BL 15

1.3K 232 10
                                    












Di dalam kamar tidur Vins terdapat ruangan tersembunyi lainnya dan dia membawa Jungkook kesana untuk memperlihatkan sesuatu padanya.

JungKook, yang tak henti hentinya kagum sekaligus penasaran terus menatap punggung Vins dengan rasa ingin tahu. Selain itu, hatinya juga penuh dengan debaran ketakutan, takut dengan apa yang akan Vins perlihatkan padanya bahwa apa yang dia katakan bukanlah omong kosong belaka.

Di dalam ruangan yang tersembunyi itu, terlihat seperti ruang tidur juga, ada kasur mini size hitam, sofa tunggal, meja kerja dan beberapa proyektor di dalam nya.

Vins melangkah menuju meja kerja, membuka laci dan mengeluarkan remote control kecil juga dua buah map merah di dalamnya, menyerahkannya pada JungKook, dengan kode dari gerakan dagu juga matanya, JungKook dengan ragu membuka lalu membacanya dengan teliti, tak sampai dua menit, map itu segera di banting olehnya ke meja kaca.

" Tidak mungkin! Itu tidak mungkin! Ibuku! Ibuku tidak mungkin melakukan hal sekeji itu! "

" Masih tidak percaya? Bagaimana jika kita menonton cuplikan video ku saat ini? "

Vins tidak butuh tanggapan sekalipun dia mengajukan kalimat pertanyaan padanya, dia langsung menekan dan memperlihatkan beberapa potong video yang telah di gabungkan menjadi satu berdurasi 7 menit 47 detik.

Selama pemutaran video ini, mulut JungKook terbuka, dan dia segera terhuyung lalu terjatuh hingga terduduk di lantai, menitikkan air mata.

Disana memperlihatkan wajah Taehyung, kekasihnya yang amat dia cintai terlihat begitu kuyu, pucat dan beberapa lebam di wajah juga tubuhnya yang basah, dia berbaring di lantai beton kotor bersama ringisan kepedihan, aliran darah telah membasahi bajunya, terus memohon ampunan dan meminta pertolongan, selalu menggumamkan nama Jungkook di detik detik kematiannya.

Lalu, di detik detik waktu penghabisan, 30 detik terakhir, itu adalah rekaman video acak dan agak goyang, bagaimana tubuh tak bernyawa Taehyung di ikat dengan rantai bertaut batu lalu menenggelamkannya di dermaga.....

JungKook menangis meraung, bersujud, meneriaki betapa bodoh dan putus asa nya dia, andaikan......

Tak beda dengan JungKook, Vins pun juga begitu, tapi dia tidak sampai menangis meraung, dia hanya menitikkan setitik air mata yang dengan cepat pula di hapusnya, matanya memerah dan mulai berbicara kembali setelah sekian lama keheningan.

" Apa kau lihat itu? "

" Mereka membunuh adikku! "

" Menyiksanya tanpa ampun! "

" Ibumu adalah iblis! "

" Istrimu adalah psychopat sejati! "

" Dan kau! Kau lelaki yang lemah! Lelaki pecundang! Hanya berani bersembunyi di ketiak ibumu! "

" Mereka semua akan mati! "

Vins tanpa ampun menarik rambut JungKook dan membuatnya mendongak padanya lalu berkata kejam.

" Andaikan membunuh adalah sesuatu permainan yang paling menyenangkan, maka aku akan mulai bermain sejak awal pada kalian."

Menghempaskan nya kasar, dan Vins kembali berdiri, dia memiliki nafas yang panas dan memburu menekan amarahnya agar tak membunuh pria itu saat ini juga.

Dia memang mencintai Jungkook, tapi kehilangan adik, saudara kembar mu yang begitu kau sayangi, itu lebih menyakitkan di bandingkan kehilangan cinta......

" Aku.... Aku minta maaf....."

" Maaf! "

Vins berbalik dan melihat JungKook dengan bodoh lalu mencibir, " Maaf katamu? Kau pikir dengan kau meminta maaf padaku saat ini, adikku akan kembali hidup? "

JungKook menggeleng, dan dia segera meraih kaki Vins untuk dia peluk dan terus berkata maaf.

Vins merasa frustasi, hatinya tenggelam dan kembali menitikkan air mata, lalu menatap ke arah sudut lain, dimana itu terdapat sebuah guci kecil.

" Minta maaflah padanya."

JungKook tertegun ketika mengikuti kemana arah tatapan mata Vins, di sana ada guci yang di tutupi kain suci merah, tanpa penjelasannya pun JungKook segera tahu, apa isi guci itu.








................








Lokasi berpindah, kini mereka berada di daerah perbatasan kota, dekat dengan laut, disana ada pemandangan bukit hijau yang indah dan terdapat bunga bunga indah bermekaran.

Angin bertiup, Vins dan JungKook berdiri di sana, melihat batu nisan indah berukir emas.

" Ini.... Makam nya? "

" Ya. Ini adalah makam adikku yang sesungguhnya, sedangkan makam yang di beritahu oleh wanita iblis itu adalah makam salah satu anak buahnya yang tak sengaja adikku bunuh di detik detik penangkapan. "

Wajah pucat Jungkook semakin pucat, menekuk kakinya dan berjongkok di sisi makam bertuliskan nama Kim Taehyung begitu indah, mengusapnya dan tak lupa meletakkan setangkai bunga lili putih di di atas pusara nya.

" Kenapa kau tak mengganti namanya? Bukankah seharusnya kau mengembalikan nama aslinya? "

Vins sempat tertegun, tapi kemudian dia berbicara, " Untuk apa? Yang terjadi biarlah terjadi, aku sudah mengikhlaskan kepergian nya, untuk sebuah nama, apa yang harus di persulit? "

Mendengar ini, JungKook pun berdiri lalu menatap wajah yang sangat persis dengan mendiang kekasih nya ini begitu lamat.

" Tapi bagaimanapun juga, pemilik nama Taehyung yang asli masihlah hidup."

Vins terdiam, itu benar, dialah pemilik nama asli Taehyung, dan adiknya yang telah pergilah bernama Vins, tapi.......

Vins tetap tidak menjawab, dia berbalik lalu pergi, masih dengan membawa abu peninggalan sang adik, kini arah tujuannya adalah pantai di kaki tebing pusara adiknya.

JungKook terus mengikuti, sampai ketika di sana, Vins melepaskan sepatunya dan mulai berjalan menyusuri pantai. Air laut menghantam kaki telanjang nya, rasa dingin segera menyapa, merasa sudah pada posisi yang pas, penutup guci pun di buka, Vins mengangkat lalu hendak menuangkannya ketika tangan lain muncul, melingkupi tangannya, Vins menoleh dan melihat sosok Jungkook yang berdiri di sisinya.

JungKook pun juga melihatnya dan tersenyum lalu berkata, " Ayo kita bersama-sama melepaskannya......, Relakan dia pergi dan mari buka lembaran baru........ "

Hati Vins tersentuh, dan dia tanpa sadar pun mengangguk, kemudian mereka berdua bersama-sama menaburkan abu tersebut hingga tersapu oleh angin dan air laut........


#BL.........

BEAUTIFUL LIAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang