🌵fochap🌵

1.7K 147 30
                                    

Im back, thanks for you wait, and sorry for wait ,so long time 🙏
....

Bel pertama sudah berbunyi, guru sudah masuk, mengumpulkan semua tugas dari siswa/inya.

Berlanjut pembahasan materi untuk senin nanti, karena kebetulan pertemuan mata pelajaran ini, sabtu dan senin.

Haechan sudah meluruskan duduknya, memperhatikan dengan seksama, begitupun juga teman bulenya.
....
J

arum jam menunjukkan pukul 11.30, harusnya Haechan sudah keluar dari kelasnya 30 menit yang lalu, tapi gurunya malah korupsi waktu.

Haechan berdiri dan mengambil ranselnya, berjalan menghampiri gurunya yang terus berbicara.

"Maaf pak, tapi seharusnya kami sudah pulang dari 30 menit yang lalu, bahkan sekarang sudah mau jam 12, saya izin pulang duluan pak, adik saya sendiri dirumah,"tegas Haechan setelah bersalaman melenggang begitu saja tanpa menunggu jawaban dari gurunya.

Haechan bukan tidak tau sopan santun, tapi dia juga punya hak untuk pulang, bukankah sudah tertera dijadwal hari apa dan pukul berapa mereka pulang.

Teman-teman satu kelasnya hanya bengong melihat kelakuan Haechan,dia bisa semudah itu untuk keluar dari kelas tanpa takut dimarahi gurunya.

Haechan berlenggang, meninggalkan sekolah menuju gerbang sekolah, yang dia lihat disekelilingnya,memang semua siswa/i sudah keluar,gurunya saja yang salah.

Setelah Ia dapati supir pribadinya sedang melambai kearahnya, Haechan menghampiri dengan tergesa.

"Demian pulang dengan cepat, perasaan saya cemas sedari tadi, dengan siapa Nana dirumah?"Tanya Haechan sembari memasuki mobilnya.

.
"Baik tuan muda, tuan muda Nana dengan Tyuzu tuan."Jawabnya sembari menjalan mobilnya.

"Lebih cepat Demian!"perintah Haechan, terlihat sekali jika raut wajah Haechan sedang gusar.

"Baik tuan muda,"Demian mempercepat laju mobilnya, sekitar 20 menit menempuh perjalanan dengan cepat, mereka sampai di mansion megah itu.

Haechan berlari keluar dari mobilnya setelah dibukakan pintu, memasuki rumahnya, berlari mencari adiknya.

"Nanaaaa!"Panggil Haechan saat sudah berada didalam mansion.

Haechan berlari kesana kemari, para bodyguard dan maid disana berusah berbicara dengan Haechan agar tidak berlari, jika tuan muda Jeno tau, adiknya terus berlarian bisa habis mereka.

"Dimana adik ku?!"Haechan berteriak karena tak kunjung menemukan adiknya,.

Sampai sebuah suara dari arah luar, suara perempuan meminta tolong.

Haechan segera berlari menghampiri mereka, yang berasal dari arah kolam renang, Haechan juga tidak perduli jika nafasnya sudah kesulitan.

Saat Haechan sampai dia melihat adiknya yang berusaha keluar dari kolam berenang, adiknya hampir tenggelam di kolam renang besar itu, tanpa berpikir panjang Haechan langsung melompat ke dalam kolam berenang dan mengkap tubuh adiknya.

"Tuhan tolong jangan ambil Nana dari Echan, maaf kalo Haechan nakal,"batin Haechan berusaha berdoa agar dia bisa menyelematkannya.

Haechan menariknya dengan sekuat tenaga, Nana sudah mulai melemas beban yang Haechan tarik semakin berat,dadanya sudah semakin sesak, tolong kenapa para bodyguard itu hanya melihat saja, Haechan terus berusaha berenang ke tepi, dengan Nana dipelukannya, tapi sekarang kakinya tidak bisa bergerak.

Demian yang baru masuk kedalam mansion mendengar suara berisik dari arah kolam renang.

Tanpa pikir panjang Demian langsung melompat masuk kedalam kolam renang untuk menyelamatkan kedua tuan mudanya.

Demian berhasil membawa dua tubuh ringkih itu ke tepi dan menaikannya,
Demian mencoba pertolongan pertama, kepada Haechan, sementara Nana belum ada yang berani menyentuhnya.

"Apa yang kalian lakukan! Bantu aku, atau kalian semua mati jika mereka tidak bernyawa!"Geram Demian, entah apa yang ada dipikiran para bodyguard dan maid itu, kedua tuan mudanya tenggelam dan mereka hanya menjadikannya tontonan.

"Tyuzu!"Sentak Demian menyadarkan Tyuzu yang menangis, dengan tangan bergetar perempuan belia itu melakukan pertolongan pertama kepada tuan mudanya.

Tyuzu mencoba menekan bagian tengah dada sejajar dengan puting telapak tangan. menekan dada Nana sedalam 5 cm kemudian menekannya sebanyak 30 kali dengan rata-rata kecepatan 100 kali tekanan per menit.

Tak berselang berapa menit, Nana tersadar dan memuntahkan air yang dia telan, Tyuzu membantu memiringkan tubuhnya agar Nana leluasa mengeluarkan air yang dia telan.

Setelahnya Nana menangis dengan tubuh yang gemetar, Tyuzu membawa tuan muda kepelukannya menggendong pergi dari sana.

Sementara Demian masih berusan untuk membuat Haechan tersadar, tapi belum bisa, setelah beberapa menit lamanya Demian berusaha memberikan pertolongan pertama akhirnya Haechan sadar dan mengeluarkan air dari mulut,tapi setelah itu dia tidak sadarkan diri lagi.

"Siapkan mobil, kita bawa kerumah sakit, Cepat!"Perintahnya.

Demian adalah asisten pribadi milik Nyonya Park, dan dia diutus oleh sang nyonya untuk menjaga putra ketiganya Haechan, jadi dia juga memiliki kuasa untuk memeritah para maid dan bodyguard disana.

Demian membopong tubuh kecil Haechan,membawanya berlari keluar,memasuki mobilnya.

"Cepat pergi kerumah sakit x, mengemudi dengan benar dan cepat!"Titah Demian, Haechan berada dipelukannya.

Mereka bahkan lupa dengan kedua tuan muda lainnya yang bertanggung jawab atas mansion besar itu, tidak ada satupun yang mengabari mereka berdua lebih tepatnya belum.

Demian yang panik membawa Haechan kerumah sakit, dan Tyuzu yang membawa Nana ke kamar milik tuan mudanya, karena Tyuzu sempat melihat ada tabung oksigen disana.

Tyuzu menyelimuti Nana dengan handuk, mengeringkan tubuhnya, lalu Menganti bajunya dengan cepat, menghidupkan penghangat ruangan, Nana masih menangis dia juga tidak ingin diturunkan dari gendongan Tyuzu, mungkin saja Tuan mudanya ini syok.

Tyuzu mencoba membaringkan tubuh Nana di tempat tidur,tapi Nana terus meronta tidak mau dan terus menangis, Tyuzu mencoba membujuknya, untuk berhenti menangis karena nafasnya tadi tersengal Ia mau mencoba memasang oksigen keruan mudanya, Tapi Nana terus menggeleng.

"Tuan muda Nana, Tyuzu disini, aku tidak akan pergi, aku cuma ingin memasangkan oksigen untukmu, karena nafas mu terus tersengal, nanti Tuan muda Sesak,"Tyuzu berusaha berbicara perlahan agar tuannya mengerti.

Tapi Nana tetap saja menangis dan tidak ingin lepas dari Tyuzu.

Mau tidak mau Tyuzu  mencoba memasangkan oksigen dengan Nana dipangkuannya.

"E-echan hu-ung"akhirnya sang Tuan muda bersua, bener bagaimana keadaan tuan muda Haechannya.

"Tuan muda tenang ya, Demian bersama tuan muda Haechan, kita berdoa agar tuan muda Haechan baik-baik saja,"ucapnya pelan dan berusaha tenang.

Tapi sekarang pikirkannya berulah, dia baru kepikiran habis ditangan kedua tuan muda park yang tua.

Tyuzu merasa benar-benar ceroboh,ini memang kesalahannya karena meninggalkan tuan mudanya sendiri ditepi kolam, karena Tyuzu tadi mengambil bola yang Nana inginkan, dia merasa jika hari ini hari terakhirnya hidup.

Dia memeluk tubuh Nana dan tidak terasa menangis dalam diamnya.

"Maaf"lirihnya sembari mengelus punggung tuan mudanya yang masih menangis.
...

Sementara Demian dirumah sakit dia berdiri di depan UGD, dia baru teringat akan kedua tuan mudanya yang lain.

Demian mengambil ponselnya dan mulai menghubungi Renjun, tapi belum diangkat, dia juga menghubungi Jeno, Demian terus menghubungi mereka berdua secara bergantian sampai salah satu dari mereka ada yang mengangkatnya.

"Hallo Tuan muda, tuan muda Haechan..."

..

Oke segini dulu ya
Maaaf banget karena nunggu nya lama
Sekalinya balik malah...
Oke Pai salam elway
Dan gua lupa arti elway apa 🤣

He's not same with Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang