Luka

226 51 7
                                    

Hullaw!

Happy reading guys!

+X+







Pagi itu cukup terik sehingga membuat tubuh terasa gerah. Panas yang cukup menyiksa apalagi bagi pihak yang bekerja di bagian dapur, bertemu dengan oven dan kawan-kawannya.

"Gue gak kuat bener gyu panasnya nyiksa," adu Soobin yang langsung keluar dari dapur setelah memasukkan adonan ke dalam oven.

"Tuker tempat ya tinggal tunggu di dalem beberapa menit terus angkat kuenya dan bawa kesini, terus ada beberapa adonan lagi tinggal masukin ke oven aja," lanjut Soobin yang kini mengelap peluhnya.

Beomgyu mau protes tapi tak jadi karena ingat ia hanya bawahan, tak pantas menolak. Bagaimanapun Soobin itu sudah terlalu baik padanya.

"Oke hyung, tapi jangan lupa tambahin gaji gue."

Beomgyu mempersiapkan diri dengan menaikkan kedua lengan bajunya sebatas siku, kemudian memasuki dapur setelah menghela nafas panjang.

Didalam benar menyiksa. Selain karena ruangannya tak ada aliran angin, selain fentilasi kecil yang menjadi keluar masuknya udara, di dalam sini juga tak disediakan setidaknya kipas karena ditakutkan bisa menerbangkan beberapa tepung.

Baru masuk saja sudah terasa seperti menjelajah neraka, karena memang saat ini cuaca diluar juga terlihat kurang bersahabat.



Ting


Suara kecil yang berasal dari salah satu oven membuat Beomgyu dengan pasrah berjalan mendekat, tak lupa menggunakan sarung tangan terlebih dahulu.

Entah kenapa loyang yang Beomgyu pegang seperti memberontak karena menyadari yang menyentuhnya adalah orang lain, sedari tadi seperti ada yang menyangkut. Dengan sekuat tenaga menarik loyang berisi kue matang agar segera keluar dan menghirup udara segar.

Karena kesal Beomgyu menariknya dengan lebih memaksa sehingga loyang tersebut sedikit bergoyang, sayangnya oven yang menaunginya ikut bergerak. Saat oven akan jatuh, Beomgyu menahannya dengan lengan agar kue yang berhasil ia keluarkan tidak hancur.

Lengan tanpa sehelai kain itu terasa seakan melepuh, Beomgyu langsung menjerit kesakitan.

"Gyu!!"






"Gyu!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Mendapat omelan menjadi keharusan jika dirinya mendapat musibah. Seharusnya orang yang mendapat musibah diberi ucapan yang menenangkan jiwa, tetapi tak berlaku jika yang dihadapi adalah seorang Choi Soobin.

"Kalo nyangkut kan bisa tangan satunya pegang loyang tangan satunya nyanggah oven. Secara logikapun itu yang harusnya terjadi," omel Soobin sembari mengobati luka bakar pada lengan karyawannya. Omelan adalah salah satu obatnya.

When You Sleep || TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang