🌵EighT Chap🌵

595 60 10
                                    

Hi I'm Back.
...

Sesuai janji, hari ini bayi beruang kembali bersekolah, sudah rapi dengan setelannya sudah sarapan tinggal menunggu Hyung tampannya, karena Jeno yang akan mengantarkan Haechan sekolah lagi.

Sedangkan si kelinci dimana? Apa masih tidur tentu tidak sejak Haechan bangun Dia sudah lebih dulu bangun tumben tidak tau kenapa.

Sekarang Nana masih belum mandi tapi masih bergendot di lengan Haechan, anak kelinci itu terus merengek ingin ikut.

"Na-na di-ru-mah du-lu, Ec-han ma-u se-ko-lah, Na-na su-dah a-da Ji-Sung un-tuk te-ma-ni Na-na,"

"Ji ju-ga se-ko-lah se-per-ti Ec-han,"

"Ta-pi De-mi-an ti-dak bi-la-ng ji-ka Ji se-ko-lah, ja-di Na-na di-ru-mah de-ng-an Ji ok"

Nana tidak menjawab apa yang dikatakan Haechan,si bungsu berlalu pergi begitu saja, Haechan yang sadar jika sikecil marah ingin membuntutinya tapi Jeno sudah menghampiri untuk segera berangkat.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa Hyung,"

Jeno segera mengakar tubuh Haechan dalam gendongannya, Haechan juga tidak menolak tentu saja Jeno berseru senang.

Nana melihat kedua saudaranya sudah pergi, Dia tidak melihat keberadaan Ji-Sung makannya Nana pikir jika Ji-Sung berangkat sekolah.

Nana melesat menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya, tanpa disengaja Nana menutupnya sedikit kencang membuat Renjun yang kebetulan lewat sana terlonjak.

Renjun yang khawatir dengan si kecil langsung masuk ke kamar Nana yang kebetulan tidak terkunci, melihat segunduk kecil yang tertutup dengan selimut.

Mendekati dengan perlahan sampai terdengar isak tangis si bayi kelinci.

Renjun duduk disamping tempat tidur itu,membuka selimut yang menyembunyikan tubuh kecil Nana.

Terlihat menyedihkan kedua pipi yang memerah di padukan dengan air terjun buatan.

"Wae-yo?"

"I wa-nt go to sc-hool, li-ke Ec-han a-nd Ji-Sung,"

"Yo-u wa-s do it,"

"No at ho-me, I wa-nt go-ing to sc-hool li-ke th-ey a-re hiks..."

"Ji me-ma-ng-nya se-ko-lah?"

"Ji bi-la-ng Di-a se-ko-lah di tem-pat se-per-ti Ka-mi, ke-na-pa Ak-u ti-dak se-ko-lah se-per-ti Ji? Hikssss..."

Renjun tidak tega melihat Nana semakin menangis, mengakar tubuh si kecil untuk dipelukannya.

"Nan-ti ki-ta bi-la-ng sa-ma Je-no Hy-ung,"

Nana hanya mengangguk pasrah memeluk Gegenya, mau bagaimanapun memang semua keputusan hanya ada pada Jeno, Renjun sama protektifnya dengan Jeno tapi Jeno lebih parah, kuasa di Mansion ini juga milik Jeno, Ayah mereka yang menunjuk Jeno sebagai kepala keluarga selagi orang tuanya tidak ada.

"Se-ka-rang Na-na man-di du-lu, nan-ti Mr Hen-dry me-nu-nggu la-ma,"

Si kecilpun menuruti perintah Renjun, memasuki kamar mandi, sedangkan Renjun menyiapkan pakaian serta perlengkapan belajarnya Nana,yang akan berlangsung dengan Mr.Hendry.

Sambil memikirkan cara bagaimana berbicara dengan Jeno, bagaimanapun si kecil membujuk Dia juga harus membantu membicarakannya, jika memang Ji-Sung sekolah jadi ada teman untuk Nana disana, mungkin Dia juga akan berbicara dengan Demian agar memindahkan Sekolah Ji-Sung untuk satu sekolah dengan Nana jika diizinkan oleh Jeno.
...

Ji-Sung baru terbangun dari tidurnya,semalam Dia tidur sangat larut karena tidak bisa tidur ditempat baru, alasan lainnya Ji menangis tersedu saat tau fakta jika ternyata Nonnanya sudah mati, Ji-Sung datang ke Mansion ini hanya untuk mencari dimana Nonnanya karena akhir pekan kemarin Dia tidak pulang.

Jisung tidak tau harus berbuat apa, sekarang Dia hanya tinggal sebatang kara, tapi Hyung itu mengatakan jika Ji harus membalas kematian Nonnanya tapi bagaimana Ji saja tidak tau caranya.

Hyung itu bilang jika semuanya terjadi karena Nana, teman barunya, bagaimana bisa dari segi manapun Jisung lihat jika Nana itu anak baik, Dia mau berbagi mainannya, berbagi Snacks yang Nana punya, Dia juga tidak sombong dan mau bermain bersama tidak seperti kebanyakan orang kaya diluar sana.

Tapi Hyung itu tetap mengatakan jika Nana bukan orang baik, Nana hanya berpura-pura baik, Hyung itu bilang akan membantunya membalas dendam atas kematian Nonnanya, Jisung bimbang tapi rasa marahnya mulai termakan, membuat Jisung berpikir ulang bagaimana Dia harus melakukannya.

Saat sedang memikirkan semuanya pintu kamarnya diketuk pelan, Jisung beranjak dari tempat tidur bergerak waspada JiSung takut jika Dia juga dibunuh.

Saat Jisung bimbang dengan pikirannya, seseorang dengan cepat masuk kedalam kamar itu, menghampiri Ji-Sung.

"Jangan terus menangis, ini kesempatan bagus untuk mu membalasnya, Nonnamu mati ditangan mereka, kamu harus membalasnya, jangan takut Aku akan membantu,"

Jisung hanya mengangguk menyetujui kesepakatan mereka.

Dengan cepat orang itu berjalan keluar dari kamar yang Jisung tempati.

"Demian!"

Sial hampir saja jantung Demian merosot kebawah, kenapa orang di Mansion ini hobi membuatnya terkejut.

"Iya Tuan Renjun,"

"Apa Mr.Hendry sudah datang?"

"Sudah Tuan, Mr.Hendry sudah menunggu di tempat biasa,"

"Baiklah, ah Demian Aku dengar jika Jisung itu bersekolah, apa Jeno menyuruhmu untuk memindahkan sekolahnya?"

"Benar Tuan Renjun, Tuan Jeno memerintahkan Saya untuk memindahkan sekolah JiSung agar lebih dekat dari sini, kemungkinan Jisung akan bersekolah pada hari Senin mendatang,"

"Apa sekolah itu bagus Demian, apa disana aman?"

"Saya sudah research dan Sekolah itu baik Tuan Renjun,"

"Baiklah,"

Renjun akhirnya membawa Nana yang sedari tadi di gandengannya dengan muka lesunya.
.
"Hai Nana,"

Sapa Hendry dengan semangat tapi aneh biasanya Dia akan mendapatkan sapaan balik tak kalah cerianya, tapi sekarang hanya balasan anggukan.

"Sorry Mr, He got a bad mood early,"

"Ah it's ok Tu-an Renjun,"

"Com-ing Mr ha-ve a Gi-ft for yo-ur birt-day,"

Respond Nana sangat senang ketika gurunya membawa satu kotak mainan berupa Lego, sepertinya si kecil lupa dengan sedihnya, Renjun menggeleng melihat kelakuan Nana, menaruh buku-buku yang tadi Dia siapkan, dan menaruhnya di atas meja.

Mr.Hendry sudah menjadi guru Nana sejak dulu, Nana tidak pernah mau digantikan orang lain, begitu pula dengan Jeno yang tidak mau menggantinya karena itu temannya selain itu Jeno juga tau kualitas Hendry sebagai guru bagaimana.

Renjun mengambil kotak Lego yang mau dibuka sama Nana, membuatnya kembali cemberut.

"Be-la-jar du-lu, ma-in-nya nan-ti,"

Akhirnya si kecil menurut setelah beberapa rengekan yang berakhir dibujuk oleh Hendry akan ditemani bermain setelah sesi belajar mereka selesai.

...
Mr.Hendry Guru Private Nana

Sorry to short and typo yg bertebaran Saran and kritik di terimaL&C if you want next Chap Bay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sorry to short and typo yg bertebaran
Saran and kritik di terima
L&C if you want next Chap
Bay

He's not same with Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang