Part 1

2.3K 87 5
                                    

Para guru sedang memeriksa perlengkapan para siswa yang akan dibawa ke liburan ke pantai. Termasuk barang-barang yang harus mereka bawa nanti agar tidak ketinggalan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa. Mereka akan berlibur ke pantai selama tiga hari tiga malam.

Acara liburan ke pantai hanya diikuti oleh anak-anak kelas dua saja. Tidak semua siswa wajib ikut, diperuntukkan bagi siapa saja yang mau ikut tanpa pemaksaan. Mereka boleh memilih ikut liburan bersama atau liburan bersama keluarga.

Jumlah semua yang ikut ke pantai adalah 75 orang. Lima guru pengawas ditambah 70 siswa dan siswi. 

Pihak sekolah sudah memesan tiga buah bus untuk perjalanan. Mereka akan dijadwalkan berangkat sebentar lagi, pada pukul 12 siang. Lamanya waktu yang diperlukan untuk tiba disana adalah selama 4 jam. Jadi mereka nanti masih sempat melihat matahari terbenam jika tidak ada kendala sama sekali selama perjalanan.

"Kenapa bus nya lama sekali, sih. Sebel deh," ngomel Sherly menghentak-hentakkan kakinya di tanah.

Sherly sudah tidak sabar ingin segera berangkat. Dia ingin segera bermain pasir dan mandi di laut. Sudah jauh hari menyiapkan semua keperluannya.

"Sabar dong, mungkin bus nya lagi macet," sahut Mark yang berdiri tidak jauh dari Sherly.

"Kalau tidak sabaran, bawa mobil sendiri saja," timpal Mia yang menghampiri dan berdiri di samping Sherly.

Di antara semua teman-temannya, hanya Mia sendiri yang berbeda bus. Dia tidak bisa protes karena cara pengambilan nomor untuk bus dilakukan secara undian. Biar tidak ada rebutan dan adil untuk setiap siswa dan siswi.

Padahal dia juga ingin satu bus bersama Sherly, Karla dan Putri. Ditambah lagi Sherly juga satu bus bersama Mark, Davin, Bagas, Wisnu dan Arga. Mereka berdelapan adalah teman akrab sejak kelas satu. Jadi dia merasa terasing sendiri.

"Ih, mana seru bawa mobil sendiri, tau. Kita ini mau liburan bersama. Bukan mau ke mall. Ngerti nggak sih," sahut Sherly memajukan bibirnya.

Sherly adalah anak yang paling manja dan penakut di antara semuanya. Di balik kekurangannya, dia merupakan sosok teman yang sangat peduli dengan sekitarnya. Dia juga biasa menghibur teman-teman dengan sikap konyolnya. Dia begitu polos dan apa adanya. Tidak ada yang dibuat-buat.

"Mungkin saja bus nya lagi macet Sher," nimbrung Putri yang juga sudah tidak sabar ingin tiba di sana.

"Apa tidak bisa, sopir bus itu berangkat lebih awal. Aku sudah tidak sabar ingin bermain dengan pasir di pantai," sahut Sherly dengan memegang kedua tali tas punggung kecilnya.

"Kamu jangan kayak anak kecil. Nanti dilarang ikut lho," tegur Arga dengan nada mengejek.

"Biarin, blek. Mending aku jadi anak kecil daripada jadi tua kek kamu," ledek Sherly balik sambil menjulur lidah tidak peduli.

Arga hanya memutar mata malas. Menghadapi Sherly beda tipis dengan menghadapi keponakan dia yang masih TK. Tidak akan pernah bisa menang.

"Jangan-jangan, kamu sudah tidak sabar ingin pakai baju bikini ya. Biar terlihat seksi begitu," goda Bagas menaik turunkan alis. Tidak lupa tangannya mempraktekkan bentuk lekukan tubuh perempuan bak gitar spanyol.

"Ih, aku mana mau pakai gituan, malu ih. Kamu mesum," balas Sherly memeluk tubuhnya merinding membayangkan diri sendiri menggunakan bikini.

"Lah, malah dibilang mesum," sahut Bagas menggaruk dagu.

Menurut Bagas sudah sewajarnya anak cewek ke pantai pake bikini. Tidak mungkin pakai daster atau kebaya kan.

Bersambung …..

Komen ya

Misteri Bus SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang