudah dia ketahui sedikit mengenai identitas nya.
Meskipun identitas yang dia temui bersifat umum, tapi setidaknya itu telah menggambarkan bagaimana ketimpangan antara mereka.
Untuk urusan rumah tangga putrinya, Ayah Kwon belum memikirkan nya, bila hal ini semakin rumit di kemudian hari, maka dia dengan berat hati akan melepaskan mereka, dengan artian lain, lebih baik mengajukan surat perceraian.
Eunbi belum tahu untuk rencana satu ini oleh Ayahnya, tapi yang pasti pula, sejak dia di tarik oleh Ayahnya untuk pergi meninggalkan kediaman Jeon Jungkook, dia sangat marah dan malu!
" Ayah! Aku ingin bertemu dengan JungKook! "
Ayah Kwon diam tak bergeming, sudah banyak kali Eunbi mencoba membujuk ayahnya tapi pria tua itu seakan adalah terumbu karang yang berdiri dengan kokoh di pijakannya.
" Ayah! Izinkan aku-
" Eunbi! Pergi dan masuk kamarmu! "
" Ayah!! "
Eunbi berteriak dengan histeris, dia memberontak, mencoba melepaskan diri dari kawalan bodyguard yang telah Ayahnya sewa untuknya agar dia tidak bisa keluar dari rumah dan pergi menemui Jungkook, karena dia tahu, sedetik mereka bertemu, maka Vins tidak akan memberi ampun pada mereka!
Ayah Kwon tidak ingin usaha yang telah dia pertahankan dan dia rintis dari awal akan hancur dalam sekejap mata karena ulah cinta buta putrinya.
........
Di tempat lain, Vins baru saja keluar dari ruangan kerjanya, dan segera bertemu dengan JungKook yang memang sudah menunggunya di depan.
Sejak perusahaan sudah beratas namakan Vinsensius, Jeon Jungkook tidak memiliki satupun jabatan di dalamnya. Dia kini hanyalah seorang pengangguran, terus mengikuti kemanapun Vins pergi, seolah-olah bila dia lengah sedikit saja, sosok itu yang begitu dia cintai ini akan segera menghilang kembali darinya.
" Kau akan pulang? "
JungKook bertanya, dia kembali mengikuti langkah Vins dari belakang walaupun ini masih terlalu awal untuk pulang, tapi itu adalah Vins, dia selalu acuh tak acuh dengan sekitarnya tapi soal pekerjaan, jangan tanya, jelas dia lebih dulu menyelesaikan nya.
Vins tidak menjawab, bahkan sampai ketika mereka sudah berada di lobi bawah dan mobil khusus jemputan Vins tiba di tempat.
" Aku ingin dia yang menyetir."
Ujar Vins untuk pertama kalinya dia buka suara, tapi dia berbicara dengan sang sopir nya dengan menunjuk ke arah JungKook.
Sang sopir tak banyak bicara, dia segera mundur dan mempersilahkan Vins untuk segera masuk ke mobil dan JungKook pun yang sedikit ragu tetap masuk ke kemudi. Ini bukan pertama kalinya dia membawa mobil Vins dan sang tokoh duduk angkuh di belakangnya, menjadikannya benar benar seperti seorang supir pribadinya.
JungKook melirik Vins dari kaca dan kembali bertanya, " Kemana kita akan pergi? Apakah kita akan langsung kembali? "
Vins tetap tidak menjawab, tapi sedetik kemudian ponselnya bergetar dan memperlihatkan sebuah notifikasi yang tak lain di kirim dari Vins itu sendiri.
Hati JungKook agak pedih, apakah dia telah melakukan kesalahan-kesalahan atau mungkin telah menyinggung pemuda itu tadi?
Vins memang tidak begitu banyak bicara dengannya sejak awal pun juga begitu, sekalipun JungKook telah berusaha untuk bisa kembali dekat, tapi Vins seolah-olah pemuda itu telah membatasi pergaulan mereka.
Jadi, setelah melihat notifikasi itu, pikirannya agak melenceng mengingat kemana arah tujuan mereka kali ini.
#BL..........
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL LIAR
Non-Fiction(☞゚∀゚)☞Tittle : Beautiful Liar (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞Written By @DiazOktaFiqi ('◔‿ゝ◔')━☞Request By @greciadevi WARNING!!!! (ノಠ益ಠ)ノBAGI KALIAN HOMOPHOBIC PEOPLE, PLEASE DON'T READ MY STORY!!! Harap saling hargai, baik?? Saya tidak mengusik anda, dan anda to...