HI, I'M BACK.
..
Renjun bergerak terlebih dulu, memutar knop pintu memasuki ruang rawat yang digunakan Nana sebelumnya digunakan Haechan, bukannya pulang , mereka jelas akan menambah hari disini.
Jeno terus membuntuti langkah Renjun, masuk kedalam melihat si kecil Na yang terbaring dengan tenang tidak ada raut kesakitan seperti tadi membuat Jeno sedikit lebih lega.
"Jeno tolong pindahkan Echan ke sofa saja, badannya nanti sakit jika tidur seperti itu,"
Tidak ada bantahan dari Jeno,mengangkat tubuh Echan dengan mudah walau tubuhnya tidak sekecil Nana tapi Jeno tetap kuat.
menggendongnya seperti koala,Jeno merasakan jika Echan mengeliat mungkin saja akan terbangun ,tapi Jeno dengan sigap menimang tubuh si kecil, Jeno berjalan kearah sofa mendudukan bokongnya tanpa menurunkan si kecil, jadi Haechan tertidur di atas tubuh Jeno.
"Heh bodoh, Aku menyeruhmu untuk memindahkannya ke sofa agar Echan berbaring,bukan tidur seperti itu,"
"Jangan terus mengatai ku bodoh, nanti kalau beneran bodoh gimana,"
Jeno menekuk wajahnya merajuk seperti anak kecil yang tidak direla dirinya ditegur.
Renjun memutar matanya males, Renjun makin sadar memang Dia punya tiga adik kecil, ya kecl Jeno juga termasuk, lihat saja kelakuannya, Renjun rasa Jeno ini bipolar karena gampang sekali berubah mood.
"Kalau begitu baringkan!"kesal Renjun.
"Tidak mau, Aku ingin memeluknya!"
Akhirnya Renjun memilih mengalah saja dari pada menanggapi Jeno yang ada malah bertengkar lagi nanti.
Renjun duduk dikursi disamping Nana, mengelus pucuk kepala si kecil Na.
Harusnya hari ini mereka merayakan ke 10 si kembar, tapi malah kembali mendekam lagi dirumah sakit, bukan Haechan melainkan adik bungsunya Jaemin.
Jika Nana bangun sudah dipastikan akan menangis kencang, anak itu tidak suka berada dirumah sakit, apa lagi jika tangannya terbeubas jarum atau alat-alat yang menempel ditubuhnya.
Renjun dan Jeno sudah berbicara dengan dokter tadi sebelum jika keadaannya sudah membaik dan si kecil sudah sadar tidak apa jika dibawa pulang, tapi harus di cek lagi sebelum pulang untuk memastikan jika memang sudah baik-baik saja.
Dokter juga mengatakan jika cairan infusnya habis dan hasil pemeriksaan akhir baik-baik saja Nana akan di perbolehkan pulang.
Jam menunjukan pukul 15.20, namun si kecil Nana belum juga terbangun dari tidurnya, Dokter mengatakan jika si kecil baik-baik saja tapi sampai sekarang belum bangun.
Renjun melihat Jeno yang juga ikut tertidur dengan Haechan yang masih dipelukannya dan hanya Ia yang berjaga disini,tidak apa,Renjun ingin menunggu Nana bangun bisa bahaya jika Dia ikut tertidur walau Renjun sudah ikut mengantuk tapi Dia kuat.
Cairan infus tinggal sedikit lagi tapi si kecil tidak mau bangun juga, apa terlalu asik dengan mimpinya tapi tidak lama Renjun rasa si kecil mulai terusik bangun.
"Enghh..hiks..kit,"
Nana dengan cepat mencabut jarum infus dilenganya, melepas alat yang menempel ditubuhnya, bangun dengan cepat ingin turun dari sana, tidak Nana tidak pernah suka berada disani, sakit semuanya sakit Nana tidak suka.
Renjun sedikit terkejut mencoba menahan si kecil yang hampir meloncat dari tempat tidurnya, menenangkan si kecil agar tidak terus mengamuk ingin turun.
"Nana, hear me!"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's not same with Us!
Fanfiction"Bunny prioritasku,Beruang musuhku,"-Renjun . "Si kembar dulu baru cari istri!"-Jeno . "Bunny mulu Bunny mulu,Bearnya kapan?!"-Bear . "Bunny udah gede,Bear pendek masih kecil,"-Bunny .. Heyoo Brothership nih Bukan bxb Yang lengket" ma abang aha..