Hullaw!
Happy reading guys!
+X+
"Hmmm... Jadi lu mau lamar kerja?" Yang ditanya mengangguk.
"University College London? Gils kampus lu sebagus ini mau ngelamar kerja disini? Gue jadi insecure," cicit Soobin. Calon pelamarnya pastinya memiliki otak yang gak kaleng-kaleng. Sedangkan dirinya sendiri hanya lulusan universitas di Seoul yang kampusnya juga gak terlalu terkenal. Gengsi guys.
Kertas CV itu dibolak-balik. Tak ada alasan untuk menolak pria tampan dengan binar mata penuh harap. Satu saja poin minusnya, pria ini lulusan dari salah satu kampus terbaik di London.
"Gimana?" tanya Taehyun akhirnya, karna sedari tadi sang pemilik toko terlihat cukup lama menimbang.
"Eh? B-bentar dulu. G-gue mau ke kantor gue bentar."
Taehyun hanya mengangguk, membiarkan sang calon bos pergi meninggalkannya sendirian disalah satu meja pelanggan.
Soobin berjalan mendekat ke arah kasir, menarik lengan satu-satunya pemuda yang masih setia nangkring disana dengan tatapan sendunya.
"E e e e ngapain hyung?" heboh Beomgyu karena tangannya yang ditarik paksa untuk memasuki salah satu ruangan khusus milik Soobin.
"Terima ga?" tanya Soobin ketika telah sampai di ruangan tersebut, tentunya setelah menutup pintu.
"K-kenapa nanya gue?"
"Ya kita sih memang butuh tenaga tambahan. Tapi dia tuh lulusan kampus terbaik, sayang aja kalau cuma kerja ditempat kek gini. Lagian--" Soobin menjeda kalimatnya hanya untuk menatap manik sendu si pria yang sudah dianggapnya sebagai adik kandung.
"--lu sanggup?"
Tidak.
Beomgyu tak bisa. Ia tak setegar itu untuk mengakui kenyataan yang amat menyakitinya. Soobin pun sadar hal itu, sebab melihat sejak awal bagaimana pertemuan aneh itu terjadi, bagaimana Terry yang selalu dibangga-banggakan menatap sosok Beomgyu layaknya orang asing.
Tidak bisa.
Beomgyu menggeleng lemas dengan kedua mata yang menggenangkan air, saat ia berkedip pastinya akan menetes.
"Hyung, g-gue harus gimana?" isakan pilu itu sungguh menyakiti hati Soobin. Ia tak pernah menyangka efek patah hati akan sebesar itu. Dengan lembut membawa Beomgyu ke dalam dekapan hangatnya.
Namun ketukan pintu yang terdengar menuntut menyadarkan keduanya. Soobin melepaskan dekapan sembari menghapus jejak arimata yang tercetak jelas di pipi si manis.
"Oke kita tolak aja ya."
Sejak awal memang Soobin ingin langsung menolak, tapi ia hanya ingin memastikan saja. Dan ternyata keputusan awalnya memang benar.
Keduanya mendekati pintu, membukanya dan mendapati sosok si pelamar kerjaan yang setia berdiri disana.
"Kenapa?" tanya Soobin dengan pandangan sewot.
"Banyak pelanggan tuh."
Beomgyu segera berlari ke meja kasir diikuti Soobin dan tanpa permisi pun Taehyun ikut membantu.
Entah kenapa jadi banyak sekali pembelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Sleep || TaeGyu
FanfictionKita menghabiskan waktu bersama disaat kamu tidur. #ManiakTaeGyu Harap bijak saat menjadi reader :D