5

659 29 1
                                    

Haiii!!!

Absen baca jam berapa?

HAPPY READING

Selamat bermain dengan emosi!

.
.
.

"Diam bukan berati tidak tahu apa-apa. Ada banyak rasa sakit yang tidak bisa dijabarkan dengan detail," Azzalea

(❁´◡'❁)

Sial! Lino lupa telah meninggalkan Azzalea bersama kerumunan orang orang tak dikenal. Persetan! Ia hendak berlari keluar ruangan Mulan di rawat sekarang namun, belum sempat Lino melangkah tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh Mulan.

Rasanya gadis itu tadi belum siuman kenapa sekarang mendadak sadar? Apa dia hanya pura pura pingsan? Dasar parasit, ada saja yang dilakukan. Rencana busuk apalagi yang akan ia lakukan kedepannya.

Lino sontak menoleh menemui wajah pucat Mulan, terlihat banyak perban putih disana menutup luka akibat gesekan kuat kulitnya dengan aspal panas.

Mulan mengerjapkan beberapa kali matanya, "mau kemana?" tanya Mulan dengan nada lemas.

Diselimuti rasa tidak tega dan tidak enak. Lino memilih mengurungkan niatnya kembali ke tempat tadi, mencari kekasihnya. Lantas ia mengulas senyum tipis, "nggak kemana-mana kok Lan, tenang aja ya? Istirahat lagi gih tidur. Kondisi lo belum fit sepenuhnya," jelas Lino dengan suara lembutnya.

Membuat Mulan mengulum senyum merekah.

"Kalo gitu lo temenin yah?" Mulan mengeluarkan jurus terakhirnya agar Lino tidak diam diam meninggalkannya yaitu puppy eyes.

Mulan tau kelemahan Lino, lelaki itu akan luluh jika dia telah menampakkan puppy eyes-nya seolah ada sihir tersendiri di matanya untuk Marselino.

Lino mengangguk pasrah, "it's okay, sampai lo tidur ya? Setelah itu gue mau ketemu Lea dulu. Tadi sore gue ninggalin dia sendiri," Lino memberikan penjelasan semoga saja parasit itu mengerti dan paham!

Tidak bisa semudah itu! Mulan tidak akan membiarkan Lino meninggalkannya begitu saja, ada satu cara lagi. Jika ini juga tidak berhasil Mulan akan merutuki dirinya sendiri hingga hari esok datang.

Mulan memasang wajah lesu dengan bibir melengkung kebawah, "yah, padahal gue sendirian disini nggak ada yang nemenin." Pungkasnya sembari menundukkan pandangannya.

"E-eh, jangan sedih. Gue pasti balik lagi besok harinya, lo tenang aja ya. Gue nggak bakal ninggalin lo sendirian tapi buat nanti malem plis izinin gue ketemu sama Lea. Mau gimanapun Lea pacar gue dan lo cuma temen masa kecil gue Lan," ucap Lino sedikit dengan emosi.

Dengan berat hati Mulan meng-iyakan saja. Setelahnya tangan Mulan terangkat, jarinya mengepal menyisakan jari kelingking yang ia sodorkan tepat di depan wajah Lino yang sedang duduk di pinggir brankar.

"Janji?" suaranya dibuat begitu lembut hingga terkesan menggemaskan.

"Janji!" Lino turut menyodorkan jari kelingkingnya kemudian menautkannya.

Mulan menyunggingkan senyum setelahnya. "Rasain lo Le, pacar lo ada sama gue sekarang!" luasnya dalam hati.

Marselino [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang