.
"khun Macau"
Macau segera membuka matanya begitu mendengar suara Verren, tangannya menggenggam tangan Verren dan menatap anak itu dengan teduh.
"Kau sudah sadar? Apa kau mau minum dulu?"
"kau harus menjauhi ku."
Macau tersentak mendengar ucapan Verren, Verren tidak menatap Macau sama sekali mata anak itu lebih tertarik pada langit-langit kamarnya.
"apa maksudmu? Aku tidak akan melakukan hal semacam itu."
"Apa kau belum cukup menyakiti ku? khun Macau khab lihatlah aku, di usia yang sangat muda aku harus menjaga keluarga mu mempertaruhkan nyawa ku untukmu."
Macau mengeratkan genggaman nya pada tangan Verren, semua kata-kata yang keluar dari bibir Verren benar-benar menyakitinya.
"Aku menerima pelecehan seksual saat umurku masih 7 tahun dan sekarang hampir kehilangan kedua kakiku di umur ke 11, Setelah ini aku juga tidak akan berarti apa-apa lagi bagi keluarga ini karena kedua kakiku sudah tidak bisa digunakan dengan benar. Apa itu belum cukup untukmu?"
Verren perlahan melepaskan genggaman tangan Macau pada tangannya, matanya menatap mata Macau tampak jelas bahwa dia benar-benar sudah putus asa atas hidupnya.
"Verren, ini juga berat untukku jangan melihat hanya dari sudut pandang mu saja."
"Apa yang berat untukmu? Kau memiliki segalanya, kau hidup dengan baik dan berkecukupan, semua orang mempertaruhkan nyawanya untuk menjagamu dan kau tidak perlu khawatir tentang apapun selama kau memiliki darah itu pada dirimu, kau- akk"
Macau menarik tubuh Verren dari ranjang dan menjatuhkan anak itu di lantai.
BUGH!
BUGH!
"Macau! What the fuck are you doing right now?!"
[ Macau! Apa yang kau lakukan? ]Fon sahabat Macau yang kebetulan mencari anak itu sangat kaget melihat putra Theraapanyakul tersebut memukul wajah Verren berkali-kali. Fon segera menarik tubuh Macau dan meninju wajah sahabatnya itu hingga Macau terhuyung ke belakang dengan sudut bibirnya yang terluka terkena cincin di jari Fon.
"Apa yang kau lakukan, Macau? Kau bisa membunuh anak itu."
"Dia memang akan mati sebentar lagi bukankah lebih baik aku yang membunuhnya daripada tangan kakakku sendiri?"
Fon tidak habis pikir dengan perkataan Macau, apa yang sudah merasuki sahabatnya itu sampai berpikiran negatif dan hampir membunuh seorang anak yang dia katakan sangat ia cintai? Fon menoleh pada Verren yang sudah terbaring dengan lemah di lantai, mata nya terlihat berkaca-kaca dan beberapa lebam berwarna ungu terlihat di wajah anak itu.
"Ayo aku akan membantumu."
Fon menggendong anak itu perlahan berjaga-jaga untuk tidak membuat luka di kaki anak itu semakin sakit, tubuh Verren ia letakkan diatas ranjang.
"Dimana kotak p3k mu? Kau memiliki nya disini bukan?"
Jari Verren menunjuk pada lemari pakaiannya dengan cekatan Fon segera mengambil kotak tersebut dan mengobati luka yang ada di wajah Verren, Macau hanya berdiri disana memperhatikan apa yang sahabatnya lakukan pada Verren.
"Jika kau dan keluarga mu benar-benar membencinya berikan saja dia padaku. Kau tidak seharusnya memperlakukan seorang anak seperti ini, Macau."
Macau terdiam untuk sesaat kemudian mulai melangkah pergi dari sana setelah mengucapkan sesuatu yang membuat hati Fon dan Verren benar-benar sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
A COMPLICATED
FanfictionSebuah fanmade yang di dedikasikan untuk Macau dan sepenuhnya hanyalah karangan penulis. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada karya asli milik Daemihouse dan series yang telah tayang. LGBT bxb don't like it? then leave