🌵tucap🌵

3.2K 231 5
                                    

Suara kicauan burung menjadi awalan pagi ini.

Satu anak lelaki sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, hari ini hari sabtu, dia hanya sebentar di sekolah, mengantarkan tugasnya, lalu membahas materi lain untuk hari senin, setelahnya pulang.

"Nana, ayo bangun,ini sudah pagi, nanti kalau tidak bangun, Nono hyung masukin nana ke bathup lagi,"Ujar anak itu menakuti adiknya.

Dengan sekejap anak itu langsung terduduk dari tidurnya,hampir saja tubuhnya limbung jika saja hyungnya tidak menjaganya.

"Pelan-pelan Nana, nanti kau terjatuh,"peringat hyungnya.

Si kecil hanya menganggukkan kepalanya, dia masih sibuk mengucek matanya, pengliahatannya masih mengkabur.

Haechan membantu Nana berdiri,dan mengiringnya ke kamar mandi,tapi belum sampai anak itu malah berhenti, dan berbalik menghadap hyungnya.

"Nana libur hari ini, kata pak hendry begitu, jadi Nana tidak usah mandi, nanti saja,"setelahnya Nana memeletkan lidahnya dan tertawa riang, berlari keluar kamar, Haechan yang melihat itu sedikit terkejut dan mulai mengejar adiknya, agar adiknya pergi mandi.

Nana sudah hampir menuruni anak tangga sambil berlari, tapi sebelum itu, Jeno datang dan menangkapnya lalu menggendong si kecil, Haechan yang ikut berlari seketika berhenti di depan Jeno.

Jeno menatapnya lamat, seketika Haechan menundukkan pandangannya.

"Apa yang hyung katakan sebelumnya,apa Echan lupa?"Tanya Jeno dengan tegasnya.

"Maaf hyung,"cicit Haechan, dia benar-benar takut jika Hyungnya sudah memperingati.

Saat situasi tegang begitu, Renjun muncul dari balik kamarnya, dengan setelan rapi serta tas yang berisi buku tugasnya.

Renjun yang melihat itu, hanya diam tidak ingin ikut campur, karena dia tidak tau letak masalahnya, lagi pula jika Jeno dengan mode tegasnya seperti itu, Renjun tidak ingin menegurnya, kecuali jika sudah keterlaluan.

Renjun mengambil Jaemin yang berada di gendongan Jeno,lalu menuruni anak tangga terlebih dahulu.

Jeno menghampiri Haechan yang masih menundukkan kepalanya, menggendong anak itu.

"Masih ingat apa yang hyung bilang hm?" Tanya Jeno ulang tapi kali ini suaranya melembut, dia tau adiknya mulai takut.

Haechan mendongakkan kepalanya, matanya berkaca-kaca, hendak menangis tapi Haechan menahannya.

"Tidak boleh berlari, nanti sesak saat bernafas, Maaf Jeno Hyung," Haechan langung memeluk leher hyungnya, dia malu menangis didepan hyungnya itu, jadi bersembunyi dengan memeluknya.

"Hyung maafkan, tapi jangan ulangi lagi," Ujar Jeno sembari mengelus punggung si kecil.

Masuk kedalam kamar si kembar, mengambil Tas si beruang yang sudah berisi buku-buku.

"Tugas mu sudah masuk semua kedalam tas?" Tanya Jeno sembari membuka dan mencek apa sudah benar buku yang adiknya bawa.

Haechan menganggukan kepalanya, sebagai jawaban.

Tanpa menurunkan si kecil dari gendongnya, setelah mencek Jeno kembali merapikan tas Haechan, lalu mengambilnya menentengnya membawa keluar kamar.

"Tadi kenapa berlari?"Tanya Jeno sembari menuruni anak tangga.

"Nana tidak mau mandi, Echan mengejarnya, karena Nana berlari, maaf" Jelas Haechan dengan suara teredam, anak itu masih memeluk leher sang Hyung.

Jeno tau jika Haechan sudah menangis, saat si kecil mulai memeluk lehernya, apa dia semenyeramkan itu, hah dia hanya khawatir.

Setelah sampai Jeno mendudukan adiknya dikursi disampingi Jaemin, menaruh tas adiknya, lalu dia duduk di samping Renjun.

Jaemin mencolek lengan saudara kembarnya, Haechan menoleh ke arahnya bermaksud menanyakan ada apa?.

"Maaf karena Nana, Echan hyung dimarahi Nono hyung,"tampak raut sendu itu menyelimuti wajah si bungsu.

" Tidak papa, itu juga salahku,"Senyum simpul iya tampilkan diraut wajahnya yang sembab.

Jaemin baru menyadari itu, ah kembarannya menangis, dengan mata bulatnya memelototi kakak keduanya itu.

Jeno yang sedang meminum kopi hampir saja tersedak, saat melihat si bungsu memelototi nya.

"Apa?"Tanya Jeno bingung.

"Hyung apakan kembaran ku,kenapa dia menangis, kau memukulnya!" tudingnya sambil mengacungkan sendok yang dia gunakan untuk memakan sereal.

"Haaaa huuuwaa yaak!"Jaemin berteriak karena Jeno malah bengong memperhatikan nya tidak menjawab.

Dengan kesal, Jaemin hendak melempar sendok itu, tapi ditahan oleh Haechan dan membawanya duduk kembali, menenangkan anak itu.

"Hyung tidak dipukul oke, dan jangan berbicara jika sedang makan, tidak baik,lagi pula jangan bertingkah seperti itu, itu tidak sopan, Nana anak baik kan?" Ujar Haechan sembari mengelus dada dan punggung si bungsu bermaksud menenangkannya.

Si bungsupun mengangguk,lalu kembali memakan serealanya.

"Menyeramkan"gumam Renjun dan dibalas anggukan oleh sang adik, Jeno.

Ya mereka akui, jika Jaemin sangat menyayangi kembarannya, tidak boleh ada yang memarahinya Haechan, atau anak itu akan kembali memarahi hyungnya, dan jika kembarannya sampai menangis, Jaemin bahkan tak segan melempar barang apapun, ke arah mereka.

Jika tidak ditenangkan Haechan, mereka pasti sudah babak belur karena terus dilempari Jaemin.

Mereka semua akhirnya menikmati sarapan mereka masing-masing.

"So? Haechan Mau diantar hyung atau gege?"Tanya Jeno ke Haechan.

"Memangnya kau bisa mengantarnya, kau terlalu sibuk,tuan sok sibuk,"sela Renjun.

"Ya aku memang sibuk haish, Ayok Haechanie dengan hyung saja, dasar pendek,"setelah meledek kakaknya, dia segera menggendong Haechan dan mengambil tas Haechan lalu lari keluar rumah, sebelum sepatu melayang ke kepalanya seperti semalam.

Jaemin yang melihat itu hanya tertawa sambil bertepuk tangan.

"Awas saja kalau pulang, ku pastikan dia tidak akan selamat,"kesal Renjun.

"Nana nanti mandi ya,Gege mau pergi ke kampus sebentar, tidak akan lama,ok"menatap si bungsu minta persetujuan.

Jaemin mengangguk walau dengan wajah yang ditekuk, sendiri lagi batinya.

" Yuzuu!,Yuzu hari ini kau tolong jaga Jaemin, Nancy sedang menengok neneknya jadi dia tidak ada di rumah, jika ada apa-apa, cepat telpon aku atau Jeno, kau mengerti?"Tanya Renjun memastikan.

"Baik tuan muda," Jawabnya pasti.

"Nana jangan nakal ya, sekarang sama Yuzu nonna dulu ok, Nancy sedang tidak masuk, Nana baik-baik ya," Setelah mengusak rambut sibungsu dan mendapat ciuman di pipinya dari si kecil, barulah dia berangkat.

Nana berlenggang meninggal Yuzu, Yuzu yang diperintahkan untuk menjaganya pun bingung harus apa, setelah mengejarnya dia bingung juga mau bertanya bagaimana, dia tidak bisa menggunakan bahasa Nana.

"Nana mau kemana?"Tanya Yuzu.

"mandi," jawabnya lalu menaiki tangga, Yuzu yang tidak mengerti akhirnya terus membututi Jaemin.

Sampai dikamar, Jaemin mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi, setelahnya Yuzu paham jika Jaemin mau mandi.

Yuzu tetap dikamar itu, dia takut jika terjadi sesuatu dengan si Bungsu Park, bisa hilang nyawanya jika dia lengah.

Membereskan kamar dan menyiapkan kan pakaian Jaemin.

....
..
Tbc woooy
Comvote ye kalo mau lanjut
Sorry kalonaneh and typo
Pai salam Elway 🐻

He's not same with Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang